63) The Last [2/2] END

6.9K 406 84
                                    

'Life is so ironic, it takes sadness to know what hapiness is, noise to appreciate silence and absence to value presence.'




Author POV





Eunbi terbangun pagi sekali. Tidurnya benar-benar terasa tidak nyenyak. Pikirannya terus saja berputar pada tayangan yang ia tonton kemarin malam. Jika ditelisik, tidak ada sesuatu yang istimewa.

Sebagaimana perkataan Jungkook, itu hanya berita kecelakaan yang biasa disiarkan, hanya saja kali ini melibatkan orang penting. Eunbi tentu tidak mengenal siapa anak tunggal pewaris perusahaan itu. Dia bukanlah sahabat dari orang itu atau sekedar orang dekat, tapi kenapa rasanya begitu ganjal?

Eunbi bahkan bertanya beribu kali pada dirinya sendiri sepanjang malam. Dia juga tidak peduli jika matanya akan bertambah cekung dihiasi warna hitam yang menyeramkan. Dia hanya tidur beberapa jam dan terbangun secara mendadak.

Melepaskan tubuhnya dari kukungan Jungkook, membiarkan lelaki itu masih terlelap tanpa gangguan sedikitpun. Kaki mungilnya melangkah perlahan menuju balkon, Eunbi bisa memprediksikan suhu yang benar-benar dingin ketika dia sampai disana. Dia pikir akan menikmati udara pagi seorang diri, tapi Namjoon juga berdiri disana. Sepertinya mereka sedang berada pada keadaan yang sama.

"Bangun tiba-tiba atau tidak bisa tidur?" Eunbi langsung bertanya tanpa peduli kalau saja Namjoon akan kaget karena kedatangannya yang tiba-tiba.

"Keduanya," jawab Namjoon dengan senyuman khas. Eunbi sangat menyukai saat Namjoon menunjukkan lesung pipinya tanpa sengaja, itu terlihat manis baginya. "Kau sendiri?"

Kedua tangannya sudah bertumpu pada pembatas balkon yang dingin. "Sama, aku juga begitu."

"Kau sudah coba menghubungi Solbin?"

"Sudah, tapi dia mematikan ponselnya. Aku juga tidak bisa melacak keberadaannya." Namjoon menjawab apa adanya.

Dia juga sudah berusaha mencari dimana keberadaan Solbin tapi nihil. Berbekal koneksi pada manajernya saja ternyata tidak cukup. Hwijae juga tidak tahu dimana wanita itu sekarang.  

Eunbi sudah menghembuskan nafasnya pelan, menurut apa yang sudah ia dengar, Solbin tengah melarikan diri atau bersembunyi lebih tepatnya. Eunbi semakin bersalah pada Solbin, wanita itu harus rela menukarkan waktu yang harusnya dia habiskan bersama Jihoon untuk menghadapi semua masalah sendirian.

Jika begini jadinya, Eunbi merasa seperti telah merebut sesuatu yang berharga bagi seseorang. Dia khawatir mengenai bagaimana keadaan wanita itu, sangat kalau boleh jujur. Sebelum Solbin kembali dan menampakkan wajahnya secara langsung, mungkin Eunbi tidak akan bisa merasa tenang barang sedikitpun.

"Kumohon, bawa Solbin kemari bagaimanapun caranya." suaranya parau, Eunbi seolah mengajukan sebuah permintaan yang harus dipenuhi.

Hal itu semakin menguatkan persepsi Namjoon mengenai Eunbi adalah gadis yang berbeda. Lelaki itu tahu betul bagaimana sifat Solbin, disaat wanita itu mencintai seorang lelaki maka Solbin akan mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menyingkirkan segala penghalang.

Dan Namjoon melihat itu sekarang, Eunbi benar-benar tandingan yang kuat. Solbin mungkin sudah melakukan berbagai cara untuk menyingkirkan Eunbi, tapi sepertinya gadis itu terlalu kuat sehingga tidak bisa dikalahkan.

Wajar saja, dia gadis yang baik. Memiliki hati dan perasaan yang hangat hingga mau mengkhawatirkan musuhnya sendiri. Sekali lagi, Namjoon dibuat iri oleh status Jungkook.

"Sesuai keinginanmu. Aku sudah berusaha sebelum kau memintaku melakukannya," titah Namjoon.

Eunbi melengkungkan senyuman singkat. "Kau harus melakukannya."

Bunny Couple [Eunkook] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang