Setangkai Mawar Dari Ali(23)

2.5K 208 34
                                    

5 tahun kemudian...

Pemuda itu terlihat gagah dengan jas pengantin berwarna putih melekat di tubuhnya, dengan bangganya kini ia menampilkan wajah tampan yang sedang berseri-seri, sebentar lagi ia akan resmi meminang perempuan cantik sahabat adiknya sendiri.

"Kamu terlihat gagah dan tampan seperti Ayah dulu" kata Ali yang memeluk erat tubuh putranya itu.

"Benarkah Ayah? Ibrahim benar-benar bahagia hariini Ayah" kata Ibrahim yang tak henti-hentinya melukiskan senyum di wajahnya.

"Kamu harus pandai bersyukur, tak mudah untuk menjadi pemimpin dalam rumah tangga, sekali jalan yang kamu tempuh salah maka keluarga mu akan ikut kedalamnya. Setelah menikah jadikan istrimu wanita soleha sehingga bidadari surga akan cemburu kepadanya" sepenggal nasehat dari sang Ayah.

"Insyaa Allah Ayah, Ibrahim akan berusaha semampu Ibrahim, Ayah doakan Ibrahim terus ya"
Perbincangan keduanya terhenti saat kedua wanita cantik itu telah berdiri di ambang pintu melihat Ayah dan anak yang tak henti-hentinya berpelukan.

"Mau sampai kapan Aleta menunggu? Sekarang jam 07:59 akad jam 08:30 jarak tempuh yang cukup jauh akan memakan waktu" kata Fatimah yang menatap pada keduanya.

"Iya Bunda kita udah siap kok, seharusnya Bunda itu bertanya pada putri Bunda kenapa wajahnya kucel sekali seperti mayat hidup saja, terlihat dingin" ledek Ibrahim membuat Ali dan Fatimah menatap wajah Kultsum yang tiada berekspresi, sejak kepergian Adam semua yang ada pada dirinya berubah, ia seakan kehilangan separuh dunianya, sepotong hati yang masih tertinggal.

"Yauda kita berangkat sekarang ya, nanti telat" kata Fatimah yang membuyarkan rasa canggung yang sedang terjadi.

Kini keluarga besar Ali dan Fatimah mulai berlalu pergi menuju kediaman keluarga mempelai perempuan.
******

Suara gendang penyambutan kini terdengar saat keluarga besar mempelai pria memasuki kediaman mempelai wanita, sangat meriah dan sangat ramai orang-orang yang berdatangan dan ikut berbahagia.

Seorang pria dengan tubuh tinggi, bermata biru dan memiliki kulit putih yang sedikit terlihat pucat, M
seorang pria yang berasal dari Eropa kini menyapa Kultsum dengan sebuah senyuman, tapi sedang apa disini? Pertanyaan itulah yang ada di pikiran Kultsum tanpa ingin membuat dirinya terlihat pusing sendiri pada akhirnya Kultsum memutuskan segera berlalu dan pergi.
******

Ali dan Fatimah merasa lega saat Ibrahim dengan lancarnya mengucapkan ijab qabul, hati Ali lega kini putranya telah benar-benar menjadi pria dewasa yang baru saja ingin memulai rumah tangga, sebuah doa kini Ali panjatkan untuk kebahagiaan Ibrahim.

"Ayah, terimakasih karna Ayah ada untukku di hariini" kata Ibrahim yang kini memeluk tubuh Ayahnya setelah proses akad nikah telah selesai.

"Berterimakasihlah kepada Allah nak, karna Allah, Ayah berada disini" jawab Ali yang membalas pelukan putranya, rasa haru kini menyelimuti hati keduanya, airmata Fatimah tak henti-henti membasahi wajahnya untuk pertama kalinya airmata kebahagiaan yang jatuh ke wajah Fatimah.

🥀🥀🥀🥀

"Kenapa kamu berada disini?" Tanya seorang pemuda Eropa itu kepada Kultsum.

"Mencari angin" jawab Kultsum singkat.

"Seharusnya kamu berada di dalam, apa kamu tidak bahagia saat kakak mu sedang berbahagia?"

Setangkai Mawar Dari Ali|✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang