Akuma 2

41 4 3
                                    

Warning: typo
Angga

Sore pun tiba, dimana rencana kami akan dimulai, dan aku sudah bersama pak saskar dimana beliau tidak ada curaginya saat aku bilang ada tamu penting yang ingin bertemu.

"apa tempatnya masi jauh pak angga?" tanya pak saskar membunyarkan lamuannanku.

"enggak kok pak " jawab ku dengan sedikit senyuman, dan beruntunglah kami sudah sampai di tempat tujuan an dengan mizumi yang sudah bersandar di pohon di hadapan kami.

" apa-apaan ini pak angga, dimana tamu nya?!"tanya kesal kepala sekolah gembul ini.

"kau tau saskar, aku lah tamu spesial nya" ucap mizumi sambil berjalan mendekati kami.

Entah kenapa saskar tampak ke tautan dan mundur beberapa langkah, tapi aku berdiri di bilangnya supaya ia tidak bisa lari.

"apa-apaan ini, Si-siapa sebenarnya kau, dan kenapa kau berpihak pada orang ini" aku dapat melihat ketakutan saskar dengan wajah nya yang sudah pucat dan keringat yang membasahi tubuhnya.

"masa kau lupa dengan orang yang ingin membunuhmu waktu SMA dengan hanya menggunakan penggaris" aku masi ingat dengan senyum sadis yang sekarang ia persiapkan pada saskar.

"dan kau tau aku masi ingin membunuhmu karena ulah mu waktu itu" dasar hobi banget buat orang ketakutan sebelum menyikasanya lebih jauh.

"tidak aku tidak mau mati...!" teriak saskar mendorong ku sampai terjatuh dan berlari sekuat tenaga.

"tidak dia kabur" ucap ku panik, tapi saat aku melihat ke arah mizumi terlihat senyum santai nya sambil memberikan tangannya untuk membantuku berdiri.

"tenang ini yang paling menarik" ucapnya pelan tapi masi bisa aku dengar, dan saat aku mengambil ukuran tangannya itu aku merasakan aura yang begitu mengerikan.

"tanggap dia zi" sebuah pentagram muncul di belakang mizumi, memunculkan sosok iblis kemarin sambil membawa sebuah rantai.

"baik akan aku lakukan" rantai yang iblis itu bawa di lempar ke arah saskar dan mengingat perut besar guru tersebut.

"Tidak!!! " teriak ya saat rantai itu membawanya dan mengikat ya di pohon besar di belakang kami.

" bagus, dengan begini aku bisa puas menghabiskan waktu" ucap mizumi yang sudah tersenyum dan membuka jaket ya sambil mendekat ke arah saskar dengan membawa obeng dan pisau.

Aku tidak bisa berkata apa-apa saat melihat mizumi yang sudah sangat berbeda.

*puk* bahuku seketika di tepuk dan menyadarkan aku dari keterkejutan, saat aku menoleh ke belakang terlihat iblis mizumi yang melihat diriku dengan hawatir.

" sebaiknya kau pergi sebelum melihat sisi buruk orang gila itu" aku menyingkirkan tangan iblis itu, membuat ia kaget.

"tidak aku sudah biasa melihat ia seperti itu dulu" tapi entah bagai mana aku merasakan bahwa itu bukan lagi mizumi yang sering aku temui.

"itu terserah kau, aku sudah memperingatkan" aku menggagu sebagai jawaban iya dan kembali melihat mizumi.

"coba kita lihat dimana dulunya yang paling bagus" mizumi mencekik dan mendekatkan wajah nya ke wajah besar saskar.

"sepertinya matanya bagus juga" seketika aku terdiam dengan tingkah mizumi yang menanyakan obeng ke mata kanan saskar dan mencabut bola mata itu, dan entah kenapa saskar tidak berteriak sama sekali.

"wah tidak asik sekali jika kau tak berteriak, zi cabut mantra pembekunya" tunggu jadi saskar tidak berteriak karena ulah iblis ini.

"baik sudah " *aaaaaaaaa!!!*
Aku terdiam kala mendengar teriakan itu.

" ka-kau gila" mizumi tersenyum saat mendengar makian dari sang korban.

"bukan dari dulu aku memang sudah gila" mizumi memegang bola mata itu dan menghancurkannya di gemngaman tangannya.
"dan biarkan aku membuat mu tidak melihat kegiatan ku ini" mizumi kembali menanancapkan obeng itu mata satu lagi dan teriakan kembali terdengar, setelah mata itu di cabut ia mulai mengambil pisau dan memotong secara perlahan telinga korban sampai putus.

" sepertinya babi ini mulai merasa sakit, tenang la aku akan melakukan perlahan supaya kau bisa merasakan sakit yang nikmat" dari telinga mizumi pun mulai lagi dengan tangan kanan yang iya kulit dengan perlahan dan hati-hati, semunya kulit tersebut tidak terputus, teriakan pun masi terluka terdengar, tapi bagi si gila ini tu adalah subuh alunan musik.

"angga" aku kaget dengan seruan mizumi di tengah aksi gila nya "sebaiknya kau tidak melihat ini" ucapnya sambil merokok mulut korban. Aku terdiam tubuh ku tidak bisa bergerak.

"ta-tapi aku tak bisa meninggal kan mu" setelah mengucapkan itu aku melihat mizumi berhenti sebentar san melihat ku dengan senyuman yang ia pernah tunjukkan ke empat murid tadi.

" tapi kau akan menyesal dengan melihat ku" ia menancapkan pisau tersebut di perut saskar dan merobek perut itu sampai mengeluarkan isi perut tersebut.

"a-aku tidak akan menyesal karena kau adalah sahabat ku bodoh" aku terdiam saat mizumi melempar pisau ke arahku, tapi untung lah pisau itu di tangkap dengan mudah dari iblis di a
Samping ku.

"pergi" ucapnya, yang entah mengapa membuat ku kesal "kau bukan siapa-sipa dan s harusnya klayen tidak boleh melihat bagai aku-" *buk* aku menentang kepanya sampai sampai membuatnya berakhir di tumpukan isi perut.

"cepat selesaikan tugas mu bodoh" ucap ku kesal dan lasung meninju wajah sekarang membuat ia tidak sadarkan diri.

"bodoh apa yang kau lakukan, kenapa kau membuat ia tidak sadarkan diri, padahal sedikit lagi, aku tinggal menguliti wajah gendut ya" aku membuang wajah dan tidak peduli dengan apa yang di katakan si bodoh ini.

"bodoh amat" ucap ku sambil pergi.
Dan biar aku tebak ia pasti langsung menancapkan pisau ya tepat di jantung saskar, dan saat aku berbalik untuk melihatnya lagi, dugaan ku memang benar obeng dn pisau sudah berasa di dada orang gendut itu.

" giliran mu zi, buat seolah ia gantung diri" aku kaget melihat tubuh saskar yang kembali tampa ada bekas luka satupun dan seketika rantai yang mengingat nya tadi berubah menjadi tali dan menggantunya di atas salah data dalam pohon.

"tu-tugu jika seperti ini kenapa tidak dari tadi?!! "

" ha? Bukan sudah jelas aku hanya ingin bersenang senang"

"aku tidak habis pikir dengan mu mizumi, jidi kenapa seratus dua puluh delapan kasus pembunuhan mau yang lain tidak kau tutupi"

"karena aku ingin terkenal di dunia pembunuhan, dan kasus ku itu lebih dari dari seratus dua puluh delapan, melainkan lima ratus sembilan puluh sembilan, dan ini adalah yang ke enam ratus" aku terdiam mendengar jumlah kasusnya dan aku rasa aku memang sudah salah terlibat dengan seorang pembunuh, tapi aku tidak menyesal.
.
.
.
.
Bersambung
.
.
.
A/N: maaf nya semua kalau dua episode ini jelek, aku sengaja menggunakan pengamatan dari angga karena bagiku angga juga bagian spesial bagi mizumi.

Zi: ya si, tapi kenapa aku di dua episode ini tidak terlalu di tampilkan, bahkan aku tidak banyak bicara

Lina: karena kau memang tidak di butuhkan di episode kali ini

Mizu: benar sekali Li, tapi aku merasa kurang puas menyiksa orang tadi.

Ang:woiiiiii sinting kau sudah merobek mulutnya, menguliti kedua tangannya, bahkan merobek perut dan mengeluarkan semua isi perut dalam keadaan korban yang masi sadar, kau bilang kurang puas

Lina:sudah lah, tapi mulai dari Chapter depan tidak ada lagi kasus seperti ini, aku bingung mau nulis kayak gimana, dan ini aku nemu foto yang bagus untuk mizumi, dan terima kasi untuk kalian yang sudah membaca dan memberikan suara. Sampai ketemu di Chapter berikutnya atau bahkan di cerita lain.

Akuma no senseiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang