Part 2

296 38 4
                                    

Dibully? Aku sudah terbisa dengan itu semua. Sedih sebenarnya. Tapi mau bagaimana lagi? Mungkin itu sudah menjadi takdirku. Takdir yang tidak pernah aku inginkan. Aku membenci itu. Membenci sebuah fakta yang membuatku masuk kedalam lubang penderitaan. Bahkan hingga saat ini aku belum juga menemukan dimana ujung dari lubang itu.

Aku bahkan terus berfikir, kenapa aku harus di lahirkan dengan kelebihan seperti ini. Kelebihan yang jarang dimiliki orang lain. Indigo. Yah, aku indigo. Dan karena itulah aku dibully semua orang mengetahui kelebihanku yang satu itu.

Banyak pertanyaan yang selalu muncul di fikiranku. Seperti, kapan aku hidup seperti teman-temanku yang lain? Kapan aku merasakan kasih sayang yang nyata? Bagaimana rasanya mempunyai teman? Dan masih banyak lagi. Aku benar-benar menantikan semua jawaban dari pertanyaan yang aku punya.

Banyak yang berpura-pura mendekatiku dan ternyata mereka mempunyai niat buruk padaku. Aku selalu hampir dilecehkan oleh para siswa dikelasku. Haruskah aku bersyukur, karena teman gaibku selalu membantuku. Terkadang mereka masuk kedalam tubuhkan dan mengendalikan tubuhku untuk melawan mereka semua.

Awalnya memang semua itu terlihat menyeramkan, tapi seiringnya waktu aku mulai terbiasa dengan mereka. Walau terkadang aku terkejut dengan kehadiran mereka. Tapi siapa sangka bahwa ada untungnya juga aku berteman dengan makhluk gaib seperti mereka.

Aku bersyukur, karena aku indigo. Dengan begini aku masih bisa melihat kedua orangtua ku yang sudah meninggalkanku seorang diri di bumi yang kejam ini. Mereka sudah meninggal sejak aku berumur 7 tahun. Aku sedih karena ayah dan ibu datang kesekolah untuk menjemputku. Mereka seakan ingin membawaku ikut dengan mereka, sebenarnya aku tahu saat itu mereka sudah tidak ada di dunia. Mereka membawaku ke tengah jalan hingga ada truk yang ingin menabrakku, tapi sayangnya seorang wanita menyelamatku dari kejadian itu. Saat itu aku menangis kencang, aku melihat kekhawatiran di wajah wanita itu dan aku melihat anak lelaki yang berada didekatnya. Anak lelaki itu menatapku tidak suka.

Aku bersumpah, aku tidak akan pernah melupakan wajah wanita yang telah menolongku. Dia wanita yang sangat baik dan penyayang, aku yakin anaknya pasti sangat bangga mempunyai ibu sepertinya. Ah, rasa-rasanya aku ingin bertemu dengannya. Semoga saja aku bisa bertemu dengannya.

Aku rasa itu cukup. Akan terlalu menyedihkan jika aku menceritakan semua perjalanan hidupku yang terlalu menyedihkan ini. Aku berharap, semua itu hanya aku yang mengalaminya. Terlalu menyakitkan jika itu semua terbawa pada kisah hidup kalian. Tapi percayalah, dimana titik rendah kalian cobalah untuk terus bangkit dan berjuang karena Tuhan pasti sudah merencanakan sesuatu yang indah untuk kedepannya.



TBC

Indigo [PJM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang