Hari ini aku dan Jungkook sepakat untuk mengerjakan tugas bersama dirumahnya. Sudah dua kali aku kemari dan keadaan disini tidak ada yang berubah, terutama tentang keberadaan orang tua Jungkook. Aku sama sekali belum bertemu dengan mereka. Entah kenapa ada rasa begitu besar untuk bertemu dengan mereka berdua. Kata Jungkook, ayah dan ibunya sangatlah baik. Dan itu berhasil membuatku semakin ingin bertemu dengan kedua orang tua Jungkook.
Aku bangkit dari dudukku. Duduk di depan tv itu sedikit membosankan bagiku, terlebih aku memang tidak begitu menyukai acara tv selain kartun. Jadi aku memilih untuk berjalan kedapur untuk menemui Jungkook yang tadi mengatakan ingin membuat makanan. Entah dia ingin membuat apa, tapi masakannya memang tidak bisa diragukan lagi. Masakannya selalu enak walau dia bilang masih tahap percobaan.
"Kau ingin membuat apa?" tanyaku yang hanya duduk dikursi seraya mengamatinya. Dari belakang pun aura ketampanannya masih terlihat.
"Hanya dua mangkuk ramen dan beberapa sosi pangang." aku hanya menganggukan kepalaku begitu mendengar jawabannya.
"Butuh bantuan tuan?" tanyaku lagi. Dan dia pun mematikan kompornya sebelum berbalik menatapku.
"Membatuku untuk menyuapkan ini semua dengan mulutmu, aku rasa aku tidak akan keberatan." rasa penyesalan meruak dalam diriku. Bahkan aku ingin sekali mematahkan beberapa bangku disini dengan mengarahkan pada tubuhnya. Tapi sayangnya aku tidak tega, orang tampan harap disayang. Benar bukan?
Tanpa membalas ucapannya, aku beranjak menuju lemari pendingin. Mengambil sebotol minuman dan berjalan mendekat kearahnya. Menuangkan air kedalam gelas dan menatap tajam Jungkook yang dengan seenaknya meneguk airnya hingga habis. Aku mendengus kesal dan kembali menuangkan air.
Tatapannya terus mengarah padaku. Menatapku dengan seulas senyum manis.
"Bagaimana rasanya berciuman denganku?""Uhuk.. Uhuk.." pertanyaannya membuatku nyaris mati karena tersedak. Beruntung air yang ku minum tidak menyembur ke wajah tampannya.
Tangannya terus mengusap pungungku dengan lembut dan meniup-niup puncak kepalaku. Setelah semuanya terasa lebih baik, dia pun kembali menatapku.
"Minumlah dengan benar." benar-benar manusia tampan satu ini. Aku tersedak pun karena mu, Jungkook.
"Berhenti membuatku terkejut saat sedang minum Jung, kau selalu membuatku nyaris mati." ucapku dan dia hanya terkekeh. Dosa tidak, jika aku melelapkannya dikolam renang belakang rumahnya?
"Cepatlah aku lapar." dengan lancang aku mengambil garpu dan menusukkannya pada salah satu sosis yang masih di atas pan.
Berjalan meninggalkannya dengan memakan sosis buatannya. Enak, matangnya pas tapi tidak membuatnya gosong di beberapa bagian.
Begitu sosis ukuran besar habis. Jungkook datang dengan semangkuk besar ramen, sepiring sosis dan sirup yang terlihat begitu menggoda. Aku rasa aku akan gemuk jika selalu berada dirumahnya. Dia selalu saja menyediakan begitu banyak makanan hanya untuk sekali belajar.
"Kau bilang ada dua mangkuk ramen, tapi kenapa ini hanya satu?" pertanyaan itu keluar begitu saja begitu ia telah duduk disampungku.
"Tadinya memang ada dua, tapi jika difikir akan terlalu banyak mangkuk kotor jadi aku memindahkannya disatu mangkuk besar ini. Bagaimana hebatkan aku?" astaga. Tanganku sudah gatal untuk memukul kepalanya itu. Dua mangkuk sudah dia gunakan dan dia memindahkannya, bukankah itu menambah mangkuk kotor. Hah, sudah lah terserah dia saja.Kami berdua mulai memakan ramen buatan Jungkook dengan tenang. Mengunyahnya dengan perlahan. Ada sesuatu yang berbeda disini, lidahku seperti terbakar. Aku menatap Jungkook yang masih menikmati ramennya. Hingga beberapa suapan dan akhirnya dia menatapku dengan keringat yang sudah membahasi keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo [PJM]
FanfictionApa kau pernah merasakan dibully dengan satu sekolahan? Itulah yang sedang dirasakan gadis indigo bernama SungRin. Tak heran jika ia lebih memilih berteman dengan arwah yang tidak bisa kembali ketubunya sendiri. Hingga ia bertemu dengan arwah yang m...