Sorry for typo
And happy reading 📖ㅡ
Suasana disini benar-benar tidak baik. Aura menyeramkan tiba-tiba menguar, membuatku sesak.Aku yang kesal hanya menarik Jungkook untuk menjauh. Membuat keributan disini bukanlah hal yang bagus. Lebih baik menghindari dan berusaha mengalah untuk menjadi orang yang waras.
Telingaku panas seketika mendengar Jungkook yang terus saja menggumamkan makian. Tidakkah dia berfikir jika dia sedang membawa anak kecil dalam gendongannya? Hei bisa saja si imut itu mengikuti ucapan Jungkook kan? Oh bagus sekali kau Jungkook!
"Akh! Kenapa mencubit ku?" protestan nya keluar begitu aku mencubit keras pinggang nya itu. Sungguh Jungkook, coba saja aku tidak menyayangimu. Mungkin bukan hanya cubitan yang kau dapat, melainkan aku mendorong mu ke dasar jurang.
"Jaga ucapan mu, dia bisa saja mencontoh perkataan mu itu!" ucapku kesal. Dan kalian tau? Dia saat ini tersenyum dengan konyolnya. Astaga, dia ini kerasukan apa sebenarnya?
"Kau seperti seorang istri yang mengomel pada suaminya karena mengucapkan umpatan di depan anak kita." ucapan yang bagus Jungkook.
Aku pun mempercepat langkahku dan seseorang pun menyamai kecepatan langkahku. Ah ralat, bukan seseorang tapi searwah(?) baik abaikan saja. Aku menoleh dan tersenyum kepadanya. Dia kekasih Jungkook. "Dia memang terkadang gila."
Aku tertawa pelan mendengar ucapan kekasih Jungkook itu. Aku sangat menyetujui itu.
*****
Aku tersenyum saat Jungkook tengah merapihkan rambut ku yang sedikit berantakan. Aku pun memberikan helm padanya begitu ia selesai dengan rambut ku.
Definisi sempurna untuknya saat ini. Aku sungguh beruntung memiliki nya. Aku harap jangan ada yang iri denganku.
"Benar tidak ingin masuk?" dia kembali menggelengkan kepalanya dengan senyuman di wajahnya. Kenapa saat tersenyum ketampanannya semakin bertambah?
Tangannya terulur untuk menangkup ke dua pipiku. Memejamkan mataku begitu bibirnya mendarat dengan lembut di keningku. Aku menyukai ini.
"Masuk dan istirahat lah dengan baik." ucapnya
"Baik kapten!" aku membuat gerakan hormat hingga membuatnya terkekeh.
Melangkah memasuki rumah dengan dia yang masih setia di sana bersama motornya.
Aku berjalan santai menuju kamarku. Meletakan tasku di kursi belajar ku. Merebahkan tubuhku di kasur kesayanganku.
Aku tersenyum lebar begitu mengingat kejadian beberapa jam lalu, dimana Jungkook terlihat bahagia dan dekat dengan beberapa anak panti. Entah kenapa, seperti aku merasakan kehangatan dan kelembutan yang luar biasa dalam dirinya.
Ku pejamkan mataku sejenak, dengan kembali mengingatkan kejadian tadi.
"Kau terlihat bahagia sekali." aku membuka mataku cepat. Menatap tajam ke arah arwah yang berada di atas ku.
"Apa mau mu?" ucapku ketus.
"Pertanyaan bagus sayang." aku melihatnya tersenyum. Cih, aku tahu betul senyuman itu. Senyuman setan miliknya.
Diusapnya pipiku, mendekatkan wajahnya pada telingaku dan melanjutkan ucapannya.
"Aku menginginkan tubuhmu."
Dan sekarang, aku membutuhkan seseorang untuk menolong ku dari iblis ini.
TBC
Pendeknya? Maaf banget ya. Di usahain bakal sampai selesai ko ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo [PJM]
FanfictionApa kau pernah merasakan dibully dengan satu sekolahan? Itulah yang sedang dirasakan gadis indigo bernama SungRin. Tak heran jika ia lebih memilih berteman dengan arwah yang tidak bisa kembali ketubunya sendiri. Hingga ia bertemu dengan arwah yang m...