Mentari masih sangat cerah seperti hari-hari sebelumnya.
20 menit lalu, bel pulang telah dibunyikan. Madrasah perlahan-lahan mulai sepi. Terlihat di lapangan, hanya beberapa orang siswa yang sedang ada kegiatan organisasi, dan di koridor masih berlalu lalang beberapa siswa dan siswi kelas unggul yang menunggu jam masuk, untuk mengikuti kelas tambahan.
Anisa keluar dari kelasnya, seperti biasanya dia gak ikut kelas tambahan, karena dia harus mempersiapkan KSM Fisikanya.
Saat berjarak beberapa dari meter dari simpang koridor, Anisa melihat seorang pria yang sedang mengotak-atik ponselnya.
"Dino Arfan!" Teriak Anisa menggema di koridor.
Pria tersebut yang bernama Dino, merasa namanya di panggil, ia mendonggak. Dino tersenyum kepada Anisa.
"Eh Anisa, belum pulang?" Tanya Dino ketika Anisa telah sampai di depannya.
"Belum. Tumben lo sendiri?" Tanya Anisa seraya mengedarkan pandangannya, mungkin teman Dino ada di sekitar sini.
"Ya lo tau lah, gue lagi ikut apa," kata Dino yang sebanarnya ada rasa kesal dari dalam perkataanya.
"Ohya, gimana persiapan KSM Biologi lo hari ini? Sudah selesai?" Tanya Anisa ramah.
Dino mendecik, "Beberapa sih. Gue lagi malas belajarnya, makanya sebentar belajar tadi. Terus, gue di kasih video tentang materi Biologi gitu. Baru tadi gue nonton videonya. Hitung-hitung nunggu lo," jelas Dino panjang lebar.
"Enak yah jadi lo. Pemalas, tapi pintar!" Kata Anisa sedikit tertawa.
"Ya enggak gitu lah. Pemalas-malas nya gue, gue belajar juga lah sedikit. Lagian KSM Biologi telah ditetapkan dari dulu sebagai target yang harus gue capai sama Bokap gue."
Anisa hanya mengangguk mengerti, " 'Kan gue gak mungkin kecewain dia. Padahal gue sudah banyak dikasih kebebasan. Apalagi sama Nyokap gue, sabar banget sama sikap gue yang dulunya nakal minta ampun. Dan juga terimakasih juga buat lo, lo sudah menyadarkan gue. Dan gue senang mengambil bagian dari organisasi lo," kata Dino tersenyum.
Anisa tertegun, "Gue salut sama lo! Setiap orang memang berhak berubah," kata Anisa seraya memukul pelan bahu Dino.
Dino menggaruk tengkuknya, "Ah, biasa saja."
"Ohya, lo bilang nunggu gue, nunggu kenapa?" Tanya Anisa.
Dino teringat, "Itu, hmm, apa namanya? Waka Kesiswaan manggil kita. Iya, itu!" Kata Dino kurang ingat.
"Hmm, sekarang? Dina?"
Dino menaikkan sebelah alisnya, "Dina? Yang kemarin KSM Matematika yah? Terus sekarang ikut KSM Kimia?"
Anisa mengangguk, "Mungkin sudah pergi duluan," kata Dino santai.
Anisa mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru koridor. Memang sih, sudah sepi. Tapi seseorang yang dicari Anisa pasti belum pulang. Mungkin dia lagi menggerutu gak jelas, menunggu Anisa tak kunjung datang.
Tiba-tiba tepat diujung koridor, seseorang yang dicari Anisa sedang berdiri, seperti sedang menunggu.
"Dino," panggil Anisa.
Dino menoleh pada Anisa, "Apa?" Tanya Dino.
Anisa memegang kedua lengan Dino dan mendorongnya untuk duduk di bangku koridor, "Lo duduk di sini sebentar, gue mau pergi dulu. Gue ada urusan, oke!" Anisa berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lantunan Ar-Rahman-ku [selesai]
General Fiction"Ini hidupku! Tak banyak orang yang tau. Termasuk orang-orang di dekatku. Karena dunia diri kami sendiri ini berbeda. Kebetulan, kami dipertemukan takdir, dan seperti ditugaskan untuk bersama." _AnisaShafana