stay 25

80 7 1
                                    

" Dara Adiba, aku adalah pengecut. Orang yang meninggalkanmu dengan tiba-tiba dan tanpa aba-aba. Namun ketahuilah, ragaku memang meninggalkanmu tapi tidak dengan hatiku"


------

"Guys kenalin..
Ini keisha tunangan gue" kata rendy

Deg

Semua yang ada di meja itupun hening seketika. Tak ada lagi tawa ria yang dari tadi mereka lakukan. Ucapan rendy sungguh tidak bisa dipahami. Baik Dara, Salma, Vino atau yang lainnya masih sibuk menatap rendy dan perempuan disebelahnya.

"Ren.." ucap dara lirih

Rendy mendengar jelas Dara memanggilnya. Namun, laki-laki itu tidak menoleh sedikitpun pada wanita yang tadi berbicara padanya.

"Kita akan menikah minggu depan. Keisha kesini mau persiapin acara pernikahan kita. Jadi aku harap kalian bisa nerima keisha jadi temen kalian juga" kata rendy

Seketika mata Dara memanas. Tubuhnya terasa kaku. Ia tak bisa berbuat apa-apa selain menatap lekat laki-laki yang sukses menyayat hatinya.

"Hallo.. saya Keisha amora. Salam kenal" sapa keisha

Keisha memang cantik. Tubuhnya hampir mirip dengan model-model pada majalah. Pantas saja rendy juga enggan menolak wanita sesempurna keisha.

Dara menunduk. Hatinya rapuh, serapuh kayu yang kiranya sudah lapuk terkena sinar matahari dan guyuran hujan ribuan tahun lamanya.

"Hm.. kayaknya bangkunya udah penuh. Kita cari tempat lain ajah ren.." ucap keisha lembut

"Nggak perlu sha" rendy membalas ucapan keisha lalu tersenyum. Tangan rendy perlahan menyentuh jemari keisha dan menautkannya erat.

"Dara sama Salma juga mau pergi ko" ucap rendy dingin

"Iya kan.." rendy tersenyum tipis. Jauh dilubuk hati rendy, ia tahu apa yang akan dilihatnya. Itu bukan kali pertama rendy membuat dara menangis. Dan mungkin ini yang terakhir kalinya.

Dara sontak mendongak. Memandang siapa pemilik suara itu. Matanya sudah merah. Apa maksud perkataan rendy. Teman-temannya pun heran melihat rendy. Ini seperti bukan rendy yang mereka kenal.

"Hm.. iyah. Aku sama salma juga mau pergi ko sha" ucap dara pada rendy juga keisha

"Hm.. ren. Aku mau balikin ini ke kamu. Kayaknya kamu salah orang deh" timpal dara lagi sambil menyodorkan surat yang terlipat rapi berwarna pink itu. Ya.. surat itu memang benar untuk dara. Vino yang memberikannya tadi.

Dara tersenyum samar. Lalu berlalu meninggalkan teman-teman nya yang masih memandang kepergiannya

Dara pov

Jangan ditanya bagaimana keadaanku sekarang. Aku sungguh tidak faham dengan kejadian barusan. Baru tadi siang rendy mengirimkan surat untukku, tapi setelahnya ia kembali membuatku merasakan sakit hati.

Aku memutuskan untuk pergi. Karna aku tau aku tidak mungkin kuat melihat kejadian selanjutnya. Dan akupun tak ingin rendy melihat air mataku tumpah karna dia.

"Lo brengsek ren" ucapku lirih

"Lo bener-bener cowok brengsek rendy.." aku berteriak. Meluapkan segala amarahku.
Aku menangis sejadi-jadinya. Tak tau lagi harus seperti apa.

Salma memang yang paling mengerti. Keluar dari cafe tadi, salma membawaku ke bukit yang jaraknya tidak terlalu jauh untuk dituju. Salma juga tak banyak bicara. Ia hanya mengikuti ku dari belakang.

"Lo nggak pantes buat rendy ra" ucap salma padaku.

"Kenapa harus gue sal.. kenapa?" Ucapku sembari memandag salma

"Maksud lo apa ra. Ini hidup lo. Ini ujian buat lo. Lo harus kuat" salma memegang bahuku erat

"Gue nggak bisa sal. Gue nggak bisa hadepin ini"

"Lo pasti bisa ra. Lupain rendy sekarang. Jangan lagi lo berharap apapun sama dia. Biarin dia bahagia. Dan lo cari kebahagiaan lo sendiri. Bukan rendy yang harus lo tunggu sekarang. Banyak laki-laki jauh lebih baik dari rendy. Percaya sama gue ra" ucap salma lembut

Aku memeluk salma erat. Tak tau lagi yang harus aku katakan. Sepertinya hanya salma yang mampu membuatku tenang saat ini. Aku beruntung memiliki salma.

"Makasih sal" ucapku melemah

"Hei.. liat gue" salma menarik wajahku

"Lo itu cantik Dara. Siapa sih yang nggak suka sama lo. Kalo gue cowok, gue juga pasti bakal ngantri buat dapetin lo" ucap salma dengan senyum tanpa dosa

Hening..

Sungguh perkataan salma membuag ku ingin sekali tertawa. Salma begitu baik. Ia selalu bisa mencairkan suasana.

Beberapa detik kemudian aku dan salma tertawa terbahak-bahak.

"Nah.. gitu dong. Kamu nggak bileh keliatan lemah. Kamu harus tunjukin kamu itu kuat" salma memberi semangat padaku.

Aku tersenyum mendengar penuturan sahabatku ini.

Trimakasih Tuhan..
Dibalik ujianmu hari ini, aku menjadi lebih mengerti siapa orang yang benar-benar baik untukku. Bukan hanya orang yang datang lalu pergi tanpa alasan. Menyakiti orang seperti aku yang dulu pernah ia sayangi sepenuh hati.

Rendy pov

Aku tau perbuatanku sekarang mungkin berdampak besar untuk Dara. Tapi, memang ini yang aku harapkan. Dara bisa membenciku dan melupakan ku dalam kebenciannya.

Buka karna tak cinta lagi. Namun, kalian tau bukan. Aku hanya laki-laki brengsek yang hanya bisa membuatnya menangis.

Apapun yang akan terjadi besok dan hari selanjutnya, aku tidak akan membuatnya dilema lagi. Aku aka benar-benar meninggalkannya.

Tbc

---------

Akhirnya bisa publish chapt ini.
Nulisnya ajah udah panas dingin nih. Nggak tau feel nya gimana. Semoga suka..

Jangan lupa vote yah.
Makasih makasih

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang