part 21 (pembalasan)

2.9K 253 25
                                    

"Mau kemana, Kak?" Tanya Zilo heran, Arthur sedang bersiap-siap. Memakai jaket kulitnya dan menyambar kunci motor di atas nakas samping TV.

"Bandara," jawab Arthur seadanya.

Zilo mengerutkan alisnya, loh, siapa yang datang. Kok Zilo tidak tahu ya? Apa saudara mereka, paman Jaehyun yang tinggal di Spanyol datang.

Arthur melenggang pergi begitu saja, Kenzo datang dari arah berlawanan dengan Arthur. Mengusap-usap rambutnya kasar, lalu menguap lebar.

Kenzo duduk di sebelah Zilo yang sedang menonton film Iron Man 2 memakai DVD. Zilo adalah penggemar Marvel garis keras. Tolong ingat itu, di kamarnya ada baju besi Iron Man, baju laba-laba Spiderman, baju deadpool, palu Thor dan masih banyak lagi yang berhubungan dengan Marvel superhero.

"Kak Arthur mau kemana?" Tanya Kenzo setengah menguap.

Zilo melirik Kenzo sekilas. "Bandara, tapi gak tau jemput siapa," Jawab Zilo. Kenzo hanya ber-oh ria.

"Tadi pas ngelewatin kamar Mama, Kak Kenzo denger desahan masa" ujar Kenzo polos.

"Hah?"

"Iya desah. Ah bocah mah diem ae, nanti kepolosannya ilang." Ejek Kenzo sambil terkikik geli.

"Padahal tiap hari nonton film warnanya biru," celetuk Hani, yang duduk di bawah.

Seketika itu juga Kenzo tertawa keras, Zilo hanya menatap tajam Hani. Mendengus kesal, kenapa semua orang menistakan Zilo😌.

...

"Ya posisinya ada dimana?" Ucap Arthur pada orang di telpon, Arthur kini sedang di bandara Soetta. Menunggu seseorang yang sangat Arthur benci.

"Dia memakai baju warna peach, dan celana jeans pendek, memakai kacamata hitam." Jelas seseorang di sebrang sana.

"Aku tidak tahu wajah dia seperti apa,"

"Akan ku kirimkan, fotonya Mr."

"Oke aku tunggu."

Tring!

Tidak lama setelah panggilan terputus, ada kiriman foto dari whatsapp. Arthur Mendownload fotonya lalu tersenyum senang dan bersmirk.

"Olivia Zhang..." gumam Arthur bersmirk.

Dari informasi yang Arthur dapatkan, saudara tirinya itu kini menjadi model terkenal. Tidak sulit untuk Arthur membalas perbuatan Windy di masa lalu.

Sekarang Olivia ada pemotretan di Jakarta dan di Bali, ini kesempatan emas Arthur. Kesempatan untuk membalaskan semuanya.

Terlihat dari arah kejauhan Olivia sedang berjalan santai menuju depan bandara, disebelahnya para Asisten Olivia, nampak kewalahan membawa banyak koper dan tas Olivia. Seperti ratu saja, pikir Arthur.

Olivia sedang menghentak-hentakan kakinya kesal, karena jemputannya belum datang. Ia marah-marah pada Asistennya sementara mereka hanya menunduk. Arthur berdecih, Olivia adalah Windy kedua ternyata.

Arthur berjalan kearah Olivia lalu dengan sengaja menubrukkan badannya pada tubuh langsing Olivia.

"Eh. Kalo jalan tuh liat-liat dong! Lo tuh punya mata gak sih, ah sakit nih." Sentak Olivia, Arthur berbalik lalu menatap Olivia dengan pandangan menggoda.

"Sorry" ucap Arthur menghampiri Olivia, "lo gak apa-apakan?" Tanya Arthur.

Olivia hanya terdiam, mengagumi ketampanan Arthur, demi dewa tapasha. Arthur sangat tampan dan menggoda, idaman Olivia sekali.

"E-eh iya, gak apa-apa kok. Sorry tadi udah marah-marah sama lo."

Arthur hanya tersenyum. "Eh lo nunggu siapa? Oh iya. Gue Arthur" Ucap Arthur memperkenalkan diri.

Olivia menyambut uluran tangan Arthur. "Olivia, panggil Oliv aja. Iya nih, gue lagi nunggu jemputan tapi gak dateng-dateng. Kesel ih"

"Mau kemana? Naik mobil gue aja yuk, noh disana" tunjuk Arthur kearah parkiran bandara.

"Ke Hotel Grand Hyatt Jakarta, emangnya boleh ya?" Tanya Olivia sambil berbinar senang.

Arthur mengangguk, "boleh kok. Ayok gue anter, mungkin jemputan lo kejebak macet. Ya namanya juga Jakarta"

Olivia agak terkekeh, sudah tampan baik hati pula. Batin Olivia senang. Para Asisten Olivia meleguh senang, mereka akhirnya tidak terlalu tersiksa dengan berdiri terus disamping nenek sihir ini, belum di marah-marahinya. Membuat mereka tambah pusing.

Arthur membawa mereka ke mobilnya yang terparkir rapi diantara jejeran mobil di parkiran bandara itu, Range Rover mewah berwarna putih yang nampak mengkilat menyambut mereka, Olivia terperangah. Sudah tampan, baik dan pastinya kaya pula.

Rezeki nomplok, untuk Olivia. "Kalian kenapa diem aja! Cepetan masukin barang-barang gue ke bagasinya!" Sentak Olivia kepada para Asistennya yang berjumlah dua orang itu.

Mereka agak menggerutu kesal, kalo tidak butuh pekerjaan saja, mereka tidak akan mau jadi Asisten Model sombong seperti Olivia.

Arthur membukakan bagasi mobilnya dan membantu memasukkan barang-barang Olivia disana. "Makasih" ucap kedua Asisten Olivia itu berbarengan.

"Selow aja" balas Arthur sambil tersenyum ramah, Astrid dan Liao nama kedua Asisten Olivia, langsung jejeritan gak jelas di senyumi cowok setampan Arthur.

Mereka masuk ke mobil, Arthur membukakan pintu mobil untuk Olivia. "Silahkan masuk, tuan putri" ucap Arthur. Olivia langsung salah tingkah di sebut tuan putri oleh Arthur.

"Huek, tadi gue ngomong apadah!" Lanjut Arthur dalam hati.

Arthur berjalan memutar lalu memasuki mobilnya, menyalakan mesinnya dan mulai meninggalkan Bandara Soetta.

Tidak ada percakapan di dalam mobil itu, begitu hening. Saat sudah berada di kawasan Menteng, jalanan nampak macet tidak bisa bergerak. Padahal sudah dekat dengan tempat tujuan. Hotelnya pun sudah kelihatan berdiri gagah di depan sana, tapi karena macet jadi agak lama.

Astrid dan Liao tertidur pulas di belakang, mereka kelelahan bukan main karena sibuk dengan jadwal Olivia. "Macet," gumam Arthur tapi masih bisa di dengar Olivia.

"Gak apa-apa kok. Asal sama lo sih gue mau macet mau nggak, nggak masalah." Celetuk Olivia tiba-tiba.

"Bisa aja."

"Bener deh,"

Olivia tidak bosan-bosan menatap wajah sempurna Arthur, sebenarnya kalo boleh jujur Arthur risih dipandangi seperti itu. Kecuali oleh Trisa dan Mamanya, itu tidak masalah.

Arthur menoleh, ternyata Olivia mendekatkan wajahnya kearah Arthur. Damn, tidak sengaja bibir mereka bertabrakan. Untung saja kaca mobil Arthur gelap, coba kalo tidak. Mamang Goj*ek yang di sebelah kaca mobil Arthur sudah ngamuk kali.

Berbuat mesum di tempat umum. Olivia menarik tekuk Arthur pelan, lalu melumat bibir Arthur ganas. Arthur hanya diam dan meremas stir mobilnya.

Arthur mulai membalas ciuman itu dengan tak kalah ganasnya, tapi Arthur sambil membayangkan wajah menggoda Trisa. Bukan Olivia.

"Kena kau!" Batin Arthur.

...

"Huek!" Trisa memuntahkan cairan bening dari dalam perutnya untuk yang kesekian kalinya.

"Arthur, cepet pulang." Rengek Trisa lemah.










Hola di up. Maaf yang tadi kesalahan teknis, jadi ini part yang bener yak. Udah ah minta vomentnya aja. Ohiye panggil silvi aja jangan Arthor biar lebih akrab aja sih. 😅

Regards
Silviyani_rahayu
Bogor, 28 Januari 2018.

Story Of Nara (Lalisa✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang