Butuh beberapa detik untuk Wonwoo sadar bahwa dia telah jatuh menelungkup ke seberang jalan. Timbul rasa nyeri di daerah perutnya karena bergesekan dengan aspal trotoar. Dia pun membuka mata dan segera bangkit. Pandangan Wonwoo mengedar ke segala arah, dan mata laki-laki itu membelalak ketika menoleh ke arah utara. Betapa terkejutnya dia begitu melihat pemandangan yang mengenaskan tersaji di seberang jalan. Im Changkyun, pemuda itu terkujur lemah di bahu jalan dengan darah yang mengucur di seluruh tubuh. Beberapa ratus meter dari tubuhnya, truk besar yang menjadi tersangka justru tetap melaju dengan kecepatan tinggi.
Wonwoo gemetaran. Ternyata Changkyun yang mendorongnya sampai jatuh ke seberang jalan. Lelaki bermarga Im itu mengorbankan diri sendiri demi menyelamatkan Wonwoo dari tabrak lari barusan. Langsung saja, Wonwoo berlari menyebrangi jalan untuk menghampiri Changkyun. Dia mengangkat kepala Changkyun yang berlumuran darah, lalu menopangnya di pangkuan. Wonwoo berusaha mengembalikan kesadaran pemuda itu meski dirasa sangat mustahil.
"Changkyun! Bertahanlah, aku akan panggil ambulans!" seru Wonwoo dilanda panik.
Changkyun merespon. Dia menoleh ke arah Wonwoo. Mata pemuda itu sangat sayu dan napasnya juga pendek-pendek. Wonwoo semakin panik, dengan susah payah tangannya mengetik nomor ambulans di ponsel dan hendak menekan tombol memanggil. Tapi, aksinya itu ditahan Changkyun. Pemuda bermarga Im menggeleng lemah, lalu satu tangannya bergerak mengambil liontin perak di saku celana. Changkyun memberikan liontin itu kepada Wonwoo.
"Tolong... berikan ini pada Sera di hari ulang tahunnya..." lirih Changkyun. "Jaga dia baik-baik dan katakan... bahwa aku menyukainya..."
Kedua mata Changkyun perlahan menutup, bersamaan dengan hilangnya irama napas di dada laki-laki itu. Wonwoo mematung seketika. Tubuh lelaki bermarga Jeon itu gemetaran, kedua matanya tak berkedip menatap aliran darah Changkyun yang tidak kunjung berhenti. Tak lama kemudian, jeritan histeris dari Sera, Im Taeho, dan Sekretaris Han terdengar saat mereka bertiga baru saja keluar dari pintu rumah.
***
Sulit dipercaya, Im Changkyun meninggal di tempat sebelum sempat dibawa ke rumah sakit. Kecelakaan itu telah merenggut nyawanya hanya karena niat mulia si pemuda Im untuk menyelamatkan Wonwoo. Changkyun bahkan menolong Wonwoo tanpa memikirkan penyakit lupus yang dideritanya. Satu kenyataan itu bagai menghantam hati Wonwoo, membuat laki-laki itu benar-benar terguncang atas kematian Im Changkyun. Dia memang sudah berupaya menghubungi polisi untuk menyelidiki kasus tabrak lari tersebut–meski sampai sekarang belum ada kabar. Tapi tetap saja, rasa bersalah masih menyelimuti dirinya.
Di sinilah Wonwoo berada sekarang, di tempat peristirahatan terakhir seorang Im Changkyun. Pemakaman laki-laki itu berlangsung di lahan kubur kota Seoul, dihadiri oleh sahabat-sahabat Changkyun, tetangga lamanya, rekan-rekan Im Taeho, serta Wonwoo dan juga Sera. Tangis pilu mengiringi prosesi pemakaman, bahkan saat jenazah Changkyun sudah menyatu dengan tanah, tangis mereka belum juga reda. Langit sore di hari itupun tiba-tiba kedatangan awan berwarna abu-abu gelap, seakan yang di atas ikut juga berkabung. Kematian pemuda itu terlalu mendadak hingga meninggalkan luka mendalam bagi orang-orang terdekatnya, terutama Im Taeho dan Hong Sera.
Wonwoo melihat Im Taeho terus menangis di kursi rodanya, menatap batu nisan sang putra dengan penuh kesedihan. Sera juga sama, dia terlihat benar-benar terpukul. Tubuh perempuan itu bergetar hebat ketika menabur kembang di gundukan tanah makam Changkyun. Air matanya nyaris tak berhenti dari kemarin, saat mendapati Changkyun sudah tak bernyawa di pangkuan Wonwoo. Sungguh, pemandangan di depannya ini semakin membuat si pemuda Jeon menyalahi diri sendiri. Maafkan aku, Im Changkyun. Semua ini salahku. Maafkan aku, batin Wonwoo.
Wonwoo memang tidak menangis, tapi dari raut wajahnya, bisa kita pastikan bahwa dialah yang paling menderita. Dia terus menundukkan kepala, melihat liontin perak di genggamannya dengan perasaan bercampur aduk. Benda itu peninggalan terakhir Changkyun, dan dia yang dipercaya untuk memberikannya kepada Sera. Entah mengapa, Wonwoo seakan menanggung dosa besar setiap melihat benda tersebut.
![](https://img.wattpad.com/cover/95308722-288-k485696.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
#1 WONWOO ✔
Fanfic(Diamond Boys series pt. 1) [18+] Situs Pann milik Korea Selatan sedang marak memperbincangkan beberapa laki-laki 'non-public figure' asal kota Seoul yang diidamkan oleh banyak orang. Kumpulan laki-laki ini diberi nama 'diamond boy', dimana setiap h...