.
Butuh satu hari sampai ketiganya sampai di Bandara Internasional Cairo. Kizashi segera membereskan barang bawaan mereka dan berjalan menuju mobil jemputan yang telah menunggu. Sakura mengusap kulitnya yang tiba-tiba terasa gatal, perbandingan suhu mulai terasa rupanya. Namun ia segera mengambil salep dan mengoleskannya di sekeliling kulitnya yang terasa gatal.
"Ah, lama tidak bertemu!" Sapa Kizashi tiba-tiba pada seorang yang menjemput mereka. Sakura masih memperhatikan sekelilingnya sembari menarik kopernya.
Kizashi nampak sibuk dengan sosok yang menjemputnya itu, Sakura sempat berhenti saat melihat-lihat papan yang menampakkan pemandangan piramid. Ia baru menoleh saat Kizashi memanggilnya.
"Sakura, perkenalkan ini rekanku dalam penelitian ini. Dia adalah arkeolog muda yang baru saja bergabung dalam proyek ini." Ucap Kizashi memperkenal sosok pemuda itu. Sakura menoleh dan tiba-tiba nafasnya seolah berhenti.
Deg!
"Suatu hari, kita akan bertemu kembali sayangku. Walaupun segalanya tidak akan sama seperti saat ini. Tapi aku akan memastikan, bahwa saat kita bertemu lagi aku takkan pernah melepaskanmu lagi."
Sakura memejamkan matanya, ia menghela nafas sejenak dan ia melebarkan sebuah senyum manis. Ia membungkuk kecil, memberikan gestur hormat khas Jepang. Pemuda itu melakukan hal yang sama.
"Haruno Sakura." Ujar Sakura memperkenalkan dirinya.
Pemuda itu menarik sudut bibirnya ramah, "Uchiha Sasuke."
Sakura masih terdiam di tempatnya saat Kizashi tiba-tiba mengambil alih Sasuke untuk melanjutkan pembicaraan mereka. Sakura memandang punggung kedua laki-laki itu, ia menatap punggung Sasuke sendu. Entah kenapa ada sesuatu yang membuatnya tiba-tiba merasa rindu.
Seolah punggung itu mengundangnya untuk bersandar di sana.
"Hai, Sakura, ayo masuk!" Seru Ino yang sudah masuk ke dalam mobil. Sakura segera bergegas dan meletakkan kopernya di bagasi.
Perjalanan mereka lumayan jauh melewati perkotaan kering, cuaca terik membuat Sakura mengusap kulitnya yang terasa gatal akibat perbedaan suhu. Ia belum terbiasa sampai kemudian netranya membeliak saat melihat sebuah bangunan segitiga yang menjulang di tengah-tengah tanah lapang dengan debu-debu kekuningan.
Beberapa unta juga nampak berjajar, turis-turis terlihat bergerombol di beberapa sudut kota.
"Selamat datang di piramida Mesir!" Ucap Kizashi seolah memberikan sebuah sambutan ala pemandu wisata. Ino berdecak kagum dan melihat pemandangan itu dengan wajah berbinar. Tak butuh waktu lama sampai Ino sibuk mengambil gambar dengan smartphonenya.
Sakura hanya memperhatikan piramida itu dengan ekspresi biasa, entah kenapa ia tak begitu takjub seolah segala sesuatu terasa biasa baginya.
Ia hanya merasa seperti kembali ke kampung halaman, entah karena apa.
Mereka berhenti di sebuah hotel, dan setelah meletakkan barang-barang Kizashi memutuskan mengajak putri dan sahabatnya itu menuju musium tempatnya bekerja. Kizashi beberapa kali menjelaskan arti dari artefak-artefak yang dipajang di sepanjang dinding musium sebagian merupakan benda peninggalkan dari emas murni yang dipajang di tengah ruangan berupa sarkopagus, koin dan beberapa topeng serta patung.
Sakura tiba-tiba berhenti di sebuah sarkopagus. Ia tak tahu kenapa ia tertarik pada peti itu. Tapi ia merasa ada sesuatu saat ia melewati peti itu. Di dalam peti itu terdapat sebuah mumi, sang mumi terlihat damai di dalam tidur abadinya. Kulitnya yang sudah kering terlihat mencetak garis rahangnya secara jelas.
![](https://img.wattpad.com/cover/127123244-288-k300991.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sand of Sahara
Hayran KurguSakura, seorang gadis biasa yang mencintai sejarah. Suatu hari sebuah buku dari perpustakaan yang ia baca membuatnya mendapatkan mimpi-mimpi aneh mengenai kisah rahasia seorang pelayan dengan seorang Raja Mesir yang hidup 5000 tahun yang lalu. Saku...