8

12.1K 1.7K 50
                                    


Selamat membaca!!!1

Yuda benar-benar telah menghukumnya. Kuku cantik Rani hasil perawatan selama ini dimusnahkan. Yuda meminta Yorin memotongnya dan dengan senang hati Yorin memotong kuku Rani sambil tersenyum setan. Rani menatap kukunya dengan sendu dan saat matanya menatap Yuda yang sedang santai menyeruput kopinya, emosinya memuncak.

Hukuman Yuda bukan hanya membuatnya menghilangkan jejak-jejak sosialita yang ia miliki tapi Rani  diharuskan krusus memasak dan menjahit.

Yori sedang menahan tawanya melihat raut wajah kesal Rani yang sedang menjahit kancing kemeja Yuda yang terlepas. Saat ini ketiganya sedang bersantai di ruang tengah.

"Ayah...sekarang masakan ibu lumayan enak lo yah. Walaupun setiap menggoreng ikan dia akan memakai atribut tempurnya hehehe...." kekeh Yorin mengingat tingkah Rani yang akan memakai tudung saji untuk menutupi wajahnya saat akan membalik ikan yang sedang ia goreng.

Yuda menyunggingkan senyumannya. Udah satu bulan ini Rani bersikap agak kalem... Catat agak kalem. Walaupun beberapa kali pembantu sebelah datang dan marah-marah saat Rani membeli sayuran di pedagang sayur keliling. Entah apa yang dilakukan istrinya itu hingga pembantu-pembantu komplek tidak menyukainya.

Rani meletakan pakaian Yuda yang telah selesai ia perbaiki kancingnya. Ia mendekati Yuda dan mengamit lengan Yuda tanpa canggung membuat Yorin menatapnya jijik ketika Rani menujulurkan lidahnya.

Yuda membiarkan lengannya menjadi sandaran Rani. Ia melihat interaksi antara Yorin dan Rani. Keduanya saling memberikan tatapan tajam namun Yuda tahu keduanya sebenarnya saling menyayangi hanya saja perasaan itu sengaja tidak mereka perlihatkan.

Yorin menyerahkan kertas yang ada ditangannya. "Ayah...besok ada rapat di sekolah Ayah bisa datang?" tanya Yorin.

Yuda menghela napasnya. Besok dia harus ke Surabaya karena ada pertemuan yang harus ia hadiri. "Maaf Yorin Ayah tidak bisa datang" ucap Yuda menatap Yorin dengan tatapan menyesal.

Yorin memaksakan senyumnnya membuat Rani tahu jika anak tirinya ini sangat mengharapkan kehadiran Yuda. Rani tersenyum karena ide dipikirannya mungkin saja disetujui Yuda.

"Hmmm...gimana kalau ibu aja yang datang!" ucapan Rani membuat Yorin segera menggelengkan kepalanya dan itu membuat Rani kecewa.

"Nggak mau!" ucap Yorin menatap Rani dengan tatapan tajam.

"Kenapa nggak mau? aku kan ibumu, walaupun ya...ya...gue ibu tiri tapi gue lumayan baik lo!" ucap Rani mengedipkan kedua matanya membuat Yorin muak.

"Baik? Ngaca dong. Baik...cih...Pokoknya Yorin nggak mau Yah dia ke sekolah Yorin. Yorin malu punya ibu sok ngatris pada hal begonya minta ampun. Artis penuh sensasi" ejek Yorin.

Rani tertawa seolah perkataan Yorin tidak menyakiti hatinya "Hahaha...harusnya kamu bangga dong punya ibu cantik begini" ucap Rani percaya diri. Ia mencoba menutupi rasa kecewanya karena Yorin mengejeknya.

Bagi Rani diejek, dihina dan dikucilkan sudah biasa ia hadapi. Walaupun terluka tapi Rani berusaha tidak memperlihatkannya.

"Aku boleh ya Yah, pergi ke sekolah Yorin" rayu Rani.

Mual gue ngerayu Yuda kayak gini hehehe. Tapi aku kan bosen dirumah. Kalau ke sekolah Yorin kayaknya seru.

"Ogah Yah, Yorin nggak mau titik!" ucap Yorin menatap Rani dengan tatapan sengit penuh permusuhan.

"Biarkan ibumu kesana Yorin!" ucap Yuda tegas membuat Yorin mengkerucutkan bibirnya.

Hahaha kita lihat anak nakal. Apa  kenakalanmu disekolah. Anakku yang cantik ini pasti punya pacar hehehe... Kita lihat sejauh mana pesonamu anak nakal.

Diktator LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang