Hatiku tak pernah serapuh ini sebelum nya , namun sekarang ku temukan kelemahan nya saat aku harus membagi cinta.
🕊🕊🕊
Detik demi detik waktu berputar , kehadiran akan kedua buah hati membuat hidup yang hanya sebatas hitam putih kini menjadi warna warni.
"Mas ini pensil ku," seorang anak perempuan kini berdiri dengan tangan yang menekan pinggang , diiringi exspresi wajah yang terlihat sedang kesal namun menggemaskan.
"Mas kan mau pinjam , kenapa kamu pelit sekali." Anak laki-laki itu pun kembali mencibir sang adik dengan wajah yang begitu terlihat lucu.
"Ih kembaliin , ini pensil ku" anak perempuan itu kembali menarik pensil itu dari tangan sang anak laki-laki.
"Mas mau pinjam sebentar ," teriak kembali anak laki-laki itu yang masih menahan pensil di tangan nya.
"Ibrahim , Kultsum kenapa berantem?" Ali yang baru pulang dari luar kota telah berdiri di ambang pintu kamar buah hatinya. Melihat sang Ayah , membuat mereka melupakan pensil yang sedari tadi di perebutkan.
"Ayah baru pulang.?" Tanya Kultsum yang sudah berada di pelukan Ayah nya terlebih dahulu.
"Ayah, kenapa lama sekali pulang nya?" Sebuah pertanyaan kembali tersuguh dari sang jagoan.
"Ayah sedang banyak sekali pekerjaan , Maafin Ayah ya.. Ohiya tadi Ayah melihat kalian sedang berantem, apa yang sedang di perebutkan?." Ucap Ali yang memboyong tubuh kedua buah hatinya ke meja belajar yang sedari tadi buah hati nya berada.
"Mas mengambil pensil ku Ayah, padahal Bunda sudah memberi nya pensil , tapi mas tidak menjaganya dengan benar."
"Tapi aku kan hanya ingin meminjam sebentar." Kini Ibrahim mencoba membela diri.
"Udah-udah , sekarang pensil nya Ayah bagi dua satu untuk Ibrahim satu untuk Kultsum, adilkan?" Ucap Ali yang mematahkan pensil itu menjadi dua bagian , kedua buah hatinya yang melihat apa yang dilakukan sang Ayah kini mencoba untuk protes.
"Ayah mengapa pensil nya di bagi dua?" Tanya kedua buah hati Ali dan Fatimah.
"Karena Ayah ingin kalian belajar untuk berbagi, kalian itu bersaudara , Allah saja memerintahkan kita untuk berbagi sesama umat muslim apalagi dengan saudara kandung kita sendiri. Nanti suatu saat Kultsum akan membutuhkan wali jika Ayah sudah tidak ada maka Mas mu yang akan menjadi wali mu , dan nanti suatu saat jika Ibrahim sedang sakit atau sedang membutuhkan sesuatu disaat itu Ayah dan Bunda tidak ada maka adik mu la yang akan menggantikan posisi bunda dan ayah untuk merawat dan membantu mu, maka dari itu kita harus saling menyayangi , jangan berantem dan berdebat. Bukan kah Allah kita sungguh tidak menyukai perdebatan? Apalagi perdebatan itu akan berakhir pada permusuhan maka hindarila hal seperti itu. Apa anak Ayah sudah mengerti?" Ucap Ali yang kini menatap kedua anak nya itu. Dengan patuh kini keduanya mengangguk dan langsung memeluk tubuh sang Ayah.
🕊🕊🕊
"Mas pasti lelah , berbaring la aku akan memijat kaki mu." Kini Fatimah dengan terlatih memijat kaki Ali yang sudah berbaring di atas kasur namun hal itu tidak berlangsung lama , Ali tak membiarkan sang istri berlama-lama untuk memijat kakinya.
"Ada apa mas? Apa pijatan ku tidak enak? Maafkan aku tapi aku tidak da---" ucapan nya berhenti saat jari-jari Ali dengan manis nya meminta nya berhenti berbicara dan langsung memeluk tubuh ramping Fatimah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setangkai Mawar Dari Ali|✔
SpiritualKemana cinta akan membawa fatimah berlabu? Haruskah ia kembali bersama cinta yang sudah bertahun-tahun lamanya ia nanti atau menyerahkan cinta nya kepada Aisha , sahabat nya sekaligus seorang yang meminta fatimah agar mau berbagi cinta dari Ali .