13

3.5K 401 7
                                    

BUGH!!

Taehyung jatuh tersungkur ke lantai.

"BRENGSEK KAU KIM TAEHYUNG!"

BUGH! !! Hantaman mendarat tepat di pipi kiri Taehyung.

"HANYA AKU YANG BOLEH MENYAKITINYA!"

BUGH!! Hantaman kedua di pipi kanan Taehyung.

"HANYA AKU YANG BOLEH MEMBUATNYA MENDERITA!!"

BUGH!! Lagi. Hantaman mendarat di pipi kiri Taehyung.

"HANYA AKU YANG BOLEH MEMBUATNYA MENANGIS!!"

BUGH!!!

"HANYA AKU YANG BOLEH MEMAKINYA!!"

BUGH!!

BUGH!!

Berkali kali hantaman itu menimpa wajah Taehyung dengan brutal.

"PARK JIMIN BERHENTILAH!" Hana merangkul anak Taehyung lebih erat. Ia takut anak yang ia gendong saat ini menyaksikan adegan seperti ini dan merekam di dalam memorinya.

"oh jadi dia suamimu?" ucap Taehyung tersenyum remeh kemudian meludahkan darah dari mulutnya.

"ya! Aku suami Hana! DAN AKU ANAK DARI WANITA YANG KAU SEBUT JALANG ITU BRENGSEK!!" sekali lagi Jimin menghantam wajah tampan Taehyung.

Tangan Ibu Jimin meraih lengan Jimin. "Jimin-ah. Berhentilah." Ucap Ibu Jimin lirih.

Kalimat sederhana itu mampu menghipnotis Jimin. bahkan teriakan istrinya tidak mengurangi emosi Jimin sedikitpun. Jimin melepas cengkramannya di kerah Taehyung.

"seharusnya kamu bersyukur masih ada yang memberikanmu kasih sayang seorang Ibu, brengsek!" Jimin menepuk-nepuk bajunya yang kotor.

"kamu tahu apa tentang dia, HAH?"

"Kim Taehyung.." wanita paruh baya itu membantu Taehyung bangkit.

"lepaskan! kamu merebut posisi Ibuku! Kamu membuat Ibuku seperti tidak ada lagi di rumah! kamu menghilangkan kenangan Ibuku!" Taehyung menatap tajam wajah wanita yang di depannya saat ini. Tajam namun genangan air ada di sudut matanya.

"maafkan aku, Taehyung. Aku tidak bermaksud menggantikan posisi Ibumu. Ini semua permintaan mendiang Ibumu Kim Taehyung. Ibumu ingin aku menggantikan dia. Dia tidak ingin kamu kehilangan sosok Ibu karena kepergiannya." Wanita yang kini bermarga Kim tersebut merosot turun. Menangis sejadi-jadinya.

"aku menganggapmu sebagai anakku sendiri. Aku menyayangimu, Kim Taehyung. Aku bahkan tidak dapat menunjukkan kasih sayang seorang Ibu kepada anak kandungku." Ibu Taehyung dan Jimin itu meraung.

"mungkin ini karmaku pada Jimin. aku melakukan hal yang sangat jahat pada Jimin."

Taehyung ikut ambruk. Ia menangis. Hana benar tentang wanita ini. Wanita ini juga memiliki luka. Luka yang ia pendam selama ia berada di sisinya.

"setiap kali melihatmu, aku selalu membayangkan Jimin. apakah dia sudah besar sepertimu? Apakah dia tampan sepertimu? Apakah dia makan dengan baik sepertimu? Apakah dia hidup dengan layak sepertimu? Aku selalu teringat tentang anakku sendiri saat melihatmu. Itu alasanku tidak pernah membencimu, Kim Taehyung. Sekalipun ribuan makian terlontar dari mulutmu."

Taehyung menggengam tangan Ibu tirinya. "m-maafkan aku."

Dua buah tangan melingkar di leher wanita tua tersebut. "maafkan aku, Ibu." Kini Jimin memeluk Ibunya juga.

Hana menyaksikan semua itu menangis bahagia sambil merangkul Hana kecil dengan hangat. Mengecup puncak kepala keponakannya itu dengan lembut. Hal yang diharapkan Hana terwujud.

Jimin sembuh. Dan hal yang lain juga ikut sembuh. Taehyung. Dan Ibu mereka.

to be continued

HIDDEN PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang