Four

276 36 1
                                    

Hyejung yang semakin hari semakin mengoleksi peralatan menggambar membuat Jihoon berdecak kagum.

"Bagaimana bisa kau membeli itu semua dalam satu hari? Kapan tinta nya akan habis? Boleh lihat gambar mu? Aku penasaran sekali,"

Dan masih banyak perkataan yang ia lontarkan kepada gadis itu.

Namun nihil, gadis itu sama sekali tidak membalas nya.

Tetapi itulah yang Jihoon inginkan. Mungkin jati diri nya akan kembali kalau Hyejung kembali menggambar.

Walau sifat pesimis nya tidak baik, ia akan berusaha membuat Hyejung optimis.

Bukan keoptimisan Hyerin yang membuat nya terbuka.

"Aku mau lihat," kata Jihoon yang sedang tiduran di sofa milik Hyejung.

Ia sedang berada di apartemen nya.

"Jangan," balasnya singkat.

Entah sejak kapan mereka kembali dekat. Itu juga yang kadang membuat jantung Jihoon berdetak tidak karuan.

Ia tau bahwa perasaan nya masih disana, tapi kenapa ia seperti anak SMA yang baru pertama kali menyukai seseorang?

Jihoon menduduk kan diri nya dan mendengus kesal.

"Aku sudah duduk selama 3 jam tapi kau tidak mau perlihatkan?"

Hyejung menggeleng.

"Aku yakin pasti sudah selesai! Kau itu pintar sekali menggambar," kesal nya.

"Belum. Percayalah,"

Memang sejak gadis itu melakukan hobi lama nya, ia semakin pendiam. Hanya beberapa kata yang keluar dari mulut nya.

Persis seperti Hyejung yang Jihoon kenal.

"Jangan bohong," selidik nya.

Lelaki itu menatap Hyejung intens sambil bersiap untuk merampas buku gambar di tangan nya.

"Aku tidak bohong,"

Dan saat itu juga Jihoon langsung mengambil buku Hyejung.

Ia tertawa jahat sambil melihat reaksi yang Hyejung berikan.

"Aku yakin kau bohong. Aku berani bertaruh,"

Ia lalu membalikkan buku itu dan hanya terlihat sebuah wajah. Bahkan hanya mata sebelah kiri yang sudah sempurna.

"Ini kan-"

"Harusnya tadi kau bilang akan bertaruh 1000 won. Aku akan kaya kalau kau terus bertaruh dengan ku," kali ini gadis itu yang tersenyum miring.

"Ini aku kan?" Tanya nya hati-hati.

"Aku berencana akan memperlihatkan nya kalau sudah sempurna, tapi kalau malah merampas nya dan melihat sendiri," katanya kecewa.

Jihoon masih diam. Ia melihat gambar itu lama. Mata nya memang mirip. Terlebih pada bibir nya.

"Ini," ia mengembalikan buku nya kepada Hyejung.

"Karna kau sudah lihat, tidak akan ku lanjutkan,"

Mendadak wajah Jihoon berubah murung.

"Ahh waee?" Protes nya.

"Apa? Kalau kau sudah lihat maka itu bukan surprise lagi bodoh," kata nya sambil membalikkan kertas itu.

"Ahhh selesai kan itu! Aku mau lihat akhirnya,"

Hyejung melipat kaki nya dan menyenderkan punggung nya.

"Beg me," kata nya sambil menyeringai.

✔ Found [LJH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang