6

8.3K 968 28
                                        

"Sera, mau berangkat kerja?"

Sera yang hendak menaiki sepeda usangnya, terpaksa menghentikan langkah karena Changkyun menghardiknya. "I-Iya, Oppa. Kenapa?"

Changkyun menatap perempuan itu dengan mengerutkan kening. "Hari ini biar kuantar. Tempat kerjamu itu jauh, kan?"

"Tidak usah, Oppa! Kulitmu 'kan—"

"Kali ini jangan membantah!"

Sera cukup ngeri mendengar ancaman dari suara rendah Changkyun itu. Dia merasa terintimidasi. "E-Eh, baiklah..."

Changkyun tersenyum penuh kemenangan. Dia segera bersiap-siap, menggunakan masker, jaket tebal sampai seleher, sepatu boot, serta sarung tangan abu-abu. Changkyun mengambil kunci dan mulai memanaskan motornya. Setelah mengenakan helm, Changkyun melempar satu helm hitam butut ke arah Sera. Menyuruh perempuan itu untuk segera memakainya. "Kenapa hari ini tidak bolos saja? Seragammu belum benar-benar kering, kan?" tanya Changkyun.

"Tenang saja, seragam ini sudah lumayan kering. Tinggal dikeringkan lagi di toilet, beres."

Changkyun berdecih. "Sialan sekali anak kecil itu! Bisa-bisanya muntah di bagian dada sampai rok seragammu! Makan apa dia, sih!?"

Sera hanya bisa tersenyum tipis. Ya, dirinya berbohong kepada Changkyun. Dia mengatakan bahwa kemarin seragamnya kotor karena terkena muntahan anak kecil. Padahal, itu sesungguhnya adalah muntahan seorang laki-laki berumur 20 tahun yang sedang mabuk. "Sudahlah, Oppa. Namanya juga anak kecil." sahut Sera seraya duduk di belakang Changkyun dan segera memeluk pinggang laki-laki itu dari belakang–agar tidak jatuh sewaktu berkendara nanti.

Dia sudah siap pergi ke tempat kerja dengan motor tua tersebut, membuat Changkyun tersenyum geli karena posisi mereka sekarang. "Siap?"

"Tunggu, Ayah bagaimana?"

"Ayah sedang tidur, tidak usah khawatirkan Ayah."

"Baiklah! Kalau begitu, aku siap!"

"Kita berangkat!"

Singkat cerita, Changkyun mengendarai motor itu menuju tempat kerja Sera yang letaknya sangat-sangat jauh dari rumah mereka.

***

Wonwoo mondar-mandir di lobby gedung apartemennya. Tangan kanan Wonwoo sudah membawa segenggam uang yang masing-masing lembar bernominal 100.000 won. Kedua mata sipitnya menatap tajam ke arah jalanan, seolah memancarkan kemarahan yang sekarang dia rasakan. Wajah Wonwoo benar-benar tertekuk, mengeluarkan aura dingin kepada siapa saja yang berpapasan dengan laki-laki itu. Dia sebenarnya sedang menunggu kedatangan Sera, tidak sabar untuk membuat perempuan itu menyesal atas apa yang dilakukannya semalam. Dia berani membuatku seolah mengemis perhatiannya, sekarang dia akan tahu akibatnya!, begitu gerutu Wonwoo dalam hati. Dia memang berniat melakukan sesuatu pads Sera untuk membuat perempuan itu jera, entah apa yang Wonwoo rencanakan hari ini.

Selang beberapa menit dia menunggu, orang yang ditunggu-tunggu akhirnya datang. Terlihat sosok Sera yang sedang berjalan menuju lobby dengan seragam cleaning service-nya. Sebelum perempuan itu mencapai pintu masuk, Wonwoo sudah lebih dulu menghampirinya. Laki-laki itu setengah berlari dan segera menghadang Sera di teras depan gedung. Sera terkejut setengah mati dibuatnya. "Tuan Jeon!?" seru Sera tercekat.

Sebelum Sera berkata lebih banyak lagi, Wonwoo buru-buru menarik tangannya dan membawa perempuan itu ke tempat yang lebih sepi, yakni taman kecil di dekat teras gedung apartemen. Mereka kini saling bertatapan. Wonwoo tidak berkata apa-apa, dia hanya menatap Sera dengan tatapan tajam. Tentu Sera jadi bergidik ngeri. "Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya Sera takut-takut.

#1 WONWOO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang