part 14 (Arthur and Germany)

2.4K 224 37
                                    

Putar medianya..

....

Nara pov

Saat ini gue lagi di dalam pusat perbelanjaan, tepatnya di Pondok Indah Mall. Nemenin Arthur beli boneka buat nemenin dia di Jerman.

Arthur sibuk sama Handphonenya, sebelah tangan dia gue gandeng, soalnya takut ilang, kan nanti tambah berabe.

Muter-muter Mall, akhirnya kita berhenti di depan toko Boneka. Lucu-lucu deh bonekanya, sejenak gue melupakan persoalan rumah tangga gue sekarang.

Arthur masukin Handphonenya ke tas gendong supreme yang dia bawa, dia ngedongkrak terus senyum ke gue. Gue mensejajarkan tinggi gue dan dia.

"Mau beli boneka apa?," tanya Gue.

Arthur mengangkat bahunya, mengelus rambut gue. Setelah itu memasuki toko boneka itu, seorang mbak-mbak karyawan toko itu ngehampirin Arthur sambil tersenyum ramah.

"Beli boneka apa adek ganteng," sapa dia ramah.

"Aku mau yang... eum. Boleh liat-liat dulu nggak?" Ujar Arthur bingung.

Si mbak yang bername--Tag 'Hani Riyani' itu lagi-lagi senyum, terus gandeng tangan Arthur.

"Boleh. Ayok sini, ikut Kakak."

Arthur noleh ke gue, gue hanya menganggukkan kepala setelah itu dia sibuk cari-cari boneka yang dia mau. Sedangkan gue, nunggu di kursi yang udah disediain toko itu.

Gak lama Arthur lari kearah gue bawa boneka yang punya pasangan, Mama, Papa, dan anak Laki-lakinya.

Gak lama Arthur lari kearah gue bawa boneka yang punya pasangan, Mama, Papa, dan anak Laki-lakinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mama, liat deh. Baguskan?" Kata Arthur nunjukkin boneka itu.

"Bagus! Udah ini aja? Atau masih ada yang lain?"

Arthur menggeleng, terus lari lagi kearah kasir. Dia ngambil sesuatu di dalam tas gendongnya.

"Mbak. Jadi berapa?" Tanya Arthur.

"Jadi, dua juta lima ratus ribu dek." Ujar Mbak kasir itu, sambil memasukan Bonekanya ke Paper bag.

Arthur ngeluarin Black Card dari dompet Rilakkumanya. Si mbak-mbaknya langsung melongo, gak percaya. Anak sekecil itu punya kartu ATM limited.

Dengan jinjit-jinjit Arthur nyerahin Kartu itu, gue cuman liatin aja sambil senyum.

"Adek. Ini kartunya Mamanya ya?" Tanya mbak itu, terus liatin gue sekilas.

"Nggak! Itu punya aku tau. Mbak udah belom? Aku mau pulang nih." Ucap Arthur kesal.

Gue ngehampirin meja kasir, mbaknya senyum ramah.

"Iya itu punya anak saya."

"Maaf buk, ini adek udah. Semoga suka ya. Adek bisa kesini lagi," Arthur ngangguk, terus narik tangan gue keluar toko.

Story Of Nara (Lalisa✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang