Rei Garaa

1.2K 77 0
                                    

Konoha 2005

Jam 9 pagi Sakura dan Sasuke siap-siap untuk pergi ke stasiun. Karena hari ini Sakura sudah harus pulang ke Suna.

"Sasuke, bisakah kau ke ruanganku sebentar?" Tanya Obito yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua yang sedang sibuk berkemas.

"Tentu saja ayah". Sasuke pun segera mengikuti Obito ke ruangannya.

"Duduklah dulu nak".

"Ada apa ayah?" Tanya Sasuke penasaran.

"Dari sorot matamu aku sudah dapat melihat, bagaimana ketertarikan mu pada gadis merah muda itu nak". Obito mulai berbicara serius pada Sasuke.

"Ya ayah benar". Sasuke membenarkan apa yang dikatakan oleh ayahnya.

"Hn, pilihanmu tepat Sasuke. Apa kau sudah mengatakan perasaanmu padanya" goda Obito.

"Ehm, ya sampai sekaran belum". Bagaimana Sasuke harus mengucapkannya. Dia merasa baru bertemu. Meskipun Sakura sudah menceritakan semua tentang hidupnya.

"Cepat katakan nak".

"Tunggu-tunggu, kenapa ayah sangat ingin sekali aku mengungkapkan perasaanku padanya" ini aneh, Sasuke bisa membenarkan dengan ketertarikannya pada Sakura. Tapi untuk mengungkapkan. Sepertinya butuh proses.

"Karena ayah ingin kau menjadikan dia istrimu, aku sudah tua Sasuke. Aku ingin menggendong cucu diusia tuaku ini. Hanya dia gadis yang kau bawa ke rumah ini. Dia baik, dia sangat mulia hatinya. Dia gadis yang menyadarkanku bahwa laki-laki dan perempuan itu sama dihadapan Tuhan".

Sasuke masih diam saja. Sebenarnya ingin sekali mengungkapkan perasaannya tapi dia takut kalau perasaannya hanya bertepuk sebelah tangan. Dia takut Sakura tidak memiliki perasaan yang sama seperti dirinya.

Ya meskipun Sasuke telah memiliki Sakura sejak tadi malam. Mengingat apa yang terjadi pada kemarin malam memebuat Sasuke tersenyum sendiri mengingatnya.

"Sepertinya kau bahagia sekali sampai senyum-senyum sendiri Sasuke. Apa yang terjadi tadi malam" tanya Obito dengan tatapan selidik.

Merasa tidak perlu menjawab apa yang terjadi pada dirinya dengan Sakura. Sasuke pun mnegalihkan pembicaraan.
"Ah ayah sepertinya aku dan Sakura bisa terlambat jika terlalu lama di rumah".

"Mengalihkan perhatian eh," sindir Obito.

Belum Sasuke menjawab, Obito sudah menambahkan lagi "ku harap kau mengungkapkan perasaanmu, sebelum kau terlambat Sasuke."

"Pasti ayah aku pasti mengungkapkan perasaanku". Jawab Sasuke dengan mantap.
.
.
.
.

Sementara Sakura dan Rin sedang berbincang-bincang di teras sambil menunggu Sasuke dan Obito yang masih di dalam.

Rin menggengam tangan Sakura. "Nak, jangan lupakan aku dan ayahmu di sini. Kau harus mampir ke sini saat kau ke Konoha. Kau punya ayah dan ibu di sini".

"Pasti ibu, aku pasti akan ke sini lagi, ke rumah ayah dan ibu. Doakan aku ya bu, semoga aku nanti selamat sampai tujuan". Sakura sambil mencium tangan Rin.

"Sungguh aku tidak ingin kau pergi sekarang nak, tapi kau punya rumah yang jauh di sana. Aku malas hanay berdua dengan ayahmu itu"

Sakurapun tertawa mendengarkan ucapan Rin.
Sedang merajauk eh..

"Nak, apa kau punya perasaan pada Sasuke?"

Seketika tawa Sakura terhenti.

"Eh, emmm emmm".

Rin pun berdiri, "tidak usah difikirkan oke, kau tidak perlu menjawab. Karena aku sudah tau jawabannya. Jadi tidak usah malu"

Sakurapun hanya tersenyum dan mengangguk.

SasukeSakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang