Seven

204 29 6
                                    

"Annyeong haseyo," sapa nya ramah.

Lelaki itu memakai kacamata bundar dengan tangkai tipis.

Hanya dengan pakaian santai. Bukan seperti pengangguran. Mungkin kata mewah sangat cocok untuk diri nya.

"Apa aku mengenal mu?"

"Han Hyerin right? Dont you remember me?"

"Ah, maaf," Hyejung tersenyum. "Aku Han Hyejung. Aku saudara kembar Hyerin," lelaki itu tampak terkejut.

"Oh benarkan? My pleasure to meet you. Aku teman Hyerin saat dia di Harvard. Bisa aku minta kontak nya?"

Kali ini senyum nya lebih miris lagi. "Maaf. Seperti nya Hyerin tidak bisa di hubungi," balas nya lembut.

"Oh really?"

Mereka berdua diam. "Hyerin meninggal lima tahun yang lalu," lelaki itu tampak lebih terkejut lagi.

Ia bahkan menutup mulut nya yang terbuka. "Oh my god. I'm sorry. I didn't mean to-"

"It's okay. I'm used to it," senyum nya.

Hyejung menundukkan kepala nya sopan dan berjalan pergi.

"Chogiyo," (permisi)

"Ne?" Hyejung membalikkan badan nya.

"Kalau begitu boleh minta nomor mu?" Senyuman nya terlihat lucu. Sangat tulus.

Akhirnya Hyejung mengangguk. Ia lalu mengetikkan nomor nya dan mengembalikan handphone pria itu.

"Akan ku kirim pesan nanti malam," lelaki itu mengedipkan sebelah mata nya.

Hyejung berbalik dan segera berjalan kembali ke kantor nya. Mengingat tujuan nya tadi hanya untuk membeli makan siang nya dan Jihoon.

"Maaf aku lama," katanya setelah membuka pintu ruangan lelaki itu.

"Tidak apa. Ada yang harus ku selesaikan juga. Ayo makan "

Mereka lalu duduk di sofa dan membuka bungkusan yang di beli Hyejung.

"Tadi aku ketemu teman Hyerin," kata-kata itu membuat Jihoon menatap gadis di depan nya.

"Benarkah? Siapa?"

Hyejung juga mengangkat kepala nya. "Aku lupa tanya nama nya," cengir nya.

"Eii, bagaimana kalau itu orang jahat?" Jihoon menggeleng kepala nya.

"Ah benar. Aku bahkan memberikan nomor handphone ku," raut wajah kedua orang itu berubah.

"Ah. Harusnya tidak kok. Dia orang terpelajar. Katanya dia juga akan memberi ku pesan nanti malam. Nanti kita lihat aja," kata Hyejung enteng.

Jihoon di sisi lain hanya mengangguk.

"Ah, benar. Ada paket lagi untuk mu," kata Jihoon lalu mengambil nya dari meja kerja nya.

"Kenapa isi nya berat sekali?"

Hyejung menyeritkan dahi nya sambil membuka bingkisan itu.

Tampak lah sebuah album foto yang hampir penuh.

"Kau yakin ingin membuka nya?" Tanya Jihoon yang mengundang tatapan Hyejung.

"Kalau tidak di buka lalu kita apakan?" Jihoon hanya mengangkat bahu nya.

Hyejung lalu membuka cover nya dan di sapa oleh dua foto yang terletak horizontal.

"Ini Hyerin," kata Hyejung spontan sambil menunjukkan seseorang yang mirip dengan nya.

✔ Found [LJH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang