Chapter 12

3K 319 51
                                    

Shin Hye kembali mencoba keras berusaha membuka matanya yang terasa sangat berat untuk terbuka. Beberapa kali ia mencoba, tapi matanya terlalu sulit untuk di ajak bekerjasama, sampai akhirnya setelah percobaan kesekian kalinya Shin Hye berhasil mendapatkan kesadarannya.

Ia menatap sekeliling, mengamati tempatnya berada saat ini. Ia terbaring di agar ranjang besar dengan seprainya yang terasa begitu lembut menyentuh kulit.

Meskipun kenyamanan yang didapatnya saat ini hampir sama dengan apa yang didapatkanya ketika tidur di rumah Yong Hwa, tapi ia yakin tempatnya berada saat ini bukan di rumah Yong Hwa. Semuanya terasa berbeda dan Shin Hye tidak menyukai tempat ini.

Dan Shin Hye ingat, ia sudah meninggalkan rumah Yong Hwa cukup jauh saat itu. Sampai akhirnya seseorang membekap mulutnya dan membuatnya pingsan. Setelahnya Shin Hye tidak tahu apa yang terjadi sampai ia menemukan dirinya terbaring di ranjang besar ini.

Shin Hye baru akan mencoba duduk ketika sebuah suara mengagetkannya, "Akhirnya kau bangun juga," suara itu terdengar begitu dalam dan tegas membuatnya dengan cepat memandang ke arah sumber suara.

Di depannya, tepat di sofa yang terletak di ujung ranjang, Shin Hye bisa melihat seorang pria paruh baya dengan topi dan cerutu di tangannya duduk dengan santai, menyilangkan kakinya sambil sesekali menghisap cerutu miliknya.

Gayanya mengingatkan Shin Hye ketika ia menonton film-film koboi yang berakhir dengan adegan saling menembak.

"Siapa anda?"

Pria itu tersenyum tipis, lalu berjalan dengan santai menghampiri Shin Hye yang kini sudah bangun dari tidurnya.
"Perkenalkan namaku Jang Hyuk, aku adalah pemilik dari club ini."

Shin Hye mengedarkan pandangannya, mengamati dengan seksama tempatnya berada saat ini.

"Club? Club apa maksud anda?" tatap Shin waspada, sambil menghampiri pria yang kini berdiri di depannya. Pria itu tersenyum, senyum penuh kelicikan yang tidak Shin Hye sukai.

Tapi bukannya menjawab pertanyaannya, pria itu justru menyatukan kedua telapak tangannya bertepuk tiga kali secara perlahan. Sampai beberapa saat kemudian pintu kamar itu terbuka, membuat Shin Hye mengalihkan tatapannya dari pria itu ke arah sosok lain yang perlahan masuk dengan di bawa dua pria bertubuh besar di sampingnya.

"Paman," Shin Hye mencoba mendekat, tapi Jang Hyuk sudah lebih dulu menahan lengannya, "Lepaskan aku!" Shin Hye berteriak, hampir histeris melihat wajah Go Myung yang terlihat bengkak dan terlihat darah kering menghiasi beberapa bagian wajahnya.

"Apa yang sudah kau lakukan padanya? Lepaskan aku!!" Shin Hye kembali meronta, sayangnya cekalan tangan Jang Hyuk yang semakin kencang membuat pergerakannya terhalang.

"Kau lihat Go Myung, aku menemukannya. Dan lihatlah keponakan cantikmu ini justru mengkhawatirkanmu. Ia tidak tahu alasannya di sini justru karena dirimu."

Shin Hye berhenti meronta, menatap Jang Hyuk tidak mengerti, "Apa maksud anda?"

"Ayolah Shin Hye, kau masih tidak mengerti juga situasi yang kau hadapi saat ini?" Jang Hyuk menghisap cerutu, menghembuskan asapnya ke wajah Shin Hye. Ia terkekeh melihat Shin Hye yang terbatuk karena ulahnya.

"Pria itu... Pria yang kau sebut pamanmu itu adalah pria yang memiliki setumpuk hutang padaku. Dan karena ia tidak bisa membayar maka ia menjualmu untuk dijadikan pelunas hutangnya. Sayangnya ia justru tidak bisa membawamu padaku pagi tadi sesuai perjanjian, karena itu aku memberinya sedikit pelajaran agar tidak lagi mempermainkanku."

"Pelunas hutang? Aku?" Shin Hye menatap Jang Hyuk dan Go Myung bergantian. Tidak percaya dengan apa yang Jang Hyuk katakan.

Shin Hye tahu Go Myung memang bukan paman yang baik. Pria itu sudah sering memukulinya sejak kecil, memintanya bekerja keras setiap harinya bahkan pria itu juga yang menjual dan menghabiskan semua harta peninggalan kedua orang tuanya untuk bersenang-senang.

Tapi menjualnya... Menjadikannya pelunas hutang... Itu sesuatu yang tidak mungkin. Shin Hye satu-satunya keluarga yang dimilikinya begitu juga dengan Shin Hye, Go Myung satu-satunya keluarga yang dimilikinya. Keluarga tidak mungkin saling menghancurkan bukan? Shin Hye yakin Go Myung tidak akan setega itu padanya.

"Ini tidak benar kan paman? Apa yang pria itu katakan tidak benar kan? Kau tidak mungkin melakukan semua ini. Aku tahu kau tidak akan setega ini padaku."

"Sayangnya begitulah kenyataannya," sahut Jang Hyuk santai.

"Paman!!!" Shin Hye berteriak, "Jawab pertanyaanku! Pria ini berbohong kan?"

Go Myung menatap Shin Hye dengan marah, gadis sialan itu berani berteriak padanya. Kalau saja kedua tangannya tidak di pegang ia pasti sudah melayangkan tamparannya pada Shin Hye saat ini.

"Katakan paman, katakan kalau pria ini berbohong," Shin Hye terisak, perasaannya hancur ketika memikirkan kemungkinan yang dikatakan Jang Hyuk memang benar. Go Myung memang menjualnya dan ia takut menerima kenyataan itu.

"Iya... Aku memang menjualmu. Aku menjualmu untuk membayar hutang-hutangku," jawaban Go Myung membuat Shin Hye mematung di tempatnya, bagaikan tersambar petir mendengar kata-kata Go Myung yang di ucapkan tanpa rasa bersalah sedikit pun.

"Dasar gadis sialan. Seharusnya kau tidak pergi kemana-mana supaya aku bisa membawaku ke tempat ini sesuai perjanjian dan mendapatkan uangku. Tapi lihat apa yang sudah kau lakukan padaku? Gara-gara kau menghilang begitu saja, orang-orang berengsek ini memukuliku. Dasar gadis sialan!"

Makian Go Myung membuat Shin Hye menangis. Bukankah seharusnya ia yang memaki Go Myung karena menjualnya dan menjadikannya pelunas hutangnya? Tapi kenapa justru Go Myung yang memarahinya? Apa sebegitu tidak sukanyakah Go Myung padanya hingga membuat pria itu memperlakukannya dengan begitu kejam?

"Kenapa paman begitu tega padaku? Apa salahku padamu paman?" di tatapnya Go Myung dengan pandangan sedih, "Selama ini aku selalu melakukan apapun yang kau inginkan, tapi kenapa paman memperlakukanku seperti ini?"

"Aku justru membawamu kemari agar kau bisa lebih cepat mendapatkan uang," jawab Go Myung santai, "Di tempat ini kau tidak harus melakukan pekerjaan berat lagi. Kau hanya cukup duduk dan orang-orang akan mendatangimu, memberimu berapapun uang yang kau inginkan. Dan kau akan mendapatkan kenikmatan yang tidak pernah kau bayangkan. Bukankah aku sangat baik padamu? Aku membantumu sayang. Jadi kau tidak harus bekerja sebagai pencuci piring atau pengantar susu lagi, kau akan mendapatkan banyak uang disini."

"Berengsek mau paman!! Pergi saja kau ke neraka!!"

Shin Hye merangsek mencoba mendekati Go Myung, sayangnya lagi-lagi Jang Hyuk sudah lebih menahannya.

"Sudah cukup! Aku bosan melihat drama yang sedang kalian mainkan. Bawa pria berengsek itu keluar," perintah Jang Hyuk pada kedua anak buahnya lalu kembali menatap Shin Hye, "Sudah selesai berbicara dengan paman berengsekmu sekarang dengarkan aku," Jang Hyuk menatap Shin Hye tajam, "Mulai sekarang kau adalah milikku dan kau akan melakukan semua yang kuinginkan sampai kau bisa mengganti uang yang telah kukeluarkan untuk paman berengsekmu itu."

"Aku akan membayarnya. Tapi lepaskan aku, aku mohon."

Jang Hyuk tertawa. Dasar bodoh! Bagaimana Shin Hye akan membayar hutang Go Myung yang begitu banyak hanya dengan bekerja serabutan seperti itu? Jang Hyuk sudah menyelidiki Shin Hye sebelumnya dan ia tahu persis bagaimana gadis itu bekerja mati-matian untuk membayar hutang Go Myung selama ini.

"Aku memberikanmu pekerjaan yang mudah cantik, pekerjaan yang cepat dan bisa membuatmu menghasilkan banyak uang dalam waktu singkat."

Jang Hyuk mengelus pipi Shin Hye dengan ujung jarinya. Ia sangat menyukai Shin Hye sejak Go Myung memperlihatkan padanya. Jiwa bisnis dalam dirinya langsung memberitahunya bahwa Shin Hye akan menghasilkan banyak uang untuknya. Dan sekarang setelah melihat Shin Hye dari jarak yang begitu dekat, Jang Hyuk yakin prediksinya tidak akan salah.

"Apa sebenarnya maksudmu?" tanya Shin Hye. Sebenarnya ia sudah tahu apa yang akan pria itu katakan saat ia bertanya seperti ini. Tapi Shin Hye tetap bertanya, berharap ia akan mendengar jawaban yang berbeda dari pria itu.

Sayangnya... Meskipun sudah memprediksi jawaban yang akan di terimanya, Shin Hye tetap saja tidak bisa menyembunyikan keterkejutan dan rasa takutnya mendengar jawaban langsung dari pria itu.

"Aku akan menjadikanmu pelacurku."

_____
(190118)

Give Me a BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang