Terkadang ujian cinta datang tanpa di duga
ketika rasa itu telah terikat maka semuanya akan berbeda mulai
dari cara mu menatap nya,senyum nya serta suara nya semua akan
terus terngiang di dalam ingatan mu.jatuh cinta bukan hanya tentang aku dan dia
tetapi lebih tepat nya tentang aku dan seluruh kenangan kita.kenangan yang telah menjadi memori permanen dalam hati dan pikiran ku.
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
"cara mu menatap nya, tak pernah sekalipun kamu menatap ku seperti itu Al."suara dengan nada tinggi keluar dari bibir tipis Aisha. Ali hanya diam sekali -kali menatap halaman belakang rumah melalui sela-sela jendela yang menjulang memampangkan keindahan alam ciptaan Tuhan.
"Al jawab, kamu gak bisa dong hanya diam tanpa memberiku kepastian." Teriakan kembali Aisha berikan dirinya tak dapat lagi menahan amarah atas sikap Ali yang begitu terlihat memberikan cintanya pada Fatimah.
"Al apa yang ngebuat kamu jadi seperti ini? oh aku tau kamu hanya kasian kan sama anak pe----" ucapan Aisha kini terhenti saat Ali yang refleks mengangkat tangan nya hendak menampar wajah Aisha."Astaghfirullah Aisha, kamu tau alasan atas sikap ku kepada Fatimah karna dia adalah istriku dan aku mencintai nya sungguh-sungguh mencintai nya, di setiap doa ku hanya nama dia yang ku pinta bukan nama mu atau perempuan lain yang ku harapkan hadir di tengah rumah tangga ku." dengusan nafas menahan amarah kini terdengar seiring kepergian Ali yang meninggalkan Aisha. rasa sakit menghujam dada nya dirinya tau akan kesalahan nya namun apakah salah jika dirinya memperjuangkan apa yang seharusnya menjadi miliknya.?
"Aisha kamu kenapa menangis?" mertua nya kini memeluk tubuh bergetar Aisha.
"umi, apa salah Aisha menginginkan seorang anak dari Ali? Aisha ingin menjadi istri yang sempurna untuk Ali" lirih Aisha di sela-sela tangisnya.
"semua itu tidak ada yang salah, lalu apa yang membuat mu sesedih ini? apa Ali menyakitimu? apa Ali tak memberikan hak nya pada mu?"
"iya umi, Ali baru saja melukai ku tapi tak hanya Ali, Fatimah pun menyakiti Aisha dirinya merebut Ali di malam pertama pernikahan Aisha ." tangis nya pecah rasa amarah pun menyelinap di hati sang mertua yang hendak mencaci maki Fatimah dengan segera.
"Aisha kamu tunggu disini biar umi yang akan membereskan wanita murahan itu."dengan langkah yang di percepat kini umi menghampiri Fatimah yang sedang sibuk mempersiapkan makan malam mereka.
"apa maksud mu merebut Ali di malam pernikahan Ali dan Aisha?"
"merebut Ali? maksud umi apa aku sama sekali tak merebut Ali." sebuah tamparan melayang di wajah Fatimah, Ali yang baru saja menyaksikan atas sikap umi nya kini berlari memeluk tubuh istrinya.
"umi, apa yang umi lakukan." teriak Ali menatap wajah umi tanpa ada rasa bersalah sedikit pun.
"dari awal Ali sudah menduga bahwa umi dalang di balik semua ini, pernikahan Ali dan Aisha itu semua rencana umi dengan mengancam Fatimah, sungguh Ali kecewa sama umi."
"oh jadi perempuan ini mengadu pada mu, punya nyali juga kamu." sebuah senyum palsu terpampang di wajah sang umi.
"bahkan Fatimah tak sedikitpun membuka mulut nya pada Ali untuk memberi tau semua kejahatan umi, apa umi ingat pertemuan umi dan Aisha di cafe, disana Ali mendengar semua nya apa konspirasi antara umi dan Aisha dan pada akhirnya Aisha datang dengan pakaian robek dengan drama bahwa dirinya hampir nyaris di perkosa, ya semua nya sesuai dengan rencana umi, istriku mungkin bisa tertipu tapi tidak dengan ku sampai kapan pun umi tak akan pernah bisa memisahkan aku dan Fatimah." tegas Ali yang memboyong tubuh Fatimah kedalam pelukan nya untuk segera pergi meninggalkan sang umi.
***
"mas, benarkah yang mas katakan tadi?" ucap Fatimah yang masih bingung akan kenyataan yang baru saja di dengarnya.
"iya semua itu benar." isakan nafas panjang kini terdengar, Ali benar-benar merasa frustasi akan sikap umi nya.
"lalu mengapa mas menikahi Aisha?" sebuah pertanyaan yang membuat Ali menatap mata Fatimah, rasa bersalah menyelundup di hati Ali.
"ku pikir awalnya akan ku ikuti kemana permainan umi akan membawa kita, tapi aku sudah tidak tahan melihat perlakuan umi pada mu, besok akan ku urus perceraian ku dan Aisha. rumah tangga kita akan kembali baik-baik saja." kedua tangan kekar itu merangkul di pinggang ramping Fatimah.
"tidak mas ini salah, aku tak dapat bahagia di atas penderitaan orang lain apa lagi itu sahabat ku sendiri." air mata kini meluncur dengan bebas nya membasahi wajah cantik Fatimah.
"aku tak mencintai nya Fat , bagaimana bisa aku tinggal satu atap bersama orang yang sudah jahat kepada mu bahkan dia sudah tidak menganggap mu sahabat nya Fat, jadi berhentilah untuk berbuat baik kepada orang yang tidak tau diri seperti Aisha."
"mas Aisha hanya belum menemukan arah nya, bagaikan orang yang tersesat di tengah kegelapan dan dia membutuhkan cahaya untuk menemukan jalan keluarnya dan cahaya itu adalah kamu. kamu pernah mengenal nya terlebih dahulu dari ku bukankah kamu tau ada cahaya kebaikan di diri Aisha karna itu mas menjalin persahabatan dengan nya sama seperti ku aku pun melihat cahaya kebaikan itu pada diri Aisha kita hanya perlu menuntun nya untuk menemukan jalan keluar, mas jangan khawatirkan perasaan ku. Insyaa Allah aku ikhlas untuk berbagi demi kebaikan kita semua terutama kebaikan Aisha."
"tapi Fat aku---"
"ku mohon belajarlah mencintai Aisha mas, setidaknya demi diri ku." ucap Fatimah yang menggengam erat tangan Ali
"sesungguhnya aku lebih melihat cahaya kebaikan itu pada diri mu Fat, aku menemukan alasan di balik rasa cinta ku kepada mu, ku harap hanya dirimu yang Allah ciptakan menjadi bidadari surga ku." kecupan hangat kini mendarat di pucuk kepala Fatimah wanita yang memiliki banyak kesabaran dan kebaikan pada dirinya.
ada beberapa hal yang harus dilakukan di dalam cinta.
salah satu nya mengikhlaskan kebahagian untuk cinta.ada perbedaan yang harus di mengerti di dalam cinta antara
benar-benar cinta atau obsesi ingin memiliki cinta.••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
happy reading....
KAMU SEDANG MEMBACA
Setangkai Mawar Dari Ali|✔
SpiritualKemana cinta akan membawa fatimah berlabu? Haruskah ia kembali bersama cinta yang sudah bertahun-tahun lamanya ia nanti atau menyerahkan cinta nya kepada Aisha , sahabat nya sekaligus seorang yang meminta fatimah agar mau berbagi cinta dari Ali .