Takdir pertemuan tidak ada yang tahu, tapi takdir hubungan kitalah yang jadi penentu.
-Bulan
Kesetiaan adalah alasan hubungan ini tetap berjalan.
-Langit
~~~~
"Bulan mana?", tanya Nada pada saat melihat Langit yang sendirian masuk ke kelas.
"Dia gak bareng sama gue, bilangnya mau naik ojek online. Emang dia belum nyampek?", jawab Langit.
"Belum, gue lagi nungguin dari tadi", balas Nada.
"Mungkin bentar lagi", ucap Langit.
"Kalian ada masalah? Tumben banget gak bareng", tanya Nada.
"Kagak kok", jawab Langit singkat.
"Jangan bohong lo, tatapan mata lo nunjukkin banget pingin nonjok orang", ucap Nada.
"Dasar emak-emak, mau tau aja masalah orang", ledek Langit pada Nada.
"Yeee, gue ini sahabatnya Bulan. Wajar dong gue care ke dia", jawab Nada.
"Dari pada lo care ke Bulan, care aja dulu sama hati lo yang mesti dianggurin sama Rayhan", balas Langit.
"Resek banget sih lo lang, gak usah nyangkut pautin dia deh!", ucap Nada.
"Ya masak gue nyangkut pautin pacarnya anak kelas sebelah sih?", goda Langit sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Ashhh, uda sonoh lo kutil kuda! Males gue liat lo!", ucap Nada yang kesal akan sikap Langit.
"Okee deh tapal kuda", jawab Langit sambil menuju ke bangkunya.
Langit duduk ke bangkunya, ia tenggelamkan kepalanya di antara lipatan tangannya. Pagi ini Langit sangat malas untuk pergi ke sekolah sebenarnya, jika saja tidak ada Bulan pasti dia lebih memilih untuk tetap di rumah. Ada perasaan bersalah pada Bulan akan sikap kasarnya kemarin. Tak seharusnya Langit semarah itu hingga menyuruh Bulan untuk tak mengganggunya. Langit tahu bagaimana Bulan, gadis itu pasti tidak akan aneh-aneh dengan anak baru itu.
Langit melamun dalam lipatan tangannya. Banyak hal yang membuatnya tidak fokus pagi ini. "Gue suka sama lo lang", ucapan Shinta masih terngiang di kepalanya, kembali Langit mengingat kejadian tadi malam.
Flashback mode on*
"Jadi kita mau kemana nih?", tanya Langit pada Shinta.
"Lo pergi ke alamat ini aja!", perintah Shinta sambil menunjukkan maps di hpnya.
"Ohh oke", jawab Langit.
Langit mengikuti arah yang ditunjukkan oleh maps di Hp Shinta. Tak beberapa lama, Langit dan Shinta telah sampai ke alamat yang dituju.
"Apartemen?", tanya Langit sambil menoleh Shinta ketika melihat gedung tinggi di depannya.
"Iya, ini apartemen tante gue. Ya uda yuk parkir!", perintah Shinta pada Langit.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi dan Bulan di Langit
Teen FictionTerkadang pertemuan indah tak selalu memberikan kisah yang indah. Seperti layaknya pertemuan antara Bumi dan Bulan di Langit malam. Mereka indah, tapi kisah mereka tak seindah pertemuannya. Bumi selalu setia menunggu kehadiran Bulan, dan Langit sela...