bonus 1

7.9K 267 26
                                    

Warning!!! Banyak adegan 18+ nya bagi pembaca yang belum cukup umur atau kalian yang tidak kuat iman sebaiknya jangan dibaca ya😆😆😆



Rara berdiri didepan meja rias kamar barunya dengan Lian. Memandangi polesan diwajah cantiknya dan balutan gaun putih yang ia pakai saat resepsi pernikahan. Lian datang melemparkan jas hitamnya ke ranjang kemudian berjalan dan memeluk Rara dari belakang.

"Aku baru tahu setelah menikah kau jadi semakin cantik sayang".
Gumam Lian saat Rara menghadap kearahnya dan mengalungkan kedua tangan di leher lian.

Cupppppp

Lian mencium dahi, pipi dan bibir merah Rara dengan penuh cinta. Lelaki yang baru memasang piercing pada bibir bawahnya itu terlalu bahagia karena Rara menjadi miliknya selamanya. Rara tak tinggal diam, ia semakin mengeratkan pelukannya dileher Lian dan memperdalam ciuman mereka.

"Hnmhh....ahhh".
Lenguh Rara saat Lian memasukkan lidahnya kemulut Rara dan membelit lidah Rara dengan ganas. Perlahan namun pasti Lian menggiring tubuh Rara ke ranjang pengantin mereka. Ciuman Lian kemudian turun ke leher Rara, memberikan kissmark pada leher mulus Rara yang sudah pasti membuat Rara mendesah tak karuan, desahan yang akan membuat Lian semakin bersemangat dalam melancarkan aksi iya-iya nya. Tanpa sadar Rara menjerit saat Lian menindihnya.

"Ada apa sayang? Apa lumatanku terlalu kasar?".
Tanya Lian cemas segera bangkit dari acara menindih tubuh Rara.

"Aku hanya terkejut kau menindih perutku". Ucap Rara kikuk tak tega mengingatkan Lian bahwa Rara sedang hamil dan terdengar dengusan napas panjang milik Lian.

"Kau mau kemana?".
Tanya Rara saat Lian bangkit menjauhinya.

"Aku akan memuaskan nafsuku dikamar mandi sayang".
Lian nyengir sesekali menggaruk tengkuknya yang memang tidak pernah gatal.

"Hmm kalau kau mau kau boleh melakukannya".
Ucap Rara ragu sambil memeluk Lian. Lian tersenyum, ditatapnya mata Rara dengan penuh cinta kemudian berkata "aku tidak mau menyakiti kalian bertiga. Akan kulakukan semuanya yang perting kalian baik-baik aja".

Rara tersenyum bahagia memiliki suami baik dan pengertian seperti Lian. Mungkin sampai kelahiran sikembar mereka hanya akan melakukan ciuman dan dekapan saja karena Lian benar-benar menepati janjinya untuk tidak menyentuh Rara lebih jauh lagi.

"Liyang".
Rengek Rara yang mulai mengguncang lemah tubuh Lian yang terlelap disampingnya.

"Ada apa sayang?".
Tanya Lian dengan mata terpejam dan sesekali menguap.

"Aku ingin pisang".

"Kau boleh memakannya sekarang".
Seketika Rara menjambak rambut Lian saat dengan tidak elite nya Lian malah mengendorkan celana pendek boxernya.

"Aku ingin buah pisang bodoh".
Cibir Rara kesal yang langsung membuat Lian terkekeh. Dengan sangat terpaksa Lian membuka mata dan berjalan tersendat-sendat keluar rumah melaksanakan tugas khusus dari bumil setelah mengecup singkat dahi Rara. Setelah sekian lama saat pukul 2 pagi barulah Lian kembali dengan membawa kantong plastik berisi buah pisang.

"Ini terlalu banyak Lian".
Ucap Rara memilah pisang yang dibawa Lian. Berandal yang mengaku bertaubat itu hanya diam tidur dipangkuan dibawah perut Rara.

"Aku borong semuanya untukmu sayang agar si kembar tak kelaparan".
Ucap Lian setelah mendongakkan kepala dan memeluk perut Rara yang semakin membesar. Usia kandungan Rara sudah berjalan 6 bulan dan itu membuat Lian semakin memperketat penjagaan. Dan saat Lian bekerja diperusahaan keluarganya atau saat kuliah, ia menyewa beberapa penjaga untuk mengawasi Rara. Bahkan saat Rara buang angin atau tanpa sengaja mendaratkan bokong terlalu keras diatas ranjang, Lian akan langsung menelpon Dokter spesialis untuk memeriksa keadaan Rara.

Crazy Handsome BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang