Saat berjalan ke parkiran, Agam suka sekali menjahili An. Membuat An mengerucutkan bibirnya. Yang semakin membuat Agam gemas.
Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata melihat kejadian tersebut. Ya, dia adalah Raf. Ia yang tak sengaja lewat bersama temannya justru melihat hal tersebut.
Sesampainya di depan rumah, An turun dari motor besar milik Agam. Ia mengucapkan terimakasih. Kemudian, masuk ke dalam rumah.
"Makasih ya," ucap An.
"Sama-sama. Udah sana istirahat aja,"
"Iya, hati-hati."
Sebelum Agam pergi dengan motornya, An sudah berbalik dan berjalan masuk rumah.
"Bi," An memanggil bi Inah yang biasanya jam segini masih ada di rumahnya.
"Eh, iya neng." jawab Bi Inah yang muncul dari dapur.
"Hari ini Bi Inah masak apa?"
"Neng Andin mau dimasakin apa memangnya?"
"Masak buat camilan aja yang banyak ya Bi. Nanti An mau pergi. Jadi, Bi Inah langsung pulang aja nggak papa,"
"Iya neng,"
Saat An akan naik ke kamarnya, bunyi bel pintu terdengar. Ia pun berjalan malas membukakan pintu.
"Eh, Raf?" An langsung menyunggingkan senyuman. "Ada apa? Sini masuk dulu,"
"Nggak, gue cuma mau tanya."
"Tanya apa?"
"Tadi pulang sama siapa?"
"Oh, tadi gue pulang sama Agam. Kenal kan?"
"Hm," Raf menghela napas. "Kalau pulang bilang dulu dong. Terus kalau udah tahu sakit ya nggak usah ke sekolah. Ngrepotin aja sih! Lain kali jangan diulangi lagi! Udah sana istirahat! Besok kalau masih sakit nggak usah ke sekolah!"
"Yaudah besok nggak ke sekolah. Tapi besok gue mau nyari Shila,"
"Biar gue aja sama temen-temen lo,"
"Kenapa sih, Raf?"
"Ya lo kan lagi sakit,"
"Alay banget deh! Orang yang sakit gue."
"Yaudah terserah lo aja. Gue mau balik. Kalau sakit jangan manja,"
Kemudian, Raf berjalan ke arah motornya. Lalu, melajukan motor besarnya itu.
Sebenarnya An kesal. Karena Raf marah bukan karena ia dan Agam boncengan. Padahal An sudah berharap Raf akan cemburu. Oke, kali ini ia mengakui. Memang ada sedikit rasa untuk Raf. Tapi nggak tahu apa itu. Yang jelas kalau rasa cinta, ia akan mengelak.
Malam harinya, Freya dan Chika datang ke rumah An. Tidak seperti biasa, mereka berdua datang dengan wajah datar.
"Kita bawa dua kabar buat lo." ucap Freya.
"Apaan?"
"Pertama kabar baik, kedua kabar buruk."
"Apaan sih?" An tak sabaran.
"Kabar baiknya, Shila udah ketemu."
"Beneran?"
"Dan kabar buruknya--" kini Chika yang berujar. "Dia ada di club."
"Apa?!"
"Iya, dia sekarang sedang minum-minum di club." Chika menegaskan.
"Kenapa nggak kalian ajak pulang sih?"
"An, lo tahu kan kalau kita nggak berani masuk tempat itu." kata Freya.
"Lha terus lo tahu dari mana kalau Shila ada di sana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Telah Berbeda
Teen FictionAn, seorang siswi SMA yang memiliki tiga sahabat perempuan. Yaitu Chika, Freya, dan Shila. Ia juga memiliki seorang sahabat pria. Namanya Raf. Dan ia terjebak dalam friendzone. Awalnya, semua biasa saja. Tetapi, ketika ayah tirinya diangkat menjadi...