Five

240 35 5
                                    

Ting tong!

"Tunggu sebentar!" Teriak wanita tua dari dalam rumah itu.

"Eoh? Wasseo? Ada apa?" Tanya nenek kepada dua insan muda di hadapan nya itu.

"Nenek, mana tas Hyerin yang ada di mobil waktu itu?"

"Ne?"

.
.
.

Jihoon dan Hyejung yang memasuki kamar Hyerin hanya bisa berdiri disana sejak mereka masuk.

"Aku merapikan nya kembali. Ambil lah waktu kalian," kata nenek lalu kembali ke dapur.

"Persis seperti kamar nya dulu," bisik Hyejung.

"Kenapa kalian membakar rumah itu waktu itu?" Tanya Jihoon.

"Untuk memberikan signal kalau aku bunuh diri di dalam rumah," kata Hyejung.

"Kepada si penjahat?" Jihoon mulai melangkahkan kaki nya ke dalam ruangan dan mencari sesuatu yang mereka mau.

Hyejung hanya mengangguk. "Tapi siapa sangka ternyata mereka menemukan ku," ia tersenyum miris.

"Apa aku akan berakhir seperti nya?"

Jihoon sontak membalikkan badan nya. "Jangan berbicara seperti itu. Aku tak akan membiarkan mereka menyentuh mu," ia memalingkan wajah nya.

Aku tidak akan kehilangan mu untuk kedua kali nya.

"Ayo cari. Hanya kau yang tau bentuk tas itu," kata Jihoon yang mulai membuka satu persatu laci di ruangan itu.

Ia tetap mencoba mencari hal yang mencurigakan.

Apa yang sebenarnya ingin mereka tau?

Kematian Hyerin? Bukan kah jawaban nya sudah jelas, pemerkosaan dan penyiksaan.

Penyebab kematian nya? Ia menyerahkan diri nya, ingat?

Awal dari segala cerita itu?

Bagaimana bisa seseorang menyebabkan kecelakaan ayah dan ibu mereka maksud mu?

"Ini dia," Jihoon mendonggakkan kepala nya dan menghadap ke arah Hyejung.

"Sudah ketemu?" Gadis itu mengangguk.

Ia lalu mengangkat nya dan meletakkan nya di atas tempat tidur itu.

"Ayo kita lihat,"

Perlahan Hyejung membuka resleting nya dan mengeluarkan isi nya.

"Bahkan donpet nya masih ada," ia mengelus benda berwarna hitam itu pelan lalu membuka nya.

"Seperti nya ia tak pernah menyimpan foto ku,"

Karna tempat penyimpan foto di dalam nya terlihat kosong. Hanya ada beberapa lembar uang amerika dan uang lokal korea.

Beberapa kartu tanda pengenal nya, seperti KTP dan kartu pelajar nya saat di Amerika.

"Seperti nya dulu kami punya foto yang sama. Maksud ku, aku dan dia menyimpan foto yang sama sebelum berpisah,"

Ia lalu menutup benda itu dan meletakkan nya di samping.

"Tapi seperti nya sudah ia buang,"

Ia lalu melihat buku-buku peninggalan gadis itu yang bertuliskan bahasa inggris.

✔ Found [LJH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang