"Kita tidak bisa tinggal tanpa saling menyiksa. Ya, kita berteman"
Daren♡
-----
Hari ini ia kembali. Kembali pada tempat dimana seharusnya ia berada. Menatap apa yang mustahil ia tatap. Dan melupakan apa yang mustahil untuk dia lupakan.Sekolah. Gadis 16 tahun itu sudah sangat cantik pagi ini. Ia sangat bersemangat untuk sekolah. Mengingat sudah 1 minggu lebih ia absen. Dan ia sangat merindukan rendy.
Dara menata kembali rambut hitam sebahunya dengan poni yang masih Setia untuk menutupi dahi mulusnya itu.
Ia mengambil ransel pinknya lalu segera menemui bundanya untuk sarapan.
Skip
"Bunda" sapanya pada wanita paruh baya berumuran 35 tahun itu
"Pagi sayang. Uh, semangat sekali hari ini"
"Iya dong bunda, udah 1 minggu lebih dara nggak sekolah. Dara kangen suasana sekolah, dara kangen temen-temen, dan dara juga kangen.... " ucapnya menggantung
"Siapa?" Tanya irma menyelidik
"Eh.. enggak ko bunda. Ya udah ayo sarapan. Nanti dara telat gimana.." ucap dara mengalihka pertanyaan.
Sebenarnya irma tau apa yang putrinya fikirkan. Namun, irma masih khawatir dengan keadaan dara. Jika ia terus menerus memikirkan rendy.. bagaimana keadaan putrinya nanti.
Dara pov
Uh.. untung ajah nggak kebablasan. Aku merutuki diriku sendiri.
Bagaimana mungkin aku mengatakan merindukan sosok yang harus aku hindari. Rendy...
Bunda memintaku untuk lebih menjaga hati, agar tidak melulu untuk rendy. Namun, yang masih aku pertanyakan adalah..
"Apa aku bisa?"
Mustahil bukan. Aku yang masih menginginkannya. Namun, sikapnya yang membuat semua orang memintaku untuk menjauh saja.
Ya Tuhan... aku benar-benar merindukan sosok rendy. Senyum, sapaan, belaian lembut, tutur katanya, dan kenangan yang pernah aku lalui bersamanya.
Aku menyadari perubahan sikapnya padaku.
Tapi, apa ada yang bisa menyalahkan hati?
Dalam kata aku sungguh ingin melupakannya, namun hati ini masih sanggup untuk berjuang. Ia masih ingin menghabiskan waktu lebih lama bersama pujaannya.
Skip
Sesampainya disekolah aku segera menuju perpus. Hari ini aku akan mulai menyibukkan diri dari biasanya. Berharap dapat menghilangkan sedikit rasa yang ada untuk seseorang yang masih sama.
Aku mengambil beberapa novel sastra. Lalu aku membawanya menujun kelas.
Memang aku ingin sekali bertemu rendy,
Tapi aku takut pertemuanku hanya menambah luka yang sudah ada.Hari ini jam pertama adalah mapel seni.
"Baiklah.. untuk mengisi nilai praktek kalian. Saya akan membagi kelompok yang terdiri dari 2 orang. Tugasnya mengapresiasikan apa saja yang berhubungan dengan seni. Mengerti?" Tanya seorang guru
"Mengerti pak.." semua murid menjawab
"Dara adiba kamu satu kelompok dengan Dodi ramadani"
Aku hanya menganggukan kepala. Aku satu kelompok dengan dodi? Ia..
Dodi si ketua osis.Sebenarnya aku tidak mempermasalahkan apapun. Hanya saja, aku sedikit risih dengan dia. Aku tau dia menyukai ku tapi perasaannya tak pernah ku balas sedikitpun.
Kring kring...
Bel tanda istirahat. Guru itu segera mengakhiri pertemuan kali ini. Semua murid berhamburan meninggalkan kelas menuju kantin sekolah untuk mengisi kekosongan perut mereka.
Entah mengapa aku sangat malas untuk pergi kemanapun.
Aku mengambil earphone putih kesukaanku dan buku novel dari dalam laci meja.
'Cinta diujung sajadah'
Novel karya 'Ashma nadia' sukses membuatku tak berkutik. Aku semakin larut dengan suasana ini. Sampai aku tak menyadari sepasang mata menatapku dari luar kaca jendela.
Tbc
------
Happy reading and don't forget to vote and comment
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay
Romanceby:desifitriyatin Cinta... ❤ Mungkin 9 dari 10 manusia di bumi memaknainya dengan tulus,lembut,kasih sayang,dan kesetiaan. Tapi berbeda dengan Dara,ia masih sibuk mengeja apa arti cinta sesungguhnya untuk kehidupannya. Semula memang benar.Dara sanga...