"Susu coklat atau strawberry ya?".
Terlihat seorang lelaki berpiercing dan perempuan dengan perut sedikit membesar berdiri di depan rak makanan sebuah swalayan."Ayolahhh cepat sedikit! Pilih aja yang bayimu pengen".
Ucap Kenzo sebal karna terlalu lama menunggu Rara dan lebih kesalnya lagi Rara memutuskan memilih susu coklat dan strawberry itu. Kemudian tersenyum kecil. Setidaknya untuk saat ini Rara mulai bangkit dari keterpurukannya semenjak kehadiran seorang anak yang masih dalam kandungan.Bagi Rara anak ini adalah hadiah peninggalan dari Lian untuknya. Rara memang merindukan Lian namun gadis itu juga tidak mau menyakiti anak yang masih dalam kandungan jika ia terus menerus menangisi Lian.
"Kenapa kau marah? Sebelumnya Lian tidak pernah marah jika aku seperti ini".
Kenzo menghembuskan napas kesalnya mendengar rengekan Rara. Dengan lembut Kenzo memeluk adiknya dengan penuh kasih sayang. Hal ini bisa dianggap maklum karna wanita akan menjadi sensitif di masa kehamilannya."Sudah ya, gue nggak marah dan lo juga udah pilih dua-duanya kan".
Ucap Kenzo menepuk pelan punggung Rara. Gadis itu tersenyum sambil menyeka air matanya."Pulang yuk. Mami nelfon katanya ada Mozza dirumah".
"Mozza? Ayo pulang".
Ucap Rara kegirangan. Kenzo tersenyum kecil sambil menuntun adiknya masuk kedalam mobil dengan hati-hati.😈😈😈
"Sekolah jadi sepi sejak lo nggak sekolah lagi". Ucap Mozza sedikit ragu-ragu takut membuat Rara kembali sedih.
"Aku juga rindu, disana banyak kenangan antara aku dan Lian. Tapi aku juga nggak bisa sekolah dalam keadaan seperti ini kan?".
Ucap Rara sambil memakan beberapa camilan yang dibawa Mozza untuknya."Emang sih tapi ya jangan makan terus".
"Kenapa? Ini kemauan anakku tahu".
Ucap Rara sedikit kesal melihat Mozza yang malah tertawa ketika melihat mata Rara yang mulai berkaca-kaca.
"Aku bercanda makanlah sepuasnya. Bayimu akan sehat".
"Tanpa kau perintah pun aku akan tetap makan bodoh".
Ejek Rara menjulurkan lidah pada Mozza.
"Aku menggantikan posisi Lian disekolah. Dan kami semua tetap menunggu bagaimana kabar Lian".
Mendengar ucapan Mozza, Rara hanya tersenyum pahit mengetahui Lian yang sangat dicintai teman-temannya."Moz? Kalau seandainya Lian pergi apa dia bisa melihat kelahiran anaknya nanti?".
Ucap Rara menggigit bibir bawahnya mengusir rasa perih yang memenuhi hatinya."Pastilah! Berandal itu dari dulu berharap kau hamil. Dan dia akan bahagia walau nantinya dunia kalian berbeda".
Ucap Mozza tersenyum lembut berusaha menyemangati kekasih sahabatnya yang entah bagaimana keadaannya.😈😈😈
Lian menatap kosong langit-langit kamar rumah sakit. Sambil sesekali menatap wajah lelah Liana yang tidur disampingnya.
Lian menutup matanya berfikir bagaimana bisa ia melewati masa kritis yang hampir membunuhnya. Berpikir bagaimana bisa ia tak sadarkan diri selama berbulan-bulan. Dan berpikir bagaimana kabar kekasih cantiknya yang pasti sangat terpukul mendengar kabar tentangnya."Kau bangun? Bagaimana keadaanmu?".
Lian membuang muka saat Liana tiba-tiba bangun dan bertanya padanya."Baik".
Jawab Lian malas menanggapi ucapan wanita yang selama ini menelantarkannya.
"Kau mau sesuatu?".
"Hentikan omong kosongmu! Kau bilang aku anak pembawa sial kan? Jadi menjauhlah dariku".Hati Liana sakit setelah melihat anaknya tak mau memaafkannya. Liana tak sanggup jika Lian membencinya. Bahkan saat itu Liana hampir gila mengingat ia yang tega menembak Lian. Perasaan gagal menjadi seorang ibu terus saja menghantui saat Lian kritis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Handsome Boy
Romance(Tamat) bagaimana jika seorang berandal tampan mencintai seorang gadis polos yang bahkan takut jika bersamanya?