Chapter 14

1.3K 135 6
                                    

Like you too..


2 bulan kemudian....

Sedikit perubahan telah terjadi selama 2 bulan belakangan ini.

Sekarang kedekatan Tzuyu dan Jungkook semakin dekat. Mereka tidak bisa dipisahkan. Seperti itulah.

Bahkan Tzuyu dan Eunha pun semakin dekat juga. Kini mereka lebih terlihat seperti sepasang adik kakak.

Dan Eunseo.. dia menjadi pendiam semenjak Wonwoo pindah dari sekolah itu sekaligus dari negara ginseng itu. Dia hampir tidak berbicara dengan siapapun seharian. Kecuali jika guru bertanya padanya.

-----

"Jooyeon! Kau mau pulang?" Tzuyu memanggil Eunseo yang melewatinya begitu saja menuju pintu kelas.

Jooyeon yang tersentak mendengar panggilan mendadak Tzuyu pun langsung menoleh.

"A-ah.. ne. Aku ma-mau pulang," jawab Eunseo terbata-bata.

"Kau pulang sendirian? Atau kau pulang bersamaku saja. Eotte??" Tawar Tzuyu berusaha seramah mungkin.

Semenjak Eunseo berubah, Tzuyu merasa canggung setiap harus berhadapan dengan Eunseo.

"Ah, tidak perlu. Aku bisa naik bis. Lagi pula ini belum terlalu sore. Masih banyak bis yang lewat. Gokjonghajima, oh?" Eunseo tersenyum hangat pada Tzuyu yang tengah mengkhawatirkannya.

"Ba-baiklah. Jaljinae, Jooyeon!" Ucap Tzuyu setelah dia merasa tidak ada hal lain yang perlu di bicarakan lagi.

Dia pun berjalan menyusuri koridor untuk sampai ke gerbang sekolah.

Drrtt 📱

Ponsel Tzuyu bergetar di dalam tasnya. Dengan cepat Tzuyu langsung merogoh ke dalam tas sekolahnya dan mendapatkan ponselnya di tengah-tengah buku catatannya. Atau bisa dibilang nyelip dibuku tulis.

"Ne, yeoboseyo... Aku sudah pulang... Aniyo, bukan itu. Maksudku aku sudah keluar kelas. Tapi belum sampai di rumah... Kapan?... Sekarang?!... Jinjja??... Baiklah aku kesana. Kau dimana sekarang?... Oke. Tunggu aku... Ne, annyeong,"

Setelah panggilannya terputus, gadis itu berjalan terburu-buru menuju parkiran sekolah karena ada seseorang yang sudah menunggunya dari tadi disana.

"Dimana dia?" Tzuyu mengedarkan pandangannya di sekitar parkiran untuk mencari seseorang. Tepatnya orang yang tadi meneleponnya saat masih di koridor sekolah.

Pandangan Tzuyu seketika gelap. Dia tidak bisa melihat apapun selain kegelapan.

Tzuyu meraba-raba ke arah matanya karena dia merasa ada sesuatu yang menutupi kedua matanya.

Saat Tzuyu mendapati apa itu yang menutupi matanya, dia merasakan sebuah tangan kekar yang begitu hangat.

Tzuyu tahu siapa pemilik tangan itu, tapi dia ingin bermain-main terlebih dahulu sebelum menjawab dengan jawaban yang benar.

"Apa kau tidak mengenaliku?" Tanya orang itu dengan nada yang dibuat-buat.

"Tentu saja tidak. Bagaimana aku bisa mengenalimu kalau tanganmu masih menutupi kedua mataku," jawab Tzuyu dengan nada kesal yang dibuat-buat pula.

"Ah kalau aku melepaskan tanganku, itu terlalu mudah untuk kau jawab, karena kau selalu bertemu denganku. Maka dari itu aku ingin bermain-main dulu," jelas orang itu dengan nada normal tanpa di samarkan. Otomatis hal itu membuat Tzuyu semakin yakin dengan jawabannya.

The Moment of Youth•✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang