4

13.1K 1.6K 59
                                    

Vote n komentarnya!!!

Pagi menyambut, Yuda menatap wanita yang menjadi istrinya dengan tatapan geli. Rani tertidur dengan gaya yang aneh. Rambut panjangnya terurainya begitu kusut dengan air yang telah mengering disudut bibirnya. Belum lagi tangan Rani yang saat ini sedang memeluk Yuda tanpa sadar.

Yuda menyenggol tangan Rani mencoba membangunkan Rani. "Ran, Sholat!" ucap Yuda.

Rani mengerang "Mami, Rani lagi pms!" ucap Rani membuat Yuda menggelengkan kepalanya. Sudah sepuluh hari ia menikah dengan wanita yang ada disebelahnya dan jawaban Rani setiap Yuda membangunkannya untuk sholat  Yaitu sama. Rani sedang pms.

Karena kesal Yuda mengangkat tubuh Rani dan membawa Rani ke kamar mandi.  Yuda meletakan Rani di lantai dan ia segera mengunci pintu kamar mandi. Jangan harap jika Rani segera bangun. Wanita itu malah tidur kembali didalam kamar mandi. Yuda membangunkan Yorin dan segera menarik tangan Yorin.

"Mbok Yem, sholatnya izin dulu Mbok" ucap Rani tanpa sadar.

"Ini bukan Mbok Yem, ini Ayah Yorin!" kesal Yuda.

Yorin membuka matanya dan menatap Yuda dengan tatapan takut. Yuda membuka pintu kamar mandi dan memasukkan Yorin dan Rani didalam kamar mandi yang sama. "Ayah benci kebohongan dan kalian berdua harus mendapatkan hukuman!" ucap Yuda mematikan  mengunci pintu kamar mandi dan memati lampu. Ia segera memutuskan mandi di kamar mandi  yang berada di ruang kerjanya dan memutuskan untuk sholat subuh dimasjid.

Didalam kamar mandi, Yorin tersenyum jahil. Ia mengambil sabun deterjen, ia memberikan sedikit air dan mengoleskannya kewajah Rani.

"Salah sendiri lo kebo. Hahaha...mampus lo kulit mulus lo ini kalau akan gatal tapi kalau kulit lo kulit badak mungkin nggak akan apa-apa. tapi kalau kulit sensitip hahaha...mengelupas tu kulit mantan artis hahaha" tawa Yorin meledak.

Yuda sengaja tidak membukakan pintu sampai keduanya berjanji agar tidak akan meninggalkan sholat. Rani membuka matanya karena ia merasakan wajahnya perih. Ia terkejut saat melihat  bajunya basah dan wajah Yorin yang sedang tertawa.

"kenapa gue bisa ada disini?" tanya Rani. "Lo ngapain ngetawai gue?" kesal Rani.

"Aduh perih...hiks...hiks..." Rani menangis karena wajahnya terasa panas dan perih.

Rani segera mengambil air dan membasuh wajahnya. Ia mendekati pintu dan memncoba membukanya. "Dasar bego, pintunya dikunci sama Ayah" jelas Yorin.

Tok...tok..."Buka kak, hiks...hiks...wajah gue panas Kak" teriak Rani.

"Kak..."

Yuda melangkahkan kakinya mendekat  karena mendengar teriakan Rani "Kenapa?" tanya Yuda saat ia berada tepat didepan pintu kamar mandi.

"Buka...panas...wajah Rani panas" teriak Rani.

Yuda melipat kedua tangannya "Janji dulu kalau kamu tidak akan meninggalkan sholat!" ucap Yuda.

"Iya hiks...hiks...gue janji tapi cepat buka pintunya!" pinta Rani.

Yuda membuka pintu dan terkejut melihat wajah Rani yang terlihat sangat merah. Ia menatap tajam Yorin yang menahan tawanya.

Rani berlari menuju kamar. Yuda menatap Yorin tajam "Kamu apakan wajah ibumu?" tanya Yuda penuh amarah.

"Aku kasih deterjen. Aku maskerin di wajah mulusnya itu" ucap Yorin.

Yuda segera masuk kedalam kamarnya dan melihat Rani menangis sesegukkan. "Wajah gue hiks...hiks...panas".

Yuda mendekati Rani dan memegang wajah Rani. "Kak tolong hiks...hiks...wajah Rani sensitip Kak...pasti Yorin ngasih sesuatu ke wajah Rani" adu Rani.

Diktator LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang