16

27.5K 2.2K 402
                                    

Udah liburan, sekarang saatnya fokus dan semangat menjalani aktivitas. Maaf ya lama maklum lagi sibuk. Yang cepat up itu karena udah ada stok partnya yang blm di up.

Selamat membaca!!!

Rani pikir Yuda akan berubah dan menjadi suami yang manis sesuai harapannya tapi ternyata ia salah.  Sikap Yuda yang manis ternyata hanya 12 jam saja.  Yuda memang mempekerjakan pembantu untuk membantu Rani tapi Yuda masih tidak mengizinkan Rani pergi ke rumah orang tuanya tanpa dirinya.

"Kak,  please kita ke rumah  Mami ya!" pinta Rani.

Yuda membaca tumpukan berkas yang ada dihadapannya dengan serius.  Ia sama sekali tidak menyimak ucapan Rani.

"Kak...aku kangen tahu sama Mami" teriak Rani.

Yuda menutup berkas yang ia baca dan menatap Rani tajam "kita pergi hari sabtu setelah saya selesai mengajar" ucap Yuda.

Rani menghentakkan kakinya karena kesal "Apa salahnya sih kasih aku mobil biar aku bisa pergi ke rumah mami duluan. Lagian katanya supir itu untuk antar jemput aku".

Yuda menghembuskan napasnya "Ada saat saya akan membiarkanmu pergi ke tempat yang kamu inginkan tapi bukan saat ini!" ucap Yuda.

Rani menundukkan kepalanya.  Sebenarnya ia ingin pergi ke caffe tempat dimana ia dan pacarnya dulu sering bertemu. Tujuan Rani memang ingin bertemu sahabat dan mantan pacarnya.  Rani ingin menjelaskan kepada mereka tentang apa yang terjadi dan ia juga telah memutuskan ingin benar-benar menjadi istri dan ibu yang baik bagi keluarga kecilnya.  Rani merasa hidupnya berarti saat bersama Yorin dan Yuda.  Rani ingin melepaskan karirnya.

Please kak aku hanya ingin menyelesaikan semuanya. 

"Jangan berpikir jika kau bisa pergi  menemui mereka" ucapan Yuda membuat Rani terkejut.  Bagaimana Yuda bisa tahu jika ia ingin menemui mereka.

"Bertemu dengan mereka hanya akan memberi pengaruh buruk padamu.  Tidakkah kau sadar kalau mereka tidak tulus padamu?" ucap Yuda dingin.

"Mereka baik denganku kak dan mereka dulu selalu ada untukku" kesal Rani.

"Itu hanya pikiran bodohmu.  Kalau saja kau tahu mereka... Sudahlah. Pokonya kau harus menuruti peritahku. Perintah suamimu lebih penting dari pada bertemu mereka.  Jika kau melanggar perintahku kau akan menerima hukuman dariku!" ucap Yuda tegas.

"Kak... "  rengek Rani mencoba merayu Yuda agar mengizinkannya pergi.

"Tidak... Kau harusnya mengerti jika aku bilang tidak" ucapan Yuda membuat Rani meneteskan air matanya.  Selama ini tidak ada satu pun orang yang berani berucap kasar padanya.  Papi dan Maminya beserta kedua saudara laki-lakinya selalu memanjakannya.  Bagi keluarganya Rani si bungsu yang  harus diperhatikan dan dimanjakan karena bukan hanya Rani si anak bungsu tapi Rani juga putri satu-satunya di keluarga Handoyo.

***

janji Yuda untuk pergi ke rumah Maminya belum juga terlaksana.  Yuda mendapatkan telepon dari mertuanya jika keduanya sedang berpergian ke Hongkong, membuat Rani menangis  karena kedua orang tuannya tidak mengajaknya.

Saat ini Yorin menahan tawanya melihat mata Rani yang bengkak dengan bibir yang masih bergetar karena baru saja banjir air mata.

"Udah gede cengeng lo" ejek Yorin melempar kulit kuaci yang baru saja ia makan.

"Berisik pergi sana, belajar lo!" kesal Rani.

"Wah... Enak aja lo ya. Ruang TV ini wilayah kekuasaan gue tahu.  Dari dulu sebelum lo nikah sama Ayah gue.  Gue yang punya ini TV" ucap Yorin menatap Rani sinis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Diktator LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang