Part 10

17 5 0
                                    

Saat pulang sekolah, Andin menunggu Chika di depan kelasnya. Hari ini mereka akan meminta acc yang belum selesai.

"Kita ke ruang OSIS?" tanya Chika yang sudah berada di depan An.

"Iya. Gue harus ngambil proposal dulu."

"Yaudah ayok. Gue rindu ruang OSIS ni," ucap Chika.

"Kayak apa aja."

Di ruang OSIS, An sama sekali tidak mendapati Raf. Padahal tujuannya ke sini juga ingin bertemu dengan pria itu.

"Eh, tumben Andin ke ruang OSIS." kata Eva.

"Emang gue nggak pernah ke ruang OSIS ya?" tanya An seraya meletakkan tas punggung di karpet.

"Kalau nggak ada Raf kan nggak mungkin ke sini." cibir  Clara yang tiba-tiba muncul di balik Andin.

Iya. Emang gue ke sini mau nyari Raf juga, batin Andin. Ia duduk di karpet bersama yang lain. Hanya ada sekitar 10-an orang di ruangan tersebut.

"Lo mau nyari proposal?" tanya Clara yang ikut duduk di dekat An.

"Iya. Lo bawa nggak?" tanya An sambil mengeluarkan buku bidang dari dalam tasnya.

"Enggak. Kayaknya dibawa Raf deh." jawab Clara.

"Laah-- kok bisa? Dia kan KP, ngapain juga ngurusin proposal?" bukan An yang bertanya. Melainkan Chika.

"Mau fotokopi surat peminjaman katanya." tutur Clara.

"Kan acc-nya belum selesai. Mana bisa minjam peralatan?" An bertanya bingung.

"Dia cuma minta duplikat daftar peralatan yang dibutuhkan aja." jelas Clara.

Andin hanya ber'oh' ria. Ia mengeluarkan ponselnya sembari menunggu Raf. Tidak ada Raf membuatnya kesepian. Padahal di ruangan tersebut ramai. Yang dapat dilakukan Andin hanya menscroll timeline instagram.

Walau kelihatannya ia fokus pada ponsel, tetapi saat teman-temannya membicarakan Pak Kepsek dan Agam, ia memasang telinga lebar-lebar. Padahal ia bukanlah tipe orang yang suka menguping. Hanya saja perihal yang dibicarakan anggota OSIS yang lain membuatnya ingin tahu.

"Lo tahu nggak, masa' pak Kepsek mau lengser." ujar seseorang yang dari tadi hanya diam.

"Eh, yang bener? Kata siapa?" tanya yang lainnya.

"Denger-denger sih gitu. Banyak juga kok guru yang membicarakannya pas di ruang guru." terang orang yang pertama tadi.

"Gara-gara korupsi gitu ya?" Clara mulai ikut-ikutan.

"Iya sih. Tapi katanya juga gara-gara Agam,"

"Emang Agam kenapa?"

"Nggak tahu juga sih. Kayaknya sebab tingkah laku Agam. Mungkin para guru melapor kalau Agam suka merokok, bolos pelajaran, padahal kan anak kepsek."

Obroloan para penggosip terhenti ketika seseorang masuk ke ruangan OSIS. Orang tersebut adalah Raf bersama dengan Dani.

An langsung tersenyum. Tetapi, ia berusaha menutupinya. Chika yang menyadari akan hal itu menyikut lengan Andin seraya memperlihatkan cengirannya.

"Apaan sih?" dengus Andin.

Chika hanya mengode menggunakan gerakan mata. Yang An sendiri tak tahu apa maksudnya.

"Eh, Raf mana proposalnya?" tanya Andin.

"Ini," Raf menyerahkan proposal yang belum terjilid.

"Jadi ini acc-nya kurang siapa aja?"

Telah BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang