prologue

9.6K 598 7
                                    

Tepat di altar janji suci sehidup semati yang diikrarkan oleh sepasang makhluk tuhan yang diamsusikan sedang bahagia karena resmi membangun keluarga kecil tersebut menebarkan senyum kepada para tamu undangan.

Kim Hana. seorang gadis kalangan biasa yang beruntung menerima tawaran hidup oleh seorang lelaki mapan, bahkan dapat dikatakan memiliki segalanya.

Bagaimana tidak? Suaminya, Park Jimin adalah pendiri perusahaan industri furniture terkenal di Korea. Bahkan di daerah Gangnam pun bisa dilihat dengan jelas aset-aset milik Jimin bertebaran.

Oke mari ralat tentang suaminya yang memiliki segalanya. Jika yang terbesit di benakmu adalah harta, itu adalah hal yang benar. Namun keluarga? Bahkan Jimin sendiripun tidak tahu siapa kakek-neneknya. Sejak umur 10 tahun ia berada di lingkungan panti asuhan. Tentu bukan kaki kecil Jimin yang membawa dirinya sendiri ke tempat tersebut.

Anak yatim piatu? Oke anggap saja begitu. Karena kegigihan dan tekad yang kuat membawa Jimin hidup di lingkungan kelas atas. Sungguh inspiratif bukan?

~~~

Pagi ini Hana sudah berkutat di dapur untuk membuat sarapan. Pukul 8 pagi Hana telah menyajikan seluruh masakannya di meja makan.

"duduklah." Ucap Hana lembut kepada suaminya.

Suaminya hanya mengangguk sambil menatap layar ponselnya.

"hari ini kau akan pulang pukul berapa?" Tanya Hana.

"aku belum tahu." Ucap Jimin singkat tanpa melepaskan pandangannya dari layar ponsel.

"emm.. aku akan membuat makan malam jika-"

"halo? Iya pak Jung-" Jimin pergi dari meja makan karena panggilan telepon.

Hana tersenyum kecut. Ini sudah hampir setahun pernikahannya dengan Jimin. Kejadian seperti ini? Sudah biasa bagi Hana. Jimin adalah suami yang jahat? Tidak peduli terhadap istrinya? Itu bukan definisi Jimin sebagai suami Hana.

"Jangan masak terlalu banyak nanti malam. Aku akan pulang telat." Jimin kembali ke meja makan.

Hana hanya tersenyum kecil, dipaksa lebih tepatnya.

Setelah selesai sarapan, Jimin langsung mengambil kunci mobil beserta tasnya.

"jimin.." ucap Hana pelan.

Jimin menoleh saat hendak membuka pintu apartemen. Matanya menatap dan mengisyaratkan Hana untuk segera melanjutkan ucapannya.

"jangan lupa untuk makan disana." Ucap Hana menghindari mata Jimin.
Jimin mengangguk lalu membuka pintu. Saat hendak menutup pintu apartemen, Jimin memutar badannya dan melihat istrinya masih berdiri di posisi yang sama. Ia menjulurkan tangan kanannya lalu mengusap pelan ujung kepala Hana.

"kamu juga."

ceklek

Pintu tertutup. Hana merasakan hal yang sama lagi. Rasa dimana ia merasakan hangatnya Jimin. Walaupun sedikit, itu bisa mengalahkan semua sakitnya. Disini dia berstatus sebagai istri. Namun nyatanya ia tidak bisa bertindak sebagai istri Jimin sebagaimana mestinya.

Bagaimana tidak. Jimin dan Hana tidak melandasi pernikahan ini dengan cinta.

Tidak.
Jimin yang tidak melandasi ini dengan cinta

to be continued...

---
hello guys~~~
sorry cerita yg kmaren aku apua dan aku upload ulang. karena aplikasi aku error. aku udah upload tapi ceritanya ga muncul-muncul 😢😢😢😢
makasi uda mau mampir ya. kritik dan saran jangan sungkan ❤❤
thx u
XOXO FROM SEXIEST JIMIN

HIDDEN PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang