Part 12

21 6 0
                                    

"Gue tahu." ucap Agam

Andin mendongak. Menatap manik mata pria di hadapannya.

"Gue tahu itu bukan gara-gara Raf. Gue juga tahu lo nggak ada apa-apa sama Raf. Iya, kan?" katanya. "Yaudah sana balik kelas! Besok gue nggak jemput lo kok."

Agam berjalan santai menuju kelasnya. Sedangkan Andin berjalan gontai menuju kelasnya juga.

Baru sampai di depan kelas, Fira sudah merecoki Andin. Seperi biasa, ia memanas-manasi Andin dengan mulut pedasnya itu.

"Waaah kemarin sama Raf, sekarang udah ganti ya? Wah wah,"

Andin menatap Fira dengan tatapan tajam. Fira membalasnya dengan melotot. Seraya kedua tangannya dilipat di depan dada. Andin berjalan menuju bangkunya. Tetapi kaki Fira yang sengaja diangkat membuat An tersungkur. Tawa seisi kelas meledak.

Gadis itu bangkit. Ia menatap Fira dengan tajam. Ingin sekali ia mencakar wajahnya yang sok cantik itu.

Akan tetapi, Andin tak sejahat itu. Ia kembali berjalan menuju bangkunya. Fira yang melihat itu geram. Ia ingin menjambak rambut Andin. Namun, bel masuk membuatnya tak bisa melakukan hal tersebut.

Ketika istirahat, Andin seperti biasa berjalan ke kantin sendirian. Sebenarnya ia malas ke kantin hari ini. Karena tidak ada Chika dan Freya. Apalagi Shila. Tetapi, perutnya minta diisi karena pagi tadi ia hanya makan selembar roti selai dan susu.

Andin memesan siomay dan es jeruk. Ia duduk sendirian. Tiba-tiba saja ada seseorang yang duduk di hadapannya. Iya, dia adalah Agam.

Agam menopang dagunya dengan tangan kanan. Ia terus memerhatikan Andin yang sedang makan. Walaupun Andin tidak menghiraukan kehadiran Agam.

"Gue mau tanya dong,"

"Apaan?" Andien bertanya sambil mengunyah siomay di mulutnya.

"Lo suka ya sama Raf?"

Pertanyaan itu membuat Andin tersedak. Ia segera mengambil es jeruk di sampingnya. Lalu menyeruput es jeruk itu. Pandangannya dialihkan ke Agam. Ia menatap pria itu lekat-lekat. Mengerutkan dahi.

"Kata siapa?"

"Yee-- gue kan nanya. Bener nggak sih?"

"Apaan sih? Nggak juga!"

"Beneran? Syukur deh,"

"Ha?"

"Jangan dekat-dekat sama Raf."

"Kenapa?"

"Dia orangnya nggak baik buat lo."

"Baik kok. Dia selalu bantu gue. Dia selalu temenin gue. Dia selalu ngajarin gue belajar. Pokoknya dia selalu ada kok buat gue."

"Pokoknya jangan dekat-dekat lagi."

"Apaan sih lo? Baru kenal juga udah ngatur-ngatur!"

Andin kesal. Membuatnya tak nafsu makan lagi. Ia beranjak ingin kembali ke kelas.

"Mau ke mana?"

"Kelas,"

"Sini aja."

"Nggak!"

"Yaudah nanti pulang sama gue aja, ya."

Belum sempat Andin menolak, Agam sudah beranjak pergi. Padahal kan seharusnya yang pergi duluan dia. Bodo ah! Lagian ia juga bisa nanti pulang nggak usah ke parkiran. Langsung ke halte aja.

Eh-- nanti kan ia harus rapat OSIS. Ia mengembangkan senyuman. Pasti di sana  ada Raf.

Saat di kelas, ketua kelas sudah berdiri di depan. Menunggu anggota kelas XI IPS 1 masuk semua. Kemudian, sang ketua kelas menyampaikan beberapa pengumuman.

Telah BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang