Part 06

26 4 0
                                    

Ketika pulang sekolah, An mendengar kabar bahwa Shila kabur dari sekolah setelah menemui wali kelas.

"Lo tahu dari mana, Fre?" tanya An pada Freya.

"Tadi pak Sastro sama mamanya bingung nyari Shila. Lihat aja tasnya masih ada di kelas," ucap Freya di depan kelas An saat semuanya sudah bubar.

Chika yang baru datang langsung terkejut saat mendengar penuturan Freya. Sebab ia dan Freya sama-sama tidak tahu tentang masalah yang sedang dihadapi salah satu sahabatnya itu. Berbeda dengan An. Ia tahu apa yang terjadi dari beberapa info kecil yang diucapkan Freya padanya.

"Kita harus cari Shila!" ujar Andin tegas.

"Kira-kira ke mana perginya dia?" Chika mulai berpikir.

"Kita harus cari seluruh taman yang ada di kota ini. Bisa jadi ia sedang menyendiri di sana," tebak An.

Semua mengangguk. Mereka bertiga bersama-sama naik ke mobil An. Raf yang melihat An segera menghampirinya.

"Mau kemana?" tanyanya.

"Cari Shila,"

"Ada masalah?"

An mengangguk.

"Gue ikut. Biar gue yang nyetir,"

"Motor lo?" tanya An karena tidak mungkin kan jika motor Raf ditinggal.

"Biar dibawa Galih,"

Raf memberikan kunci motornya pada Galih yang sedang berada di lapangan. Kemudian, ia mengemudikan mobil An. Chika dan Freya melihat kanan kiri. Barangkali menemukan Shila yang sedang menyendiri. An menghubungi telepon Shila. Tetapi tidak diangkat.

Mereka berempat berpencar ketika sudah sampai di taman. Setiap taman sudah mereka cari. Akan tetapi, Shila tidak ada di sana. Tempat-tempat lain yang terlihat sepi pun sudah mereka putari. Tetapi, tetap saja Shila tak ditemukan.

Hujan rintik-rintik membasahi seragam putih abu-abu mereka. Walau begitu, mereka tetap tidak mau berteduh. Apalagi An. Karena hanya ia satu-satunya yang tahu masalah sahabatnya itu.

"Kalian mending pulang aja, biar gue yang cari." ucap Raf kencang karena hujan mulai deras.

"Nggak, gue nggak mau pulang sebelum Shila ketemu." Freya bersikukuh.

"Lo kalau mau pulang, pulang aja. Nggak apa biar kita cari bertiga," ucap Chika.

Kalau tidak sedang dalam suasana seperti ini, pasti Raf sudah mencibir Chika. Jelas saja, Chika terlihat sok jantan. Padahal kan betina. *eh

"Yaudah biar gue anter Freya sama Chika aja." ucap Raf yang kemudian menatap Freya dan Chika. "Kalian gue antar pulang. Pasti orang tua kalian nyariin kalian, kan? Lagian kan rumah kalian jauh."

Benar kata Raf. Bahkan, Freya dan Chika belum izin kepada orangtua mereka. Kalau An, ya nggak usah dibahas juga sih. Orangtuanya tidak ada di rumah.

"Yaudah, ayok nganter mereka pulang." perkataan Raf mulai melembut pada Andin.

Freya dan Chika pulang diantar Raf. Seragam mereka sudah basah kuyup. Begitu juga dengan An dan Raf. Tetapi, An yang keras kepala tetap tidak mau diajak pulang. Ia bersikeras mencari Shila.

"Mau cari ke mana lagi?" tanya Raf saat sudah kembali mengantar Freya dan Chika.

Ia melihat wajah An sudah pucat. Gadis itu tak menjawab. Tubuhnya menggigil.

"Keras kepala," cibir Raf. "Gue antar pulang ya?"

An mendelik kesal. Ia menatap Raf tajam.

"Nggak,"

Telah BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang