Apa Itu Cinta?

BAB VII PENYESALAN

Hari kedua Sarah di kelas XI MIA 1. Rumor keberadaan Sarahpun kini sudah menyebar ke telinga seluruh penghuni sekolah tersebut. Wajar saja jika ada hal yang menarik isu-isu seperti ini sangat cepat untuk meluas. Apalagi ini mengenai cewek cantik pasti banyak menarik minat para pujangga. Sarah, gadis cantik baru di sekolah tersebut lantas menjadi perbincangan di semua kalangan baik itu kaum hawa apalagi kaum adam. Walaupun cuman 1 hari berita ini sudah menyebar ke seluruh penjuru sekolah.

Jika di urutkan kini yang tercantik di sekolah tersebut adalah Sarah, Kedua Renatha dan Ketiga Shinta. Bahkan Arif pun sempat kaget melihat perubahan dari Sarah. Ia jauh jadi jauh lebih cantik di bandingkan dulu walau pada dasarnya ia sudah cantik.

Pagi-pagi betul kelas XI MIA 1 sudah menjadi sorotan. Banyak siswa laki-laki yang bergerumun di sekitar kelas baik di jendela maupun di depan pintu. Bahkan ada yang sampai berani menggoda Sarah. Contohnya Dion anak MIA 4.

"Low, Perkenalkan Nama gue Aldion Permana. Sering di panggil Dion."

Siapa sih yang gak kenal Dion. Cowok ganteng, baik dan tajir. Saking baiknya ia sempat di cap playboy karena kebaikannya kepada seluruh cewek di sekolah tersebut. Dion juga merupakan Top List Cowok di sekolah tersebut. Jika di urutkan Dion berada di sepuluh besar Top List Cowok.

Dion menyodorkan lengannya namun di tolak halus oleh Sarah.

"Maaf, Nama saya Sarah."

"Sarah. Anak baru ya"

"Kok tau sih."

"Mmm... Mungking feeling aja. Karena baru kali ini aku melihat cewek cantik di sekolah ini."

"Biasa aja..."

"Mmm... Kamu menarik karena sikapmu."

"Makasih."

"Bolehkah aku main ke rumahmu sepulang sekolah."

"Mmm... Maapya... Kayaknya gak bisa deh..."

"Loh kenapa? Apa aku kelihatan orang yang kurang baik bagimu?"

"Eh, bukan begitu? Tapi orang tuaku agak kurang suka jika ada anak cowok main ke rumah."

"Mmm... It's Oke... Lain waktu pasti ortu mu perbolehkan aku main ke rumahmu... Aku pasti bisa memastikannya."

"Oh ya, kalau begitu aku gak akan melarang niatmu itu." Sarah tersenyum tipis dan manis.

Baru saja bertemu mereka sudah nampak akrab. Disaat itu ketika Sarah dan Dion saling melemparkan senyuman, Ian datang dan melihat hal tersebut. Ian langsung duduk melihat kemesraan antara Dion dan Sarah. Sarah duduk di bangku paling belakang. Entah mengapa, saat Ian melihat mereka hatinya terasa sakit. Tapi ia tak mampu mengungkapkan isi hatinya.

Jujur saja, saat itu Ian terasa bagai di sayat-sayat hatinya. Namun semuanya sirna saat Itha datang dan duduk di samping Ian serta langsung merangkul Ian dan bersandar di pundaknya.

Seakan segala luka dan sakit Ian sembuh saat Itha berada di sampingnya. Itha mulai menghirup napas dan mulai membaca bukunya sedangkan Itha masih bersender di bahunya Ian namun lengannya sudah memainkan ponsel miliknya. Tentu saja bagi siapapun yang melihatnya akan merasa iri karena pasangan yang serasi ini.

Ian kini sudah terpokus pada bukunya dan mencoba untuk tidak melirik Sarah. Sedangkan kini sarah mulai melirik ke arah Ian dan melihat Ian yang tengah mesra dengan Itha. Namun itu tak berlangsung lama karena Dion terus mengajak berbicara tentang berbagai Hal.