Ini adalah awal dari semuanya nya, dari seorang anak kecil yang tidak berdosa menjadi seorang pembunuh yang sangat sadis. ***
Pada awalnya aku hanya seorang bocah yang dikenal dengan kepintaranya, banyak orang yang beranggapan bahwa kepintaran itu hasil dari didikan, dan kasi sayang kedua orang tua. tapi itu salah, mereka tidak akan tahu apa yang sebenarnya aku alami.
Pada suatu malam aku mendengar sebuah teriakan yang membutku bangun dan melihat hal yang mungkin biasa bagi ku di ruma sederhana ini.
"kamu pikir uang segini cukup untukku, harusnya kamu membawa lebih" teriak seorang wanita berambut coklat yang taklain adalah ibuku yang tengah memarahi ayah. "maaf sayang, tapi hanya ini yang bisa aku berikan" ucap lembut laki-laki berambut hitam yang merupakan ayah ku "sayang-sayang-sayang, jangan lagi panggil aku sayang aku tidak perlu kata itu dan aku jadi menyesal menikahi mu" " tolong jangan katakan itu!!"teriak ayah yang mulai kesal dengan tingkah ibu, tapi ibu hanya menatap jijik wajah marah ayah.
"memang ya kenapa?, memang itu yang aku rasakan selama bersamamu dan anak bodo itu, sudahlah....lebih baik aku pergi" ibu mulai berjalan meninggalkan ayah, tapi dengan cepat ayah mendengar kuat tangan ibu, ibu langsung mendorong ayah sampai membuat beliau terduduk "jangan sentuh aku" ucap ibu penuh penekanan sambil pergi meninggalkan ayah.
Buukk suara pintu dibanting mengakhiri semuanya, ayah pun berdiri dan kembali duduk di sopa dengan wajah lelah sambil memejamkan mata berusaha menenangkan diri.
Aku mulai mendekati ayah tanpa beliau sadari, dan lasung memeluk ya membuat laki-laki yang berusia 34 tahun itu terkejut. "Mizumi? Kenapa kamu belum tidur?, bukankah esok kamu sekolah?" tanya ayah dengan lembut sambil mengeluh pucuk kepalaku, bukan menjawab aku malah memperkuat pelukan ku pada ayah. "mizumi apa kamu mendengar semunya" tanya ayah mulai serius, aku menegakan kepalaku memandang wajah serius ayah dan menganguk sebagai jawaban.
"ayah Mizu takut pada ibu" ucap ku pada waktu itu, dan aku melihat seluas senyuman kesedihan yang untuk pertama kali terukir di wajah ayah waktu itu.
Ia kembali mengeluh lembut kepalaku membuat yaman diri ku yang sempat ketakutan. "kamu tidak perlu takut Mizumi, ibumu tidaklah jahat padamu, ia menangis mu, mungkin tadi ada kejadian yang membuat dirinya agak sedikit kesal, tapi sebenarnya ibumu itu masi menyangimu "
'Pembohon, ayah pikir aku tidak tahu, sebenarnya ibu sangat membenci ayah dan aku, dan aku tau dulu ibu menikahi ayah hanya karena uang ayah, tapi karena perusahaan ayah bangkrut dan kita jatuh miskin ibu mulai benci dengan ayah. ayah pikir aku yang berumur 6 tahun ini tidak tau' aku hanya diam dan menganguk aku tidak berani berbuat apapun pada waktu itu.
Dan semakin hari semakin memburuk. Ibu mulai sering keluar malam dan kembali dengan keadaan mabuk, bukan hanya itu ibu kadang sering memukul kepala ku dengan botol minuman keras sampai berdarah, hanya karena aku tidak kerja dengan benar di rumah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Itu terus berlanjut setiap kali aku membuat kesalahan baginya, aku hanya bisa menahan emosi demi ayah, tapi saat aku berada di luar aku mengeluarkan nya dengan membunuh dan menyiksa hewan-hewan yang aku temui.
Pernah salah seorang siswa di sekolah ku pingsan karena melihat seekor anak anjing yang kebanyakan tak lagi utuh karena aku menusuk nya dengan sebuah obeng dan pisau yang memang selalu aku bawa untuk membunuh hewan, tapi bukan hanya itu aku pernah ketahuan membunuh kucing dengan memotong kakinya terlebih dahulu saat kucing itu masi dalam keadaan sadar, dan memotong sedikit demi sedikit kulit pada lehernya dengan gunting sampai putus.
Mulai dari itu semua murid sudah tidak ada yang berani mendekati ku.
Masa SMA pun tiba, tapi tetap tidak ada satu orang pun yang berani mendekati ku, tapi pada suatu hari pernah seorang lelaki nyaris mati di tangan ku, padahal aku pada waktu itu hanya bersenjata sebuah penggaris sedangkan lelaki itu bermain dengan pisau. Rasanya menyenangkan pada saat itu, tapi Mulai dari itu aku sadar aku sudah tidak lagi waras dengan melihat orang kesakitan aku malah tertawa dan rasanya lagi dan ingin lagi melakukannya.
pada hari itu aku lasung di keluarkan dari sekolah, tapi aku tidak merasa kecewa karena aku memang selalu ingin berhenti sekolah jika bukan karena ayah.
Saat aku kembali kerumah sesuatu yang membuat kegilaan ku yang selama ini selalu aku tahan muncul dan lasung menguasai tubuh ku. Yang aku lihat waktu itu adalah suatu hal yang akan menjadi mimpi buruk, dimana ibu membunuh ayah dengan sadis dan mengancam akan membunuh ku juga jika aku tidak menurutnya.
Ibu memalsukan semua kematian ayah dengan baik, dan mengeluarkan air mata palsu pada saat pemakaman ayah. 'iblis yang sangat pintar' batin ku sambil terus menit ibu dengan tatspan tajam, 'dan ini baru saja di mulai untuk kita berdua'
***
A/N: akhirnya bisa juga nulis ni cerita, maaf jika jelek maklum Baru belajar, jadi jika ada kesalahan mohon Komen ya supaya saya bisa memperbaiki semua yang salah dan menjadi lebih baik, dan mohon dukungan ya jangan lupa