The Queen and Her King

1.3K 164 23
                                    

.

.

Grep!

"!"

Perempuan itu terkesiap, Sasuke tiba-tiba memeluk erat bahunya, netra onyx pemuda itu tertutup erat. Sementara tetesan air mata meleleh di pipinya. Sachi hanya bisa terpaku, dan ia menoleh kecil pada pemuda itu. Tubuh Sasuke merosot dan ia jatuh terduduk. Untuk kali ini, pria itu menangis. Menangis karena rasa sakit ketika ia melihat ingatan ketika Sachi mencarinya.

Ketika Sachi dengan putus asa mencarinya setelah ia wafat.

Sachi menurunkan tubuhnya, ia menangkup pipi pemuda itu. Senyumnya yang getir terpatri di wajahnya yang cantik.

"Aku baik-baik saja," ujarnya. "Semuanya baik-baik saja." Sachi menempelkan keningnya di kening Sasuke. Tangannya yang mungil masih menangkup wajah Sasuke.

"Aku akan terus mencintaimu, bahkan walau aku terlahir kembali dan bukan lagi Sachi yang kau tahu di masa lalu. Aku akan tetap menjadi Ratumu, walau kau bukanlah lagi sang Raja." Ujarnya. "Karena itu, bantu aku untuk kembali ke alam sana sehingga aku bisa beristirahat."

Sasuke mengangguk kecil.

.

.

Sakura dan Indra berhenti di sebuah pintu batu. Pintu itu terlihat kokoh walau selama ribuan tahun tidak pernah tersentuh tangan manusia. Indra menyentuh salah satu sisi dinding dan tiba-tiba pintu batu itu bergerak terbuka. Keduanya masuk ke dalam ruangan dan Sakura terlihat takjub.

Ruangan itu seharusnya gelap, namun entah bagaimana bisa ada sudut-sudut cahaya yang menyusup diantara sela-sela dinding sehingga sedikit memberikan bantuan pada penglihatan gadis itu.

Makam yang telah terkunci selama ribuan tahun itu akhirnya terbuka, dan Sakura adalah orang pertama yang masuk ke dalamnya. Suasana khas yang telah terkunci selama ribuan tahun itu tertangkap di pandangan Sakura. Gadis itu masih memandang sekelilingnya takjub. Semua benda-benda di sekelilingnya terasa nyata.

Indra tersenyum tipis dan mengangkat tangannya untuk meraut tangan Sakura. Namun hatinya mencelos saat tangannya tembus. Ia tidak bisa menyentuh Sakura. Tapi Sakura menyadarinya dan memberikan senyum kecut pada pria itu.

"Jadi, di sinilah kita." Ujar Sakura. "Kurasa, sudah saatnya mengucapkan salam perpisahan." Ujarnya.

"Aku semang bisa berjumpa lagi denganmu, selamanya kau akan terus berada di hatiku." Ujar Sakura. Indra hanya menatapnya sendu, sampai tiba-tiba pria itu berbalik dan melangkah menuju sarkopagus yang berada di ruangan itu. Sakura memandang pria itu tak mengerti. Tapi ia masih memperhatikan apa gerangan yang Indra lakukan.

Tiba-tiba sebuah suara ketukan dan gesekan seperti cakaran terdengar dari dalam sarkopagus. Sakura melotot kaget dan menatap Indra tak mengerti. Tapi pria itu masih memunggunginya dan memandang peti mati itu. Suara ketukan dan gesekan dari dalam sarkopagus itu semakin kencang, Sakura meneguk ludahnya gugup. Hatinya berdebar kencang entah karena apa. Atmosfir sejuk di dalam sana tiba-tiba berubah mencekam. Sakura tanpa sadar melangkah mundur, tapi ia masih memandang peti mati di depan sana. Menunggu ada apa gerangan yang akan terjadi.

Ia tidak perlu takut kan? Ada Indra di sini, dan ia yakin semuanya akan baik-baik saja. Tapi harapannya pupus saat tiba-tiba Indra menoleh dan menatapnya datar dengan sepasang mata merah darah dengan pola yang aneh. Pola mata itu tiba-tiba bercahaya dan sosok Indra perlahan mulai memudar.

"I-Indra...?!" Pekik Sakura panik.

Bruak!

"!"

Sand of SaharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang