Setangkai mawar dari Ali (1)

14.3K 507 3
                                    

Luka jika aku mengenang nya, lima belas tahun bukan waktu dalam jangka pendek untuk ku mencoba menghapus kenangan yang terukir singkat di memori ku .. hari ini aku terlihat begitu aneh , menatap diri ku di hadapan sebuah cermin besar yang memberi gambaran akan diri ku..

"Apa memang aku tak pantas? Aku memang tak setegar Khadijah , juga tidak sesabar fatima az-zahra aku hanya ingin menjadi wanita soleha yang baik akan akhlak nya"..

Tubuh ku kini kembali ku hempaskan ke atas kasur ..
Sungguh , berdosa kah diri ku yang selalu saja memikirkan pria yang bukan mahrom ku? "Mengapa sulit sekali melupakan senyum terakhir nya ?" Aishhhh tatap ku kesal yang menatap diri ku di hadapan sebuah cermin..

"Kamu dimana? Mengapa kamu pergi dengan sejuta kenangan yang tak dapat kulupakan sama sekali?" .. sebuah tarikan nafas panjang yang kulakukan saat setiap tanya tak pernah ada jawab nya..

"Assalamu'alaikum fat" Aisha yang kini sudah berada di belakang ku..

"Waalaikum'salam , kamu kok kesini? Nggak ke kampus?"

"Dosen nggak dateng , lagian aku males ke kampus karna kamu nggak ada, kan hanya kamu sahabat yang ku punya".. sebuah senyum indah terukir di wajah cantik Aisha , perempuan cantik ini adalah sahabat ku sahabat dekat ku dari awal pertama kuliah..

"Yeaaa kamu mah nggak boleh gitu, aku kan nggak ada kelas hari ini" .. ucapku sembari memilih-milih baju yang pantas untuk ku pakai di sore nanti ..

"Kamu mau kemana fat?" Tanya Aisha yang ikut sibuk membantu ku memilih baju

"Pengajian di Masjid Aqobah .. apa kamu mau ikut?"

"Kayak nya nggak deh , soal nya biasala wanita.. oh iya Fat tadi aku denger kamu bicara sendiri , kamu kenapa? Masih gagal move on?" Ciwis Aisha kini mulai terdengar "Emang sesulit itukah melupakan kenangan mu Fat?"

"Jika mudah, aku tidak akan menunggu selama lima belas tahun ini, menyimpan mawar yang layu dan kering ini, berharap ia akan datang kembali untuk menjemput ku"

"Fat lima belas tahun itu lama loh , tidak menutup kemungkinan bahwa dia sudah menikah dan mencintai perempuan lain, maaf jika ucapan ku menyakiti mu hanya saja aku tak ingin kau larut dalam luka yang dalam .. mencintai dalam diam itu sulit , menunggu tanpa kepastian itu sakit dan berharap itu akan membawa mu kedalam rasa kecewa yang teramat dalam".. ucap Aisha yang kini menatap wajah ku dengan penuh perhatian

"Ya, kamu benar hanya saja aku ini terlalu bodoh untuk tidak dapat melakukan semua itu , menunggu tanpa kepastian , bergelut dalam rasa kecewa, bertempur dalam rasa sakit semua itu kulakukan , namun setangkai mawar dari Ali membua ku sanggup menahan dan melawan itu semua.. aku tak perna tau mengapa bodoh nya aku yang berharap pada setangkai mawar yang telah layu itu.. namun harapan ku tak perna semu"

Tanpa ingin memperpanjang perdebatan yang akan terjadi kini Aisha mendekap pundak fatimah memberikan kehangatan kasih sayang seorang sahabat terhadap sahabat nya yang sedang rapuh..

"Apa pun keputusan mu, apa pun keinginan mu selagi itu baik untuk dirimu aku akan selalu mendukung semua itu... jangan takut untuk sendiri aku ada disini"

Sahabat yang baik adalah sahabat yang tau akan luka yang di rasakan oleh sahabat nya..


🕊🕊🕊

"Fat , mama dan papa pergi dulu ya" Langkah kaki yang di percepat seakan begitu sangat terburu-buru..

"Fat ikut ma, pa kalian mau kemana ?"

"Tidak usah sayang , mama dan papa ada urusan penting , sekarang juga kami harus terbang ke Bali , kamu di rumah aja, ada bibi yang akan menemani mu.. "

Langkah itu kini mulai samar ku dengar semakin jauh dan jauh , lagi-lagi aku sendiri lagi-lagi semua nya pergi , "apa yang harus ku lakukan dengan semua kesunyian ini?"

Rongga dada ku terasa sesak , Lagi-lagi kesunyian itu menghantam jiwa ku , mengingat akan semua masa lalu yang kelam itu menyadarkan akan posisi ku.

"Aku merindukan apa yang pernah jadi milik ku di masa lalu"

"Sampai kapan kamu berhenti menyakiti hati mu sendiri? Dengan cara berhenti menaruh sebuah harapan pada yang sudah lama telah menghilang?" Aisha kini menghempaskan tubuh nya di sebuah sofa merah yang saat ini sedang ku duduki.

"Aku tidak akan setegar ini , jika bukan masa lalu yang telah membuat ku kuat, hingga sekarang aku berada di masa depan"

"Tidak Fat hanya waktu yang berputar menuju masa depan bukan kau, sungguh kau tidak sedang berada di masa depan , kau masih jalan di tempat, karna kau tak pernah berani untuk melangkah meninggalkan masa lalu mu itu"

"Lalu aku harus bagaimana aish? Apa harus aku mengambil segumpal otak ku dan mengeluarkan setiap sudut kenangan masa lalu?" Teriak ku frustasi

"Tepat nya bukan otak mu Fat , melainkan hati mu masalah sesungguhnya bukan ada di pikiran mu melainkan ada di hati mu , kau terlalu mencintai nya sama seperti ku yang begitu mencintai pras"

"Bagaimana tidak , karna dirinya pernah menyelamatkan hidup ku" ucap ku yang kini bergelut dalam pikiran yang masih sama semua nya tentang Ali.

Assalamu'alaikum wr.wb
Pertama-tama saya ingin meminta maaf untuk telat update , dan untuk yang sudah baca sebelum nya pasti bingung bukan , kenapa cerita nya jadi gini , iya jadi "setangkai mawar dari Ali" saya rombak tulisan nya bagi saya tulisan kemarin itu sungguh tidak bagus😰 jadi mohon maaf jika harus update nya mengulang kembali ..

Dan bagi yang kemarin nanya-nanya "sebener nya tulisan setangkai mawar dari Ali itu cerita apa sih kak?" Jadi gini setangkai mawar dari Ali itu adalah novel bergenre spritual , tapi cerita ini nggak akan kalah saya buat baper dari MASFA bahkan tulisan ini saya juga akan membawa Anda ke dalam suatu kesedihan"

Jadi saya harap kalian bersabar untuk seterusnya , selamat membaca Wassalamualaikum. 😊😊😊

Setangkai Mawar Dari Ali|✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang