42) Lollipop Candy (2)

2.7K 318 24
                                    

Author POV



Suasana cafe nampak seperti biasa, tidak terlalu ramai juga tidak terlalu sepi. Cuaca juga sedang menunjukkan titik paling cerah tapi tidak menyengat. Lantunan lagu dari boygroup lokal yang cukup ternama menggoda gendang telinga persis sejak ia menginjakkan kaki ditempat ini. Karena cuaca yang mendukung, gadis itu memilih untuk duduk disudut berdekatan dengan kaca yang mengarah langsung kejalan, menampakkan beberapa pemandangan. Mereka sebenarnya sedang berjanji untuk datang bersama dan sepertinya si gadis yang datang lebih dulu, tapi tak apa menunggu bukanlah masalah besar. Ia bisa menghabiskan waktu tanpa mengenal kata bosan, seperti sekarang ia tengah berbincang akrab dengan seseorang diseberang sana menggunakan via telepon.

"Kau bertanya bagaimana kabar Taetae?"

"Ya, lucu bukan? Sedikit aneh mengingat kau juga memanggilku begitu."

"Maaf, beritahu aku kalau kau tidak suka. Aku tidak bermaksud menyamakanmu dengan peliharaanku."

"Hey, jangan begitu. Aku tidak bilang kalau aku tidak suka, bukan?"

"Tch! Baiklah lupakan. Oh ya, kabar Taetae baik-baik saja. Lalu, kabarmu sendiri bagaimana?"

"Haha. Rasanya aneh, sungguh. Kabarku? Baik, kau rindu padaku? Ayolah, kita baru beberapa hari tidak bertemu."

"Yeah, anggap saja aku berkata seperti itu agar kau puas."

Setelahnya mereka tertawa—baik Eunha maupun Taehyung. Seperti biasa pada setiap obrolan Taehyung selalu bisa mengalihkan pembicaraan atau membuat topik itu menjadi lebih seru dari sebelumnya. Lelaki itu memang berkata dengan benar, mereka baru beberapa hari tidak bertemu tapi kenapa Eunha merasa ingin sekali segera bertatap muka dengannya? Tidak! Ini bukan seperti yang dilihat dalam sekilas, hanya saja dia rindu suara dan cara lelaki itu saat menghiburnya. Berbeda sekali dengan Jungkook, but hey, semua orang punya cara yang berbeda untuk menghibur seseorang. Benar begitu? Tentu saja.

Eunha terperanjat sedangkan si pelaku yang telah merengkuh pinggangnya erat tak menampakkan ekspresi apapun. Itu Jungkook—sudah pasti, lelaki itu bahkan tak mempedulikan tatapan iri dari pengunjung cafe disaat gadisnya merasa tak enak. Bagaimana bisa Jungkook menunjukkan tindakan ekstrim di depan banyak orang? Eunha harus segera menetralkan detak jantungnya kalau tidak ingin menjadi bahan guyonan sang kekasih. Dia bahkan tanpa sengaja menekan layar ponselnya sehingga memutus sambungan dengan Taehyung. Entah apa yang dipikirkan Taehyung nantinya tapi sekarang bukanlah saat yang tepat jika Eunha ingin melanjutkan percakapan mereka yang tertunda.

"Aku tahu kau menghubungi Taehyung."

Apa lagi ini? Dengan enteng, Jungkook menjatuhkan dagunya di bahu kecil Eunha membawa kepalanya lebih dekat kearah gadis itu. Sungguh, ini bukan tempat yang tepat untuk bermanja ria Jeon Jungkook, mungkin begitu pikir Eunha. Sekuat apapun gadis itu mencoba untuk melepas tautan tetap saja tenaga Jungkook lebih kuat, lelaki itu juga mengindahkan tatapan tajam Eunha yang mengisyaratkan agar ia segera berhenti. Masa bodoh jika nanti Eunha akan menjambak atau mencakar wajahnya, yang gadis itu harus tahu adalah Jungkook sedang kesal sekarang. Kenapa? Karena Eunha sudah menghubungi Taehyung.

"Dimana kau tinggalkan urat malumu, hm?" sindir Eunha sambil sesekali memperhatikan keadaan sekitar karena Jungkook semakin menjadi.

"Aku memang tidak memilikinya," selanjutnya Eunha hanya memutar bola mata malas. "Kau harus tahu kalau aku sedang kesal, sayang," goda Jungkook dan berhasil membuat wajah gadisnya memerah dalam sekejap.

"Bisa beritahu aku alasan kenapa kau kesal?" tanya Eunha tentunya dengan gugup.

Jungkook tersenyum senang melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh Eunha. Taehyung mungkin bisa membuatnya merasa nyaman tapi bisakah dia membuat Eunha merona seperti sekarang? Jungkook tak yakin, hal itu berhasil membuatnya merasa menang mengingat ia masih memiliki poin lebih. Langkah berikutnya, ia mengambil tempat lebih dekat kearah Eunha kemudian membisikkan sesuatu dengan sepelan mungkin.

Bunny Couple [Eunkook] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang