19

5.9K 643 19
                                        

Sera terbangun keesokan harinya. Kedua mata perempuan itu perih, mungkin efek dari tangisannya selama beberapa hari terakhir. Perut Sera juga terasa sangat sakit karena kemarin tidak makan sama sekali. Dia berusaha bangkit dari tempat tidur, matanya memicing begitu sadar bahwa dirinya masih berada di kamar Wonwoo. Sera merasakan tangan kanannya memegang sesuatu, yaitu sebuah liontin perak sederhana. Dia kembali teringat apa yang sudah terjadi kemarin. Jeon Wonwoo, kekasihnya itu menyalahi diri sendiri atas kematian Changkyun. Semalam, laki-laki itu menangis. Kentara sekali bahwa dia sangat tersiksa oleh perasaan bersalah. Sera juga ingat bagaimana perlakuannya kepada Wonwoo semalam, dan perempuan itu jadi merutuki diri sendiri. Mengapa kemarin dia begitu emosional? Suasana berkabung membuatnya justru memojokkan Wonwoo, bersikap seolah Wonwoo memang bersalah hingga laki-laki itu frustasi sendiri. Sera harus segera mencari Wonwoo.

Langsung saja, perempuan itu pun bergegas keluar kamar. Pandangan Sera mengedar mencari keberadaan Wonwoo di apartemennya yang sunyi, dan dia berhasil menemukan kekasihnya yang sedang tidur di meja makan. Sera sedikit lega–setidaknya Wonwoo tidak pergi kemana-mana. Dia lalu mendekati meja makan untuk menghampiri Wonwoo. Diperhatikannya wajah damai sang kekasih, sebelum membelai rambut gelapnya yang terasa halus. Sera melihat kedua mata Wonwoo sembab, wajah laki-laki itu tertekuk. Hati Sera seolah tersayat, bisa-bisanya dia membuat kekasihnya jadi begini.

Tepat di atas meja makan, terdapat pula sebuah buket bunga mawar yang masih segar, juga kue red velvet bertuliskan 'Selamat Ulang Tahun, Sera', serta satu kotak berwarna merah jambu yang sudah terbuka. Di dalam kotak itu ada sepasang anting mutiara hitam yang indah dan sepertinya sangat mahal. Sera mematung, mungkinkah ini semua hadiah yang Wonwoo persiapkan untuk dirinya? Tak sampai di situ, ada pula sepucuk surat yang tergeletak di dekat kue red velvet. Sera segera mengambilnya dan membaca isi surat tersebut dalam hati. Ini khas tulisan dari tangan Wonwoo.

'Selamat ulang tahun, Hong Sera. Maaf karena tahun ini dan tahun sebelumnya aku gagal membuatmu bahagia di hari ulang tahunmu. Aku sangat menyesal, tapi aku berjanji suatu saat nanti aku akan menebus kesalahanku ini. Aku mencintaimu, selalu.

—Jeon Wonwoo, pacarmu yang selalu mengecewakan.'

Airmata Sera menetes lagi. Dadanya terasa sesak setelah membaca surat dari Wonwoo. Dirinya sudah kejam sekali terhadap laki-laki itu. Wonwoo sangat terpuruk, betapa malang nasibnya.

***

Wonwoo membuka mata perlahan. Dia menegakkan kepalanya dari meja, sedikit mengaduh karena rasa sakit di tulang punggung serta lehernya yang kram–akibat tidur dalam posisi yang salah di meja makan. Laki-laki itu terfokus pada meja makannya yang kini dalam keadaan bersih. Dia jadi heran sendiri, perasaan kemarin hadiah-hadiah untuk Sera masih ada di sana. Kemana perginya?

"Jeonsan sudah bangun?"

Wonwoo dikejutkan oleh tepukan di bahunya. Laki-laki itu segera menoleh ke samping, mendapati Sera yang tersenyum sumringah kepadanya. "S-Sera?"

Sera mengecup pipi Wonwoo, lalu mengacak pelan rambutnya. "Terimakasih banyak, Jeonsan! Kau memberiku hadiah yang indah sekali!" ujar Sera seraya memeluk leher Wonwoo dari samping.

Wonwoo diam saja, dia bingung harus merespon apa. Matanya menelisik ke sekitar mereka, dimana semua hadiah-hadiah yang dia persiapkan untuk Sera sudah dikemas dalam satu tas plastik besar, ditaruh di sofa ruang tamu. Sedangkan kue red velvet-nya berada di meja dekat kulkas dapur dalam keadaan sudah dipotong rata. Kedua alis laki-laki itu mengerut. Wonwoo masih tak berkutik ketika Sera kini menyiapkan sup jagung buatannya di atas meja makan. Perempuan itu terlihat bersemangat pagi ini, namun justru membuat Wonwoo resah. Dia menatap sup di hadapannya dengan perasaan bercampur aduk, meski aromanya sudah memanggil sang lidah untuk mencicipi.

#1 WONWOO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang