Kini Karin duduk di dalam mobil. Dia terlihat cemas, gugup, dan bahagia.
Dia cemas karena dia takut tidak bisa menemukan bukti akurat untuk menunjukkan kebenaran identitas Uciha Sasuke.
Dia gugup berharap bisa bertemu dengan Uciha Obito dan Uciha Rin orang tua Sasuke.
Dia bahagia dia sekarang berada di Konoha menuju rumah Uciha Sasuke.
.Karin melihat alamat rumah yang diberikan Sasuke kemarin dia yakin bahwa alamat ini benar.
Tapi untuk dimana letak rumah Uciha Sasuke dia bingung, di alamat ini hanya tercantum nama desanya saja.
Karin menepuk pundak sopir yang ada di depannya.
"Pak berhentilah dahulu, aku ingin bertanya dulu pada pemuda itu".
sopir pun menepikan mobilnya.
Karin keluar dari mobil dan melambaikan tangannya pada pemuda yang berlawanan arah darinya.
"Hai bisakah kau berhenti?"
Pemuda itu berhenti dan mematikan mesin motornya.
"Ya Nona ada yang bisa aku bantu ?"
"Apakah kau tau rumah Uciha Obito ?"
"Uciha Obito? Sayang sekali nona anda tidak bisa kalau ingin bertemu dengannya."
"Memang kenapa tuan?".
"Tuan Obito sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, sekitar 2 tahun yang lalu".
"astaga, tidak mungkin bagaimana ini, kalau Uciha Rin ?" Karin meremas baju yang ia pakai. Meneteslah air matanya. apa semua ini hanya akan sia-sia saja?
"Nyonya Rin juga sama, beliau sudah meninggal dunia setelah Tuan Obito, maaf nona aku sedang buru-buru. Kau tahu rumah besar itu. Ya itu rumah Tuan Obito dan Nyonya Rin. Anda tinggal lurus dan belok kiri. Kesanalah nyonya tidak apa-apa. Rumah itu terbuka untuk semua orang. Permisi"
Karin diam membeku, dia menangis dia merasa sia-sia saja jauh datang dari Suna.
'Papa, bantu aku'.
Karin memasuki mobil dan melanjutkan perjalannya menuju rumah Uciha Sasuke.
.
.Karin berjalan mendekati gerbang rumah Sasuke. Tidak dikunci dan dia masuk menuju halaman rumah Uciha Sasuke.
heran, kenapa disini banyak sekali permainan anak-anak. Apa rumah ini diwakafkan. Apa rumah ini dijadikan taman bermain anak. Banyak pertanyaan yang timbul dalam pemikiran Karin.
Karin melihat bangunan rumah besar itu dari halaman depan, kakinya belum bergerak melanglah maju. imajinasinya melayang. Bagaiman Uciha Sasuke dulu mengajak Sakura mengenalkannya pada Uciha Obito dan Uciha Rin.
Dia tersenyum mengingat betapa lucunya membayangkan wajah datar Sasuke yang mengaduh kesakitan karena jeweran dan pukulan sapu Rin
Karin membalikkan badannya untuk keluar dari gerbang rumah Sasume tiba-tiba saja
."Sakura!! Sakura!!"
Karin menghentikan pergerakannya dia membalikan badan dan meneteskan air matanya lagi. Kini dia menangis bahagia.
"Bisa kau keluar sepertinya ada tamu!!"
"Baiklah"
Karin masih mematung. Pintu rumah itu terbuka dari dalam. Karin begitu penasaran seperti apa Sakura itu. Benarkah cantik seperti yang dikatan Sasuke.
Ceklek..
Munculah wanita 34 tahun bermahkotakan rambut merah jambu sepinggang, berkulit putih, dan ya bermata hijau.
KAMU SEDANG MEMBACA
SasukeSakura
RomantikAwal dari kepergiannya demi menabur abu sang nenek. Tak disangka di tengah jalan dia menemukan takdirnya. Dipisahkan jarak yang begitu jauh. Dipisahkan waktu yang begitu lama. . . . Dapatkah bertemu kembali dengan kehidupan baru, dengan kehidupan ya...