Setangkai Mawar Dari Ali(15)

2.9K 221 32
                                    


Jika ada yang lebih kuat dari kekuatan cinta maka itu adalah kekuatan sang pencipta.

🥀🥀🥀🥀🥀

Ibrahim dan Kultsum kini tampil di depan umum membawakan sebuah dongeng dengan properti menggunakan boneka tangan.
Tampak terlihat keceriaan di wajah Ali dan Fatimah tak hanya Ali dan Fatimah yang menyaksikan pertunjukkan si kembar melainkan Aisha juga berada disana.

"Kembar belajar sama siapa dongeng nya?" Ucap Ali yang kini bersiap menanti pertunjukan kedua buah hatinya.

"Entahla mas , bahkan mereka tak bilang padaku bahwa mereka akan tampil seperti ini ." Ucap Fatimah yang langsung mengakhiri obrolan mereka saat mendengar nama kedua buah hati nya di lantang kan.

"Ini dia persembahan dongeng dari Ibrahim dan Kultsum.." tepuk tangan yang meriah kini diberikan kepada kedua bocah yang penuh semangat.

🌹🌹🌹
Ibrahim bertugas hanya memainkan properti sedangkan Kultsum yang menceritakan dongeng tersebut dengan suara lantangnya.
"Suatu hari hidup la satu keluarga yang bahagia, disana ada Ayah, Bunda, Ahmad dan adik perempuan nya bernama Tiyas. Ahmad dan Tiyas mendapat tugas sekolah dari guru nya selama libur panjang.
"anak-anak selama libur panjang kalian jangan lupa menuliskan sebuah cerita pendek ya.."ucap bu guru yang memberikan tugas kepada siswa nya.

Libur panjang pun tiba , Ahmad dan Tiyas berada di rumah bersama sang Bunda. Ahmad dan Tiyas merindukan Ayah yang tak kunjung pulang ke rumah. Ahmad dan Tiyas pun berdoa kepada Allah.
"Ya Allah kami merindukan Ayah, kirim Ayah pulang ya Allah" akhirnya Allah mengabulkan doa Ahmad dan Tiyas. Ayah mereka pun pulang kerumah setelah kepulangan sang Ayah lalu Ahmad menceritakan tugas sekolah yang di berikan sang guru kepadanya dan Tiyas, Ayah mereka pun menyetujui untuk pergi berlibur mengisi waktu selama libur panjang. Ahmad dan Tiyas begitu bahagia, lalu tiba-tiba datang la seorang penyihir jahat membawa sang Ayah pergi meninggalkan mereka, Ahmad dan Tiyas pun melihat sang bunda menangis karna kepergian sang Ayah, Ahmad pun marah dan ingin membenci penyihir jahat itu, lalu bunda menyadari bahwa Ahmad membenci dan dendam terhadap sang penyihir, bunda pun memberikan nasihat.

"Ahmad , tidak boleh membenci apalagi mendendam. Penyihir itu sebenarnya tidak jahat , dia adalah sahabat baik bunda. Allah sedang memberikan kita ujian melalui sang penyihir jadi kita tak boleh membenci nya karna ini semua terjadi karena kehendak Allah , kita doakan saja sang penyihir agar dia kembali menjadi baik dan menjadi sahabat bunda lagi." Ucap sang bunda lalu memeluk Ahmad dan Tiyas.

Dari dongeng ini kami berpesan sayangi dan jaga kedua orang tua kita sebelum penyihir jahat mengambil salah satu dari mereka. Seperti Ahmad dan Tiyas yang sudah kehilangan ayah nya sebab mereka tak pandai menjaga sang Ayah untuk bunda.

Tepuk tangan yang memberikan rasa kagum kepada Ibrahim dan Kultsum pun mengiringi kepergian mereka. Aisha yang tertampar dengan dongeng yang baru saja di bawakan oleh kedua buah hati Fatimah segera pergi dengan rasa kesal. Ali dan Fatimah pun tertegun, rasa bersalah menyelundup di hati Ali dirinya menyadari tak seharusnya Ali meninggalkan Fatimah dan kedua buah hatinya yang sudah mengerti.

"Mas jangan tersinggung , sungguh aku tak berada di belakang kejadian ini , jika mas ingin marah tolong marah la kepada ku jangan kepada mereka." Lirih Fatimah dengan tubuh bergetar menahan tangis.
Air mata lolos dari pelupuk mata Ali saat melihat kedua buah hatinya yang berjalan mendekat kearah mereka, rasa takut akan kemarahan suaminya terhadap anak-anak nya kini memenuhi hati dan pikiran Fatimah. Bukan nya marah namun tangis dan pelukan yang erat la kini Ali berikan kepada Ibrahim dan Kultsum.

"Maafin Ayah, kalian boleh marah sama Ayah tapi tolong jangan membenci Ayah. Ayah tak bisa hidup jauh dari kalian." Lirih Ali di sela-sela tangis nya. Dirinya tak dapat menahan kesedihan yang baru saja terlihat jelas di depan nya. Dirinya benar-benar sudah tidak berlaku adil kepada Fatimah dan kedua anaknya.

"Kami tidak akan membenci Ayah, sebagai gantinya Ayah tidak boleh membuat bunda menangis." Ucap Kultsum yang kini melepaskan pelukan sang Ayah.

"Dan jika Ayah membuat bunda menangis Ayah akan melihat ku menghilang dari dunia Ayah untuk selamanya." Timpal Ibrahim yang ikut melepaskan pelukan Ayah nya. Kedua anaknya itu telah mengerti apa yang sudah terjadi, dan buah hatinya itu dengan beraninya memastikan kebahagiaan untuk sang bunda.

"Sayang tidak boleh berbicara seperti itu kepada Ayah. Ibrahim dan Kultsum inginkan kebahagiaan untuk bunda kan? Kalian inginkan bunda selalu tersenyum maka ada satu cara yaitu kalian harus terus menyayangi Ayah, mau berjanji kepada bunda? Sebagai gantinya bunda akan berjanji tetap tersenyum dan tidak akan menangis lagi." Ucap Fatimah yang memboyong tubuh kedua anaknya kedalam pelukan nya.

"Dan Ayah juga berjanji kepada kalian, tidak akan membuat bunda sedih lagi." Tegas Ali yang langsung ikut memeluk ketiga cinta nya itu.

🥀🥀🥀

Bruakk!Prangg!
"Mengapa selalu ada jalan untuk mereka kembali bersama." Teriak Aisha yang kini menghamburkan barang-barang yang berada di sekeliling nya.

"Jangan gila seperti itu Aisha! Ingat kandungan mu, ikut Umi kamu akan bertemu seseorang yang akan membantu mu." Mertuanya kini memboyong tubuh Aisha keluar kamar lalu mengajak nya pergi.

****
"Robi , bagaimana bisa?" Ucap Aisha yang kaget saat melihat Robi la yang di temui nya.

"Hai Aisha , tidak di sangka ternyata kamu masih mengingat ku dengan jelas! Dan sungguh tidak di sangka ternyata kamu semurah ini rela menghancurkan persahabatan mu dengan Fatimah hanya karna cinta mu tak kunjung terbalas kan." Robi kini terbahak-bahak mentertawakan Aisha.

"Saya meminta mu kemari bukan untuk  mendengarkan kamu menghina menantuku, jika seperti ini maka lebih baik saya tidak jadi bekerja sama dengan mu." Umi Ali kini hendak pergi namun langkah nya langsung tertahan.

"Silakan pergi nyonya , maka saya akan membongkar kedok busuk mu di balik pakaian syar'i mu itu. Ingat la pesan mu masih tersimpan di Handphone ku dengan jelasnya bahwa kamu sudah merencanakan pembunuhan terhadap Fatimah gadis malang yang tak bersalah, Saya tinggal membuat drama dan melaporkan mu kepada anak tercinta mu itu karna itu pengancaman terhadap cintanya maka anak mu sendirila yang akan melaporkan mu ke polisi." Robi kembali  tertawa saat menyaksikan exspresi takut terlihat jelas di wajah wanita tua itu.
"Jangan takut seperti itu nyonya, well karna rasa sakit atas penolakan Fatimah terhadap ku dulu masih terngiang hingga sekarang maka aku dengan senang hati membantu mu untuk menghabisi nya." Iblis ya benar Robi layaknya Iblis yang berwujud manusia, gelarnya sebagai pembunuh bayaran yang sama sekali banyak di takuti orang-orang, Robi pernah jatuh cinta hanya sekali yaitu kepada Fatimah, lihatla bahkan orang yang paling jahat sekalipun tertarik kepada wanita baik-baik layaknya Fatimah.

"Kapan kamu akan melakukan nya?"

"Besok malam" jawab Robi dengan tatapan sorot mata tajam yang membunuh.

🥀🥀🥀🥀🥀

Happy reading😋
Lalu bagaimana dengan nasib Fatimah?☹️ akankah hidupnya segera berakhir?😶 jika Fatimah pergi lalu Aisha yang akan menjadi peran sebagai bunda Ibrahim dan Kultsum , apa kalian setuju?😂😂

Setangkai Mawar Dari Ali|✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang