putus

10.1K 351 37
                                    

Putus?

Satu kata itu yang sedari tadi terngiang di telinga Lian.

'Dia bercanda kan?'
Gumam Lian yang ingin sekali membenturkan kepalanya ke tembok hanya untuk memastikan bahwa dia sedang bermimpi atau berhalusinasi. Sesekali Lian menatap kosong ponsel baru nya berharap Rara akan memberitahu bahwa ia sedang bercanda. Namun nyatanya sedari tadi tidak ada panggilan masuk ke ponselnya. Kenyataan ini menampar Seorang Brilian bahwa yang ia dengar dari kekasihnya adalah nyata bukan hanya sekedar candaan. Hanya butuh beberapa menit untuk sampai di kediaman Rara karena Lian mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh. Sesaat Lian mengambil napas dalam-dalam kemudian mulai mengetuk pintu.

"Ngapain lo tengah malem kesini?".
Tanya seorang cowok cantik yang tidak lain adalah Kenzo. Cowok blasteran Indonesia Korea itu terlihat marah karena Lian membangunkannya di tengah malam.

"Sorry Ken aku ganggu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sorry Ken aku ganggu".
Kata Lian sambil menggaruk tengkuknya yang baik baik aja.

"Udah deh kalo apel besok aja".
Kata Kenzo sambil menutup pintu dan dengan sigap segera ditahan oleh Lian.

"Ijinin aku masuk ya aku nggak tau apa salahku sampai Rara minta putus".
Rengek Lian tanpa memerdulikan harga dirinya yang saat ini jatuh di tangan Kenzo. Sedangkan cowok cantik itu segera memicingkan matanya berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini Lian bukan makhluk jadi-jadian yang datang ditengah malam. Sesaat mata Lian berkilat emosi dan memandang Kenzo tajam dengan tatapan
'jangan menghalangiku atau aku akan marah'

"Oke tapi bajulo basah! Mami papi nggak ada".
Ucap Kenzo seakan mengerti suara hati Lian.

"Tapi aku cuma pakek kaos oblong".
Gumam Lian mendadak polos bak seorang anak yang sedang memohon pada mamanya. Lian mendengus kesal terpaksa melepas jaketnya dan memperlihatkan otot kekar di lengannya karena Kenzo tidak mau mempersilahkan Lian masuk sebelum melepas jaket.

Perlahan tapi pasti Lian melangkah ragu menaiki tangga menuju kamar Rara.

"Rara aku mencintaimu".
Rara menatap curiga pintu kamarnya yang masih tertutup rapat. Ia ingat betul siapa pemilik suara itu.

"Gue halu ya".
Gumam Rara kembali menonton film kesukaannya.

Ceklekkk

Tubuh Rara seketika menegang setelah seseorang membuka pintu kamarnya dan menampilkan seorang Lian yang sedang berdiri di hadapannya.

Kedip kedip kedip
dan Lian masih berdiri dihadapannya. Rara menghela napas berat.

"Aku kira kau sedang menangis frustasi sayang".
Ucap Lian mengusap lembut pipi Rara.

'Menangis? Yang ada gue girang parah!'

"Kenapa kau memutuskan ku sayang?".
Tanya Lian setelah duduk disamping Rara tapi gadis itu masih enggan menatapnya.

Crazy Handsome BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang