.
Ia baru saja membuka kelopak matanya, ketika tersadar hal pertama yang tertangkap di pandangan adalah sebuab ruang gelap dengan satu jendela kecil yang menjadi satu-satunya sumber cahaya. Ia bergeming dan dengan tergesa berusaha merangkak di sekitarnya.
Berada di manakah ia? Apakah ia kembali dikirim ke penjara? Batinnya menduga.
Hingga tiba-tiba ia mendengar suara pintu yang terbuka, ia memekik kecil saat menyadari hahwa sosok yang membuka pintu itu adalah seorang pria. Pria itu membawa obor di tangannya. Sachi langsung mengambil posisi waspada ketika bayangan sosok pria itu bukanlah Indra, atau siapapun yang ia kenal selama ini di istana.
"Kau sudah bangun?" Tanya sosok itu.
"Si-siapa kau?" Tanya Sachi terbata. Netra klorofilnya menyorot dengan waspada.
Sosok itu mengacuhkannya, "kau tidak perlu tahu." Jawab sosok itu. "Yang terpenting sekarang kau harus keluar, karena masih banyak pekerjaan yang harus kau lakukan." Ucapnya.
Sachi terlihat kaget, "pekerjaan? apa maksudmu?"
Sosok itu berdecak, sepertinya ia sudah kehabisan kesabaran. Ia tiba-tiba melangkah mendekat dan menarik lengan Sachi dengan kasar. Perempuan itu hanya bisa meringis dan berusaha memberontak, namun tenaganya kalah. Saat ia melangkah keluar dari ruangan itu dan melewati lorong-lorong gelap. Ia mencelos ketika tiba-tiba tubuhnya dilempar di gundukan pasir. Tempat itu sangat ramai, dan banyak orang berlalu lalang. Sachi mendelik saat ia menyadari pakaiannya bukanlah pakaian yang biasa ia pakai di istana. Melainkan hanya sepotong pakaian lusuh dengan kondisi compang-camping.
Hatinya mencelos saat ia melihat banyak orang di belakangnya yang terlihat lusuh, tertunduk dengan muka pasrah, wajah mereka terlihat suram dan beberapa anak-anak juga memasang wajah ketakutan.
Sachi tahu bahwa mereka adalah budak.
Dan bagaimana ia bisa sampai ke sini? Seingatnya terakhir kali ia berada di salah satu menara di istana untuk menenangkan diri. Hingga kemudian ia pingsan dan tidak ingat apa-apa lagi.
Sachi menghela nafas kecil, ia hanya bisa pasrah saat orang-orang itu tiba-tiba menyeretnya. Ia tak tahu ia akan di bawa kemana.
.
Seorang keluarga membelinya dan menjadikannya budak yang membantu pengilingan hasil panen. Ia tidak sendirian, ada sekitar tiga orang lainnya yang juga dipekerjakan di sekitar rumah-rumah petani di wilayah itu.
Sachi tidak banyak berbicara ataupun mengatakan siapa jati dirinya, ia hanya mengikuti alur dan berharap dapat mencari jalan agar suatu hari bisa kembali ke istana. Ia tidak berharap banyak, tidak pula berharap kembali untuk menjadi Ratu. Tapi ia berharap dapat kembali ke sisi pria yang ia cintai.
Ya, hanya Indra alasan kenapa ia ingin kembali.
Pengalamanya sebagai pelayan di masa lalu membuatnya dengan mudah bisa berbaur, sejak awal ia memang bukan berasal dari bangsawan. Strata sosialnya naik karena ia diangkat oleh Indra sebagai Ratu. Di luar hal itu, ia hanyalah perempuan biasa yang dahulu menjadi pelayan istana.
"Siapa namamu?" Tanya seorang laki-laki yang Sachi tak tahu siapa namanya. Laki-laki itu datang beberapa hari yang lalu dan memperkenalkan dirinya sebagai kerabat jauh dari sang pemilik rumah.
"Sa-Maheen." Ucap Sachi, "namaku Maheen."
Laki-laki itu hanya mengangguk-angguk, kemudian ia pergi begitu saja. Entah kenapa, Sachi merasakan sesuatu yang aneh darinya. Sachi mencoba untuk berpikir positif. Hingga beberapa hari kemudian ia baru menyadari bahwa laki-laki itu sering memperhatikannya. Bahkan saat ia tengah membantu mengiling gandum, atau menaruh jerami di kandang tempat hewan ternak berada.
![](https://img.wattpad.com/cover/127123244-288-k300991.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sand of Sahara
FanficSakura, seorang gadis biasa yang mencintai sejarah. Suatu hari sebuah buku dari perpustakaan yang ia baca membuatnya mendapatkan mimpi-mimpi aneh mengenai kisah rahasia seorang pelayan dengan seorang Raja Mesir yang hidup 5000 tahun yang lalu. Saku...