Lian membuka matanya terpaksa saat sinar matahari masuk kekamarnya, bahkan berandal tampan itu dapat merasakan bola matanya yang memanas akibat ulah makhluk astral yang berdiri disamping tirai kamarnya. Benar saja, saat ini sesosok lelaki lain dengan wajah idiot, tengah bersandar di samping tirai sambil menatap tubuh Lian yang bertelanjang dada.
"Tutup tirainya goblok! Nanti aku gosong". Teriak Lian sembari menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya. Bukannya menuruti perintah Lian, Morgan malah membuka lebar-lebar tirai itu seakan sedang memancing emosi Lian.
"Lo bukan vampire yang kebakar karna matahari".
Kata Morgan sambil nyengir, mengejek kembarannya yang mengamuk hanya karna sinar matahari masuk kedalam kamarnya."Damn! Kenapa kau selalu sok manis dirumah?!".
Bentak Lian tak tahan lagi melihat tingkah Morgan yang terus menerus memainkan tirai gorden. *buka tutup buka tutup emang minta ditampol tuh bocah-_-"Karena disekolah gue gabisa deket sama lo". Ujar Morgan sambil terkekeh.
"Kenapa?". Tanya Morgan sembari berhenti memainkan tirai dan Lian malah memalingkan wajahnya dari Morgan.
Kringgggg kringggggg
Tak tanggung-tanggung aksi mulia Morgan berlanjut ke sebuah alarm yang dinyalakan sangat keras tepat di telinga Lian, membuat berandal itu mengerang geram bahkan sampai menendang Morgan."Aw".
Singkat, padat, dan jelas itulah rintihan dari seorang Morgan saat tubuhnya jatuh tersungkur ke lantai."Keluar!". Bentak Lian sambil membenarkan posisi tidurnya.
"Tatto lo bagus, boleh di plagiat kan?".
Tanya Morgan sembari merebahkan tubuhnya disamping Lian."Coba aja kalau kau mau mati ditanganku". Gumam Lian pelan setelah membuka selimut yang menutupi seluruh tubuhnya dannn
Brukkkkk
Dengan sekali tendangan lagi-lagi Morgan sudah tersungkur ke lantai."Minggir bodoh, ini tempat Rara".
Ucap Lian sambil mengusap-ngusap tempat yang semula ditempati Morgan."Cuma mau ngasih tahu, ada mama dibawah". Kata Morgan bangkit kemudian melangkahkan kaki keluar.
"Mama? Pulang?". Gumam Lian kemudian berlari setelah puas menginjak kaki Morgan yang membuat empunya kembali mengerang kesakitan.
"Mama". Sapa Lian girang setelah berlari menuruni anak tangga dan menghampiri seorang wanita yang mungkin tidak pantas dianggap sebagai ibu bagi Lian. Dia adalah Liana seorang wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik. Tak berlangsung lama, aksi Lian terhenti saat Liana memberi isyarat agar Lian tidak semakin mendekatinya.
Anak itu menunduk, lagi lagi mamanya tak adil padanya."Mama kapan sampe?". Tanya Lian tetap dengan wajah bahagia sedangkan Morgan hanya diam mematung dibelakang Lian.
"Mama pikir kamu pindah sama papamu mangkanya mama kesini".
Ucap Liana dingin dengan senyum sinisnya."Jadi kalau mama tau Lian disini, mama nggak akan kesini?".
Kini giliran Morgan yang bersuara dan langsung diberi jawaban oleh Liana berupa anggukan dengan senyum cantik diwajahnya. Lian menghela napas berat. Lagi lagi seperti ini. Lagi lagi mamanya melupakan dirinya. Sekalipun Lian tidak pernah diperhatikan mamanya dan entah apa penyebabnya Lian juga tidak tahu. Yang Lian tahu Liana adalah orang yang melahirkannya namun nyatanya seakan hanya Morgan disini yang dianggap sebagai anak bagi Liana."Lian naik dulu". Kata Lian dengan senyum tulusnya.
"Lian". Langkah Lian terhenti saat Liana memanggilnya. Lian menoleh menatap Liana dengan mata penasaran. Ini pertama kalinya Liana memanggil Lian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Handsome Boy
Romance(Tamat) bagaimana jika seorang berandal tampan mencintai seorang gadis polos yang bahkan takut jika bersamanya?