.
Sosok pria itu tersenyum kecil saat tangannya mengenggam jemari perempuan di sampingnya. Mereka menaiki undakan anak tangga menuju sebuah bangunan yang merupakan kuil utama menuju makam di lembah raja-raja.
"Yang Mulia?" Cicit perempuan itu gugup, ia meremas rok di pahanya. Perutnya yang sedikit membuncit terasa tak nyaman.
"Tenanglah sayang, kita hanya mengunjungi makam Ayahku." Ujar pria itu lembut. "Dan makam Ibuku tentu saja, kedua dimakamkan dalam ruangan yang berbeda."
"Ta... tapi bagaimana dengan jebakan di dalam sana?"
"Tak usah khawatir, prajurit sudah mematikan jebakannya untuk sementara, jadi kita akan aman." Jawabnya. Perempuan itu mengangguk, ia kembali memandang pilar-pilar megah itu. Kemudian ia mengikuti oangkah pria di depannya.
.
Sakura melangkah memasuki pintu ruangan lorong tersebut, di sepanjang dinding tertulis hurup-hurup mesir kuno. Entah kenapa, netranya memandang satu persatu tulisan itu.
'Makam ini adalah tempat peristirahatan sang Raja, siapapun yang menganggu peristirahatan sang raja, akan mendapatkan kutukan.'
Tidak hanya memuat peringatan-peringatan mengenai terlarangnya memasuki wilayah makam, ketika melangkah ke dalam lorong ia mulai menemukan riwayah-riwayat dari raja-raja yang telah dimakamkan di tempat ini. Setiap satu lorong menyebutkan satu nama Raja beserta keluarganya, kemudian lorong-lorong lain masih ada yang menjadi cabang dari makam-makam lainnya.
.
"Yang Mulia, kenapa lorong di tempat ini sangat banyak?" Keluh perempuan itu.
Sang Raja tersenyum geli, "beberapa lorong ini hanyalah jebakan, tapi beberapa memang lorong asli yang mengantarkan kita ke beberapa makam leluhur." Tukas pria itu.
"Tapi, bagaimana jika kita tersesat?" Tanya perempuan itu khawatir." Indra kembali tertawa geli.
"Jangan khawatir sayang, di setiap pintu lorong kau bisa membaca petunjuk-petunjuk. Karena jebakan di makam ini sudah dimatikan, kau tak perlu khawatir untuk melangkah. Satu-satunya yang perlu kau khawatirkan yaitu mengenai penerangan." Tukas pria itu santai. "Nah, kau lihat siapa saja nama leluhur kita di makam ini bukan?"
Perempuan itu memandang tulisan-tulisan di sepanjang dinding lorong, ia mengangguk kecil. Ini memang pertama kalinya ia datang ke makam di lembah para Raja. Pria itu membimbingnya semakin masuk ke dalam makam, penerangan dari obor yang dipasang di tiap sisi dinding menjadi satu-satunya penerangan yang mereka andalkan.
"Nah, kita sudah sampai." Ucap pria itu di depan sebuah gerbang menuju sebuah ruangan yang lumayan luas. Perempuan itu mengeratkan pegangannya di genggaman suaminya. Sementara sang Raja terlihat meraba sisi-sisi dinding batu, dan sebuah sisi tiba-tiba tertekan. Perlahan suara gemuruh terdengar dan pintu batu di hadapan mereka tiba-tiba bergerak terbuka.
"Inilah, makam Ayahku, Raja sebelumnya." Ucap pria itu.
Wanita dengan rambut merah muda itu menelusuri sisi-sisi kamar dan ia melihat beberapa perhiasan terlihat bertumpuk di sudut-sudut ruangan. Sementara di sekitar dinding ruangan tertulis riwayat dari sang Raja yang dimakamkan. Hal yang paling mencolok di tengah ruangan itu adalah peti mati dari sang Raja terdahulu.
"Mari kita berdoa, Ratuku." Ajak pria itu lembut sembari membimbing istrinya mendekati peti.
.
Sakura tiba-tiba menghentikan langkahnya di sebuah persimpangan. Netra klorofilnya memandang lorong yang terlihat buntu tersebut.
'Ini... adalah lorong menuju kamar makam sang Raja sebelumnya. Apakah... beliau masih ada di dalam sana?'
KAMU SEDANG MEMBACA
Sand of Sahara
FanficSakura, seorang gadis biasa yang mencintai sejarah. Suatu hari sebuah buku dari perpustakaan yang ia baca membuatnya mendapatkan mimpi-mimpi aneh mengenai kisah rahasia seorang pelayan dengan seorang Raja Mesir yang hidup 5000 tahun yang lalu. Saku...