Chapter 29

901 87 2
                                    

Hurt 💔


"Dimana Sehun?" Tanya Chanyeol mencari keberadaan pria itu.

Mendengar nama itu, mata Tzuyu langsung terbelalak.

"Dia masih tidur. Tadi Imo tanya, dia masih sakit perut." Mama Tzuyu menjawabnya.

Jadi.. dia masih ada?...

"Aku mau ke kamarnya dulu. Tzuyu, kau mau ikut?" Ajak Chanyeol sambil menatap Tzuyu yang seketika saja berubah ekspresi.

"Hm.. kaja."

Tidak ada salahnya kan aku memastikan? Itung-itung nengok orang sakit.

Pintu kamar tamu tempat Sehun beristirahat perlahan Chanyeol buka. Nampaklah seorang cowok jangkung yang berbaring dengan memunggungi pintu.

Chanyeol melirik ke arah obat-obatan yang tadi sempat Mama Tzuyu simpan di nakas samping tempat tidurnya.

Dan obat itu tidak Sehun minum. Bahkan airnya pun masih penuh.

Chanyeol berjalan mendekati kasur dan duduk di sebelah cowok itu. Sedangkan Tzuyu masih berdiri dekat pintu.

"Kau belum minum obat?" Tanya Chanyeol dan hanya dijawab dehaman singkat Sehun.

"Ireona! kau harus minum obat." Tuturnya.

Sehun merubah posisinya menjadi duduk dan bersender pada tembok.

"Shireo. Obatnya pahit. Hyung, kau tau betul aku benci apapun yang pahit." Bantah Sehun.

"Yak! Kalau kau tidak minum obat, perutmu tambah sakit. Lagipula tau darimana kalau obat ini pahit? Kau kan belum mencobanya." Chanyeol berusaha meyakinkan Sehun.

"Tidak ada obat yang rasanya manis." Sehun masih membantah.

Aigoo... dia seperti anak kecil. Badannya saja yang besar tapi tingkahnya kekanak-kanakan. Tzuyu membatin.

Chanyeol mengacak rambutnya. "Tunggu sebentar. Aku bawa permen dulu." Kalian pasti tau kan maksudnya 😁

Sementara Chanyeol beranjak meninggalkan tempat, Sehun hendak kembali membaringkan tubuhnya. Tapi belum sempat kepalanya menyentuh bantal, kedua matanya tidak sengaja melihat seorang gadis dengan kedua tangannya yang didekap di depan dada sambil bersandar pada tembok dekat pintu.

Alhasil Sehun kembali mendudukan dirinya dengan tegak sambil berdehem.

"Kau.. sudah lama?"

"Mwo-e?"

"Maksudku, sejak kapan kau berdiri disana?" Sehun memperjelas pertanyaannya.

"Shireo. Obatnya pahit. Hyung, kau tau betul aku benci apapun yang pahit. Tidak ada obat yang rasanya ma--" kalimat Tzuyu terpotong karena Sehun tiba-tiba berlari dan membekap mulut Tzuyu dengan tangan kekarnya.

"Yak! Jugeullae?!" Geramnya sangat kesal. Bisa-bisanya gadis ini mengulang kalimat yang menurut Sehun memalukan.

Tzuyu melepaskan tangan cowok itu lalu menatapnya sinis. "Yaak!! Suruh siapa kau mendekatiku, hah?!" Gadis itu menukas.

"Ck. Suruh siapa berkata seenaknya!" Balas Sehun sambil memutar kedua matanya.

"Bekata seenaknya katamu? Yak! Kau sendiri yang mengatakannya tadi!"

"Tapi bukan berarti kau harus mengulanginya!"

"Salah sendiri takut minum obat! Anak kecil tubuh besar emang!!"

The Moment of Youth•✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang