BAB IV SEBUAH RASA

27 12 0
                                    


Itha masih terlihat pucat, walau mentari kini telah menampakan senyumannya. Pagi itu tepatnya pukul 06.30 Itha terduduk di kursinya sendirian. Nampak wajahnya masih pucat dan lesu. Tak begitu lama Nindy datang dan langsung menjahili Itha yang sedang menempelkan pipinya ke meja.

"Dooooor," Nindy berusaha mengagetkan Itha.

"Apaan sih Nind. Gak tau apa gue lagi Bad Mood,"

"Napa sih loe. Masih aja lesu. Matahari aja udah cerah nah wajah loe napa pucat gitu?"

"Gue masih syok tahu"

"Lah, gak ada ujan, gak ada angin. Tiba-tiba syok?"

"Loe gak tau aja Nin, Masa kemarin ada yang ngunciin gue di kamar mandi. Sejam lebih gue ke kurung. Mana gelap lagi."

"Oh... Kemari loe ke kunci di kamar mandi."

"Ia, Loe kemari kemana. Gue panggilin juga. Oh, atau elo yang ngerjain gue?"

"Ya elah Ta, Demi Asli gue gak ngejahilin loe. Malah kemarin gue panik nyariin loe."

"Demi Asli, Demi Allah keles."

"Maksud gue itu, tapi beneran itu bukan kerjaan gue."

"Lah mana mungkin loe gak tau, Kan gue ada di dalam kamar mandi trus loe ada di luar?"

"Jadi gini loe Ta...," Nindy menjelaskan kronologi kejadiannya.

"Nah pas gue balik ada cewek jutek banget. Gue tanya ada elo gak disitu. Dia bilang gak ada. Gue kirain loe udah masuk kelas. Eh gak ada juga. Gue kira loe mabal Ta. Sory ya."

"Ia gak papa. Tapi gue dari pertama masuk WC sampai loe kembali masih di dalam situ Nind."

"Berarti ada yang ngerjain elo tuh Ta. Mungkin gak suka kali sama loe."

"Nah, gue kan murid baru disini belum lama lagi. Dan gue gak ngerasa punya salah tuh."

"Oh, atau jangan-jangan...," Nindy mulai berspekulasi.

"Jangan-jangan apa?"

"Jangan Jangan itu kerjaannya geng STRINKY."

"Geng STRINKY. Gue kenal juga nggak malah gue baru tau."

"Itu loh anak-anak paling cantik di sekolah kita. Terutama si Rena anak IIS yang katanya primadona sekolah kita."

"Oh Rena-rena itu ya. Lalu apa urusannya sama gue."

"Asal loe tau, Rena itu dari dulu naksir abis sama Ian."

"Oh... Gue kan gak ada sangkut pautnya. Kenapa gue yang kena."

"Loe belaga pilon ya. Selama ini yang deket sama Ian kan cuman elo. Sedangkan Ian itu sangat tertutup sama cewek."

"Gak nyangka ya, orang kaya Ian yang naksirnya kelas kakap," Itha menyatakannya dengan penuh kelesuan dan muka yang agak merah.

"Emang loe gak tau. Ian itu sebenernya keren banget kalo gak pendiam kaya gitu. Pertama wajahnya cukup tampan. Kedua Ia anak Band bareng Dika cowok yang sangat Hits. Ketiga ia itu berpretasi. Ke empat ia itu berwibawa. Andai aja ia gak dingin mungkin gue juga kelepek-kelepek."

"Bisa aja loe."

"Cuer dahh... BTW. Kemarin gimana caranya loe bisa keluar."

Apa Itu Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang