Author pov.
"Keluar dari tubuhnya." Gadis itu terdiam. Wajahnya tidak seceria seperti sebelumnya.
"Kau tidak suka aku datang?" nadanya suara sedikit bergetar. Matanya memerah.
"Aku bilang keluar dari tubuhnya!" ucapan Jungkook sedikit meninggi. Membuat gadis dihadapannya menundukan kepalanya dalam.
Gadis itu terisak dan Jungkook pun mengerang frustasi. Bukan itu maksudnya, bahkan dia tidak berniat untuk membentak gadis itu. Dia juga merindukan gadis yang saat ini berada didalam tubuh SungRin. Sangat merindukannya. Tapi dia juga tidak menginginkan SungRin menjadi perantaranya.
Jungkook melangkah mendekati SungRin. Memeluknya erat, menyalurkan kerinduan yang begitu dalam. Jujur Jungkook benar-benar merindukan gadisnya, gadis yang masih bernaung dalam tubuh SungRin.
"Aku mohon keluarlah dari tubuhnya dan datang lagi jika kau sudah mendapatkan perantara yang lain." ucap Jungkook lembut. Si gadis menggelengkan kepalanya kuat.
"Aku tidak bisa menunggu lagi dan aku juga tidak bisa menahannya lagi." ucapan gadisnya membuat tanda tanya besar dalam diri Jungkook.
"Apa maksudmu?"
"Eonni mengincarnya dan aku harap kau bisa menjaganya." bisik gadis itu dan setelahnya tangannya terjatuh begitu saja. Matanya kembali terpejam.
°**°
SungRin POV.Astaga. Kepalaku sakit sekali. Apa yang baru saja terjadi? Kenapa aku berada dikamar Jungkook. Dan dimana Jungkook.
"Jung." panggilku begitu aku keluar dari dalam kamarnya. Dengan perlahan aku menuruni anak tangga. Tubuhku benar-benar lemas. Dan entah aku bisa sampai dibawah dengan selamat atau tidak.
Sekuat tenanga aku membawa tubuhku menuju dapur. Tidak ada. Dan kini aku berjalan menuju halaman belakang. Senyumanku mengembang begitu aku melihat Jungkook yang sedang melukis.
"Akh!" Sial. Kenapa juga aku harus terjatuh diwaktu yang tidak tepat.
"Kau baik-baik saja?" tanya Jungkook seraya membantuku berdiri. Tangannya mengusap tanganku yang sedikit kotor dan sesekali meniupinya. Sedikit perih memang, terlebih dibagian lututku.
"Ayo kita kedalam." aku terdiam. Tubuhku seakan memberikan penolakan terhadap ajakannya. Mataku terfokus pada lukisannya. Dia sedang menggambar seorang gadis. Dia sangat cantik dan imut.
"Boleh aku menemanimu?" tanyaku dan Jungkook pun mengangguk pasrah. Dia membantuku untuk terduduk disampingnya.
Lukisannya belum selesai, tapi semuanya tampak begitu sempurna. Bahkan sudah sangat jelas wanita yang ada didalam lukisan itu. Wanita dengan senyum yang begitu manis dan mempunyai wajah yang cantik.
"Dia siapa?" rasa penasaran yang begitu besar membuatku memberanikan diri untuk bertanya. Aku melihat Jungkook tersenyum seraya mengusap lembut lukisannya.
"Dia kekasihku." Jungkook mempunyai kekasih? Tapi kenapa aku tidak tahu itu? Bahkan aku belum pernah bertemu dengan kekasihnya itu.
"Kenapa kau tidak memberi tahuku? Apa dia seseorang yang baik? Bisakah aku bertemu dengannya?" pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulutku. Entahlah, sekarang-sekarang ini aku sangat ingin bertemu dengan semua orang terdekat Jungkook. Mungkin saja mereka semua baik sama seperti Jungkook.
"Dia sangat baik, bahkan untuk orang yang tidak dia kenal dan itu meruapakan salah satu alasan kenapa aku sangat mencintainya." senyum Jungkook terukir, tapi ada yang berbeda disini. Senyuman itu seperti senyuman kesedihan. Dia mengambil sedikit jeda dengan mentapku. Kemudian kembali melanjutkan dengan beberapa usapan dikepalaku. "Bukankah kalian baru saja bertemu?"
Aku mengerutkan keningku. Apa maksudnya? Seharian ini aku hanya bersamanya, bahkan aku pun belum keluar dari rumahnya ini. Jadi bagaimana mungkin aku sudah bertemu dengan kekasihnya hari ini. Oh astaga, aku tidak bisa mengingat apapun sungguh. Atau jangan-jangan kepalaku baru saja terbentur sesuatu yang membuatku lupa dengan kejadian hari ini. Tapi itu tidak mungkin, kepalaku tidak ada memar sedikit pun.
"Arwah yang membuatmu menjarit, dia adalah kekasihku." mataku membulat sempurnya, jadi kekasihnya sudah tiada di dunia ini lagi? Oh, betapa beruntungnya dia. Aku yang sejak dulu melakukan percobaan bunuh diri saja selalu gagal hingga saat ini aku masih bisa menghirup udara yang begitu menyesakkan.
"Untuk apa dia mendatangiku? Apa dia ingin bertemu dengamu?" lagi-lagi Jungkook tersenyum. Tangannya terulur untuk menarikku kedalam pelukan hangatnya. Nyaman.
Kepalanya berada tepat di ceruk leherku. Menghirup dalam dan setelahnya aku mendengarnya bersuara. "Dia hanya memberikanku tugas penting."
"Tugas apa itu?" Tanyaku serta mengusap punggungnya dengan lembut.
Jungkook melepaskan pelukannya. Menatapku dalam dan tersenyum manis. Aku rasa aku akan terkena diabetes mendadak karenanya.
Menyatukan keningku dan keningnya sebelum berucap. "Tugas untuk tetap membuatmu terus berada disampingku."
"Aw!" Pekiknya dan menjauhkan wajahnya dariku. Meringis seraya memegang pinggang nya yang aku cubit tadi.
"Aku serius Jung." Ucapku dengan kesal dan memukul-mukul pelan tangannya yang masih berada dipingangku.
"Aku juga serius sayang." Mataku membulat sempurna saat tangannya menarik pinggangku. Membuatku semakin dekat dengannya.
Kenapa manusia tampan satu ini senang sekali membuatku terkejut seperti ini. Beruntung aku tidak mempunyai riwayat penyakit jantung. Bisa-bisa aku mati ditempat jika seperti ini terus.
"Jangan bercanda Jung, aku ini berniat membantumu." Aku terus berusaha mendorong tubuhnya untuk bisa sedikit menjauh dari tubuhnya. Namun semuanya gagal, dia memang hanya menggunakan satu tangannya tapi rasanya begitu sulit untuk melepaskan diri darinya.
"Aku serius dan memang seharusnya kau membantuku." Ucapnya lembut. Kembali menarikku kedalam pelukannya. Memberikan kenyamanan lebih. "Tetap bersamaku apapun yang terjadi."
Aku bisa melihat arwah gadis yang sempat membuatku terkejut kini hadir kembali. Kali ini wajahnya begitu bercahaya dan tidak begitu menakutkan seperti tadi. Dia tersenyum kepadaku dan menganggukkan kepalanya. Menggerakkan mulutnya untuk memberi tahukan sesuatu padaku.
Aku tersenyum tulus. Melihatnya hilang bersamaan dengan datangnya angin. Hilang menuju langit.
"Aku menyanyangimu." Bisik Jungkook.
Aku mengeratkan pelukannya, membenamkan kepalaku pada ceruk lehernya. "Aku percaya padamu Jung."
TBC
Yuhu... Adakah yang kangen sama acu?
Sebenarnya mau up dari seminggu yang lalu, tapi berhubung ganti hp trus cerita yang seharusnya tinggal publish jadi harus ditulis ulang. Bahkan tiga chapter kedepan pun ikut ilang sebagian 😭.
Jadi maap kalo lama untuk publish cerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo [PJM]
FanfictionApa kau pernah merasakan dibully dengan satu sekolahan? Itulah yang sedang dirasakan gadis indigo bernama SungRin. Tak heran jika ia lebih memilih berteman dengan arwah yang tidak bisa kembali ketubunya sendiri. Hingga ia bertemu dengan arwah yang m...