Sera menutup mulutnya dengan kedua tangan. Dia kaget setengah mati setelah mendengar semua cerita dari sudut pandang Wonwoo itu. Tidak mungkin! Jeon Jaehyuk, CEO agensinya dulu, pria yang selalu dia hormati karena kebijaksanaan beliau, ternyata tega melakukan perbuatan tercela yang membuat anaknya sendiri terluka. Sera juga tak percaya bahwa selama ini Wonwoo menanggung beban psikis yang sangat berat. Laki-laki itu terluka, terpuruk, bahkan kehilangan jati dirinya akibat trauma yang dibuat oleh sang ayah kandung.
"Jeon-Jeonsan..." ujar Sera tercekat.
Wonwoo tersenyum pahit sambil tetap menundukkan kepala. "Sungguh, aku benar-benar tidak ingin punya ayah seperti dia!" tukas laki-laki itu. "Aku yakin, sekarang dia tidak peduli dengan keadaan ibuku yang sudah sangat kritis! Dia pasti sedang bermain wanita di Dubai! Aku bisa jamin itu!"
"Jeonsan, kau—"
Tiba-tiba Wonwoo mengacak rambutnya sendiri. "Aku memang bodoh! Harusnya aku tidak usah kabur dari rumah, merusak diriku perlahan hanya untuk melupakan kejadian waktu itu! Harusnya aku tetap di rumah untuk menjaga ibu dan Bohyuk! Aku memang pecundang! Aku pengecut!" kecamnya.
Hati Sera seakan nyeri melihat keadaan Wonwoo saat ini. Laki-laki yang selalu terlihat dingin, tegas, dan berekspressi datar itu kini terlihat menyedihkan. Bisa dia rasakan bahwa Wonwoo tengah menutupi jeritan hatinya sendiri. Laki-laki itu menangis di dalam sana, merasa tidak bisa lagi menanggung semua beban, memerlukan pertolongan seseorang untuk membantunya memikul beban tersebut. Tanpa disadari, airmata Sera jatuh perlahan. Wonwoo terkesiap ketika mendengar isakan tangis sang kekasih. Dia mendongak dan mendapati kedua netra Sera sudah berlinang airmata.
"S-Sera, kau menangis?.."
Sera tak menjawab, dia hanya menatap Wonwoo sambil menangis pilu. Perempuan itu menarik satu tangan Wonwoo, mendekap wajah laki-laki itu di dada, dan memeluk lehernya sangat erat. "Tolong jangan ditahan lagi, Jeonsan! Silahkan keluarkan semua yang membuat hatimu sakit, aku siap membantu menanggungnya."
Wonwoo tak dapat menyembunyikan keterkejutannya. Kata-kata Sera barusan, mirip dengan kata-kata yang pernah dia lontarkan sewaktu mereka berdua kabur dari Octagon Club. Perlahan tapi pasti, Wonwoo berhasil terinduksi oleh perkataan Sera. Airmata yang ditahan laki-laki itu sedaritadi mengalir deras di pelupuk mata. Wonwoo terisak perlahan, makin menyurukkan kepalanya di dada Sera sambil memeluk erat tubuh perempuan itu.
"Sera... aku harus bagaimana sekarang..." racau Wonwoo tak jelas.
Laki-laki itu tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Dia memperlihatkan seluruh kehancuran dirinya di depan sang kekasih. Wonwoo menangis, sukses membuat hati Sera semakin sesak karena mendengar tangisannya. Perempuan itu tak berkomentar apa-apa. Dia justru mengeratkan pelukannya pada Wonwoo, mengelus rambut sang lelaki dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Wonwoo. Tidak peduli seberapa basah blouse-nya sekarang akibat tangisan Wonwoo, Sera tetap merengkuh Wonwoo dan berusaha menenangkannya. Mereka cukup lama menangis dalam posisi demikian sampai akhirnya tangisan Wonwoo mulai mereda. Sera kemudian merenggangkan pelukan mereka berdua, membuat Wonwoo menatapnya dengan bingung.
"S-Sera?.."
Sera tersenyum tipis. Dia menghapus airmatanya sendiri, lalu beralih menghapus airmata di pelupuk mata Wonwoo. Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Sera menarik tangan Wonwoo untuk berdiri dan mengajaknya ke kamar perempuan itu. Wonwoo bertanya-tanya, namun dia enggan mengutarakan kebingungannya pada Sera. Begitu pintu kamar terkunci, Sera mendorong pelan tubuh Wonwoo hingga dia terduduk di tepi ranjang. Perempuan itu masih mengulas senyum tipis kepada sang kekasih. Perlahan, kedua tangan Sera bergerak melepaskan pakaiannya sendiri.
Wonwoo membulatkan mata. "Tu-Tunggu—"
"Aku tidak bisa berhenti." potong Sera.
Perempuan itu benar-benar telanjang sekarang. Sera lalu menghampiri Wonwoo yang masih tercengang melihat tingkah laku sang kekasih. Dia duduk di pangkuan laki-laki itu, mengelus pelan rahang tegas Wonwoo sambil sesekali mengusap rambut gelapnya lagi. "Kita berdua sama-sama punya kenangan yang pahit, Jeonsan." ujar Sera pelan. "Tapi, aku sangat yakin, luka yang kita alami itu akan membuat kita semakin kuat di kemudian hari."

KAMU SEDANG MEMBACA
#1 WONWOO ✔
Fanfiction(Diamond Boys series pt. 1) [18+] Situs Pann milik Korea Selatan sedang marak memperbincangkan beberapa laki-laki 'non-public figure' asal kota Seoul yang diidamkan oleh banyak orang. Kumpulan laki-laki ini diberi nama 'diamond boy', dimana setiap h...